Dec 26, 2014

Kritik boleh, tapi jangan anonim.

Beberapa waktu lalu, saat blogwalking ke 'rumah' mba' Elsa ternyata sedang membahas tentang salah satu komentar yang menurut saya sih lumayan 'pedas'. Tapi ada satu hal lain yang saya sesalkan selain 'pedas'nya kritik itu, yaitu yang mengkritik hanya bersembunyi dibalik nama anonim.

Namanya  juga sesuatu yang kita tampilkan di ranah publik, tentu kita harus siap dengan konsekuensi apapun yang akan mengikuti. Walau terkadang tak jarang muncul kalimat pembelaan semacam 'blog-blogku sendiri, terserah aku donk mau nulis apa!'. Memang tak jarang blog atau mungkin socmed lainnya dianggap sebagai 'rumah maya' bagi sebagian orang, namun nggak sedikit yang lupa bahwa socmed ini seperti mulut, ketika dia sudah terbuka maka nggak menutup kemungkinan jika orang yang seharusnya tidak mendengar ikut mendengarkan, dan bisa menimbulkan reaksi akan itu. Kalau salah bicara, bisa kena tegur bahkan kalau sampai parah bisa kena tempeleng.

Dec 25, 2014

Bukan Review Film : The Equalizer

Setelah memiliki anak, saya bisa dikatakan tidak lagi pernah sambang ke bioskop. Bukan karena apa, tapi setiap saya pergi, krucils sudah dipastikan akan ikut. Walau rumah mertua hanya berjarak satu blok tapi entahlah, saya belum terbiasa meninggalkan anak-anak bersama mereka. Terlebih hanya untuk sekedar nonton bioskop. Bukan karena tidak percaya pada mertua, hanya saya ya saja yang sepertinya nggak bisa jauh dari anak-anak. 

Akhirnya, kembali ke kebiasaan lama yaitu nonton dvdnya saja sambil selonjoran plus ngemil pisang goreng atau ubi kukus. Tentunya beberapa film (tepatnya: mostly) tidak bisa ditonton saat anak-anak masih terjaga. Jadi waktu nontonnya adalah malam hari. Kadang sambil nunggu suami pulang kerja, atau berdua suami saat weekend.

Film yang weekend lalu saya tonton bareng suami adalah The Equalizer. Pilihan saya, yang diamini suami. Kadang kalau nggak diamini bisa jadi dia tetap ikut nonton, tapi berujung dengan terdengarnya dengkuran halus. :))

Memulai lagi.

Rasanya sudah lama saya tidak menuliskan apapun yang ingin saya tuliskan, apapun yang tiba-tiba saja melintas di otak dan (atau) hati saya. Bukan karena tidak ingin menuliskan, tapi entah mengapa sejak beberapa saat lalu saya mulai banyak pertimbangan dalam menulis. Sekali lagi, entah mengapa.

Jika dibilang tidak ingin, tentu saja ingin. Tetapi seperti ada ganjalan tersendiri saat saya ingin menuliskan apapun itu yang ingin saya tulis.

Satu solusi (sementara) yang disodorkan seorang sahabat, coba buat blog baru! Dan, fiolaaaa! Inilah blog baru (sementara) saya. ;)

Mari mulai menulis lagi. Apapun, yang ingin ditulis tentang apapun yang terlintas di otak dan (atau) hati.