Jan 18, 2016

Pemilih

Duo bocah saya ini kalau masalah makan alhamdulillah nggak terlalu ada masalah. Kalau dibilang pemilih juga tidak terlalu hanya masalah selera saja. Mas Ziandra penyuka gurih dari pada manis, walau tidak berarti yang manis-manis ditolak. Kalau Adik Zianka justru sebaliknya.

Tapi makannya anak-anak ini juga tergantung mood. Ziandra sering menolak kalau ditawari buah, tetapi misal ada buah nganggur di kulkas tiba-tiba abis aja, hehehe. Kadang ini yang membuat orang langsung judgement kalau Ziandra termasuk tipe pemilih.

Saya sebenarnya nggak masalah dengan hal diatas, karena orang terkadang mudah menilai sebelum benar-benar tau atau mengenal. Hanya terkadang nggak enak itu kalau diiringi dengan omongan, gimana mau gemuk kalau nggak suka ini itu... Atau nanti sakit-sakitan loh kalau nggak suka makan.

Duh, berasa didoain yang nggak enak.

Tanggapan saya cuman mesem aja sih, karena saya tau anak saya bukan tipe pemilih. Lah wong makan apa aja mau kok. Emaknya ini bingung masak tiap hari bukan karena bingung anaknya milih makanan, tapi bingung variasikan masakan supaya nggak itu lagi itu lagi, hehehe.

Kalau kata suami ada benarnya kalau anak-anak ini tipe pemilih makanan, karena seringnya kalau pas ngandok gitu dan makanannya ternyata kurang enak mereka pasti nggak habis atau bahkan nggak mau makan. Milihnya yang enyak-enyak. Hehehe. Jadi kadang yang menjadikan kita akan kembali ke sebuah rumah makan itu adalah anak-anak, mereka lah yang jadi pemilih untuk kami.

Oia, dan kalau di tanya "kok anaknya suka makan segala makan sayur?"

Saya sebenernya bingung mau jawab ya gimana, karena saya nggak ada trick khusus. Anak-anak saya alhamdulillah ASI semua, eksklusif 6bulan dan berlanjut sampai 3tahun untuk Ziandra dan 2tahun untuk Zianka. Setelah masa ASI eksklusif itu anak-anak langsung saya perkenalkan MPASI home made. Saya buat sendiri bukan yang kemasan. Dari situlah saya perkenalakan berbagai macam sayuran. 6bulan pertama MPASI semua tanpa gula dan garam, tanpa gorengan walaupun menggunakan unsalt butter, tanpa mengenal keju, bahkan susunya tetap hanya ASI tanpa tambahan susu lain.

Begitu 1tahun, saya kenalkan masakan rumahan, karena ASI lumayan berkurang mulai saya kenalkan UHT tapi tidak menjadi minuman yang harus diminum tiap hari, hanya sesekali saja. Semacam cemilan untuk mereka. Masakan rumahan saat umur 1tahun pun tidak saya bedakan dengan apa yang saya dan ayahnya makan sehari-hari hanya saja pemberian minyak, gula garam yang lebih sedikit sesuai kebutuhan mereka.

Oia, satu hal lagi. Sejak MPASI saya lebih sering memberi anak-anak makanan padat. Saat usia 6bulan ya masih nasi tim dengan sayuran yang di haluskan sampai benar-benar halus. Tekstur kekasaran meningkat tiap bulan hingga usia 1tahun siap makan nasi. Dan ya makannya bukan yang berkuah-kuah, biasanya menu berkuah adanya setiap sabtu minggu. Yang terpenting anak tetap banyak minum air putih. Setelah satu tahun menu rumahan yang saya kenalkan langsung tumis-tumisan, bukan sup. Menu semacam sup, bayam, sayur asem, soto, rawon tetap disajikan di sabtu-minggu.

Itu saya lakukan pada duo krucils, alhamdulillah mereka bukan termasuk anak yang pemilih makanan juga bukan anak yang kalau makan harus ada kuahnya.

2 comments:

  1. Wah ziandra sampe 3 thn asinya heheee. Tapi betul kdg kita mau masak yg variatif..sehat slalu yah utk ziandra dan zianka :)

    ReplyDelete