Sep 22, 2017

Melepas anak.

Kemarin saat hadir di satu acara parenting, ada tentang stimulasi perkembangan anak. Salah satu hal yang harus dilakukan orang tua adalah membiarkan anak memiliki pengalaman sendiri. Membiarkan anak memiliki pengalaman sendiri artinya melepaskan anak, dalam artian membiarkan anak mengeksplore dunianya pastinya tetap dengan pendampingan orang tua.

Beberapa orang, kadang merasa saya terlalu bebas melepaskan anak-anak tapi terkadang juga ada yang merasa saya terlalu protektif.

Memang untuk beberapa hal saya melepaskan anak-anak melakukan sesuatu, tetapi untuk beberapa hal saya tetap membatasi anak-anak. Seperti, saat anak-anak bermain dengan gunting. Saya sih biarkan tapi tetap dengan pengawasan, dan mereka bermain dengan guntingpun tetap saat usia sudah mencukupi.

Terkadang beberapa orang ketika melihat polah anak saya yang suka panjat-panjat dan loncat-loncat mengingatkan saya, "mbak itu loh anaknya, nanti jatuh". Kadang saya cuman senyumin... Tetapi kadang juga saya jawab, "nggak apa, kalo udah jatuh kan akhirnya tau rasanya biar nggak diulangi." Hahaha, padahal mah emaknya ini kadang sengaja memalingkan muka saat anaknya mulai berpolah aneh karena juga dag dig dug kalo anaknya kenapa-kenapa.

Tetapi saat membiarkan anak main diluar rumah, atau ke rumah tetangga nggak melulu saya kasih selama saya tidak bisa mendampingi. Atau ketika anak-anak berangkat dan pulang sekolah atau ngaji tetap saya antar walau jarak dengan rumah terbilang dekat, saya tak melepas sendiri.

Ziandra dan Zianka sejak usia 3thn lebih, mendekati 4thn mulai saya lepaskan untuk ke kamar mandi sendiri saat BAK dan kemudian meningkat sampai mandi sendiri. Sekarang saat Ziandra usia jelang 6 thn sudah bisa mulai dari mandi, hingga berpakaian sendiri.

Nah ada 1 hal yang saya mungkin agak terlambar melepas Ziandra, tetapi sudah mulai dilakukan di sekolahnya. Yaitu mengambil makanan sendiri, jadi sesuai dengan porsi dan kemampuannya sendiri. Nah, itu juga ada dalam pembahasan parenting kemarin. Karena nggak jarang kan orang tua yang mengambilkan makan anaknya, porsi sesuai keinginan orang tua dan anak dipaksa menghabiskan. Mending kalo dikit ya, kalo melebihi keinginan anak?

Dan mulai beberapa hari ini saya menerapkan itu pada anak-anak ada pembelajaran lain yang didapatkan. Yaitu anak jadi tau bahwa apa yang diambil harus dihabiskan. Karena terkadang anak-anak ya... seperti orang dewasa kadang juga masih sih, makan sesuatu hanya karena ingin sedang kondisi perut sudah kenyang. Nah, karena itu akhirnya anak-anak mulai bisa membatasi rasa ingin.

Dan melepas anak ini bukan hanya butuh kesiapan anak, mungkin justru lebih dibutuhkan adalah kesiapan orang tua. Siap menerima bahwa anak melakukan belum sempurna, kadang akhirnya orang tua seperti harus dua kali kerja.

Ya... namanya juga cari pengalaman kan, karena masih belum berpengalaman tentu hasil belum sempurna. Tetapi dengan memberi kesempatan lagi dan lagi... membuat makin berpengalaman dan akhirnya bisa makin mendekati sempurna.

2 comments:

  1. waaah adik double Zi nya udah besaaar ya Tante
    udah sekolah kelas berapa??

    ReplyDelete
  2. aku kadang suka sebel kalo anak2 dikit2 minta diambilin atau apa gitu... pake tolong sih, tapi tetep aja sebel. Salahku juga sih tadinya emang gak berani lepas mereka

    ReplyDelete