Oct 4, 2019

Stimulasi Mengasah Empati dan Kemampuan Menyelesaikan Masalah di Bebeland

Ketika anak memasuki dunia sekolah, mungkin tak sedikit hal yang kita harapkan pada anak kita, terutama yang berhubungan dengan prestasi di sekolah. Ketika anak diikutkan dalam suatu lomba tak jarang yang kemudian heboh adalah orang tuanya. Ya, semua orang tua pasti akan sangat bangga ketika anak memiliki prestasi.
Tapi, apa benar prestasi itu begitu penting?

Saat Ziandra paud, awal masuk yang menjadi masalah saya adalah bagaimana dia bersosialisasi. Dia tidak bisa langsung berbaur dengan lingkungan barunya, dan awalnya saya kira ya itu biasa terjadi pada anak kecil. Tapi hal yang berbeda terjadi pada adiknya, di mana si Adik terasa lebih mudah mendapatkan teman baru ketika memasuki lingkungan baru.

Satu hal bisa dikatakan mulai menjadi PR saya untuk mengetahui mengapa dua anak ini begitu berbeda, dan pastinya mencari tau lebih baik dan buruk dari masalah tersebut.

Ziandra bisa dikatakan lebih cepat dan mudah dalam menerima pelajaran, dibandingkan adiknya. Tetapi masalah bergaul dia sungguh berbeda dengan adiknya. Kata orang, kemampuan anak tentu berbeda-beda, tidak bisa minta disamakan semua. Tapi tetap saya sedikit was-was dengan "kekurangan" Ziandra tersebut.


Dan kemarin saat hadir di acara Bebeland yang diadakan oleh Bebelac di Tunjungan Plaza Surabaya, sedikit banyak hal yang saya coba cari tahu selama ini mendapatkan pencerahan.

Dijelaskan bahwa kemampuan anak itu tidak hanya IQ (Intelligence Quotients) tetapi juga EQ (Intelligence Quotients). Mungkin selama ini yang kita tau tentang IQ dimana anak akhirnya didorong untuk belajar dan belajar kemudian mendapatkan nilai terbaik di sekolah. Tapi apakah nilai yang bagus saja cukup? Ternyata tidak!

Ya, IQ saja tidak cukup tetapi yang tak kalah penting adalah EQ pada anak, dimana anak bisa lebih bisa menguasai pengendalian atas diri dan emosinya serta bagaimana anak dapat berempati terhadap lingkungannya.


Punya anak tidak sekedar memberinya nutrisi terbaik, dan menyekolahkannya di sekolah dengan baik saja, tapi bagaimana kita sebagai orang tua juga melatih dia untuk berada di tengah-tengah lingkungan nantinya.

Jika untuk meningkatkan IQ anak bisa diajak belajar, bagaimana untuk meningkatkan EQ.

Nah, di Bebeland kemarin ada berbagai kegiatan yang tidak hanya melatih anak untuk meningkatkan IQ atau cara dia menyelesaikan masalah, tetapi juga menstimulasi empati anak. Wahana-wahana seru tersebut adalah wahana yang direkomendasikan oleh Roslina Verauli.

Ada tiga bagian dari wahana-wahana yang ada di Bebeland dengan tujuan masing-masing, yaitu
- BebeTown : Temukan solusi untuk memperindah kota kita
- BebeForest : Temukan solusi untuk melestarikan hutan kita
- BebeSea  : Temukan solusi untuk menyelamatkan laut kita

Pada tiap bagian tersebut akan ada beberapa misi yang harus diselesaikan oleh anak-anak. Untuk menyelesaikan masalah, secara tidak langsung anak telah distimulasi baik motoriknya juga kemampuannya menyelesaikan masalah dan yang tak kalah penting adalah empatinya.

Seperti pada bagian BebeTown anak akan diajak untuk membantu warga kota yang sedang bermasalah pada listrik (Light the City) dan matinya jam kota (Fix The Hear). Sebelum memulai permainan, anak-anak akan diajak oleh kakak-kakak yang siap sedia dimasing-masing wahana untuk setidaknya menstimulasi mereka.
Seperti saat memperbaiki matinya listrik di kota, anak-anak akan diajak untuk menyelesaikannya secara bersama-sama dengan mengayuh sepeda yang nantinya akan dapat menyalakan listrik. Atau saat jam kota yang mati, anak-anak akan diajak untuk menyusun gear yang terlepas, sebelum menyusun gear anak-anak akan diberikan stimulasi dengan cerita mengapa sih kok harus menyusun gear. Itu dilakukan untuk membantu warga kota agar jam bisa berfungsi kembali.


Selain di bagian BebeTown, di bagian BebeForest dan BebeSea anak-anak juga diajak untuk peduli pada lingkungan, yaitu hutan dan laut.

Di BebeForest, ada 3 wahana, yaitu Rescue the Cat, dimana ada kucing yang naik keatas pohon dan tidak bisa turun. Di wahana ini anak-anak diajak untuk mencari solusi menyelamatkan kucingnya, dimana mereka kemudian harus naik keatas pohon secara bergantian. Selain itu ada wahana dimana mereka harus mencarikan jalan yang benar untuk seekor anak rusa agar bertemu dengan induknya (Find the Way) dan mereka juga harus memberi makan hewan-hewan sesuai makan yang cocok di wahana Feed The Animals.


Selain di hutan, anak-anak juga diajak peduli dengan masalah yang ada di laut. Seperti bagaimana melestarikan penyu dengan menolong penyu yang baru menetas untuk menuju laut (Preserve the Turtle).

Dan mereka diajak untuk peduli dengan makin berkurangnya terumbu karang dengan cara menanam terumbu karang baru (Coral Savior). Selain itu, anak-anak juga diajak menyelamatkan teman mereka yang terdampar di pulau (Helping Friends).

Terkadang kita sebagai orang tua hanya fokus pada IQ dimana mungkin hasilnya memang bisa langsung dilihat dengan prestasi anak-anak di sekolah. Tapi apa itu cukup?

Ya, tugas sebagai orang tua tentu masih panjang seiring dengan bertumbuhnya anak. Memberikan mereka stimulasi tidak hanya terkait dengan IQ tetapi yang tak kalah penting adalah EQ.

Bebeland yang dihadirkan oleh Bebelac memberi saya beberapa contoh simple bagaimana menstimulasi empati pada anak. Berbagai hal yang bisa juga kita temukan dalam keseharian dan tentunya hasilnya mungkin tidak langsung bisa terlihat namun, insyaAllah pasti berguna untuk anak di masa depannya.

No comments:

Post a Comment