Aug 19, 2017

Role Model

Segala hal, ya... Saya ulangi segala hal pasti ada pro dan kontra, selain itu juga pastinya memiliki resiko sendiri-sendiri. Sudah banyak hal yang akhirnya terkotak-kotak dan akhirnya satu sama lain bukannya saling menerima perbedaan malah berakhir judge dan merasa paling benar.

Kali ini, saya bahasnya masalah emak-emak dan pilihannya, yang pastinya sudah pada tau kan apa aja yang mengkotakkan para emak ini? Lahiran normal atau operasi, menyusui atau tambah sufor, gendong gak gendong, SAHM atau WM, calistung sejak kapan, masuk sekolah umur berapa, valsin tidak divaksin, dan buanyaaak lagi kalo yang gak sama dengan diri sendiri mau didebat. Hahaha.


Setelah kemarin sempat bicara tentang atitude penulis yang kemudian mempengaruhi pembelian karyanya. Sekarang sedikit dibalik, ketika seseorang sudah dijadikan model apakah tidak boleh melakukan kesalahan?

Hal menarik saya baca di status Mbak Okke 'sepatu merah' tentang salah satu artis yang lagi banyak terima komen di IGnya terkait pola makan yang diterapkan ke anaknya. Yang menarik dari status mbak Okke adalah kata-kata 'pro-choice' atau bisa diartikan 'suka-suka ibunya'. Dan mungkin saya mengamini juga pilihan mbak Okke.

Mungkin, yang akhirnya mengemukakan ketidak setujuannya pada apa yang dipilih oleh orang tua lain itu karena merasa ada yang kurang tepat. Terlebih saat yang melakukan adalah publik figure yang kadang menjadi contoh buat penggemarnya.

Nah ini hal lain yang menggelitik saya. Apa benar masih banyak orang yang ketika mengidolakan seseorang itu jadi buta akan kesalahan idolanya? Semudah itukah seseorang meniru apa yang dilakukan idolanya?

Mungkin untuk kasus anak muda yang mungkin masih mencari jadi diri mungkin ya. Lah, ini kan yang sedang dibahas seorang ibu. Apa semudah itu meniru orang lain dalam menerapkan ilmu parenting pada anaknya? Idolanya lahiran operasi (apapun alasannya) maka ada gitu yang kemudian memilih lahiran operasi juga? Yaaaa... tapi juga pilihan sih ya, walau tetep ngeganjel hati kalau masih ada yang begitu.

Seperti halnya yang baru ini lagi marak, pro kontra vaksin atau trennya terbagi jadi provaksin dan antivaksin. Saya yang sudah cukup males lihat perdebatan tentang ini akhirnya sempat mengomentari status teman yang galau dengan 'baca dari dua sisi dan lakukan sesuai dengan kata hati dan yang sesuai dengan pola pikirmu. Kalau ragu tinggalkan, tapi juga hati-hati dengan keraguan jangan sampai ragu karena terkena provokasi orang lain. Udah manteb pilih A, eeeeh ada yang kompor jadi galau dan akhirnya ditinggalkan.'

Kadang kalau mau kasar, nih yang pro dan kontra apapun itu  sebenernya sama aja kaya orang dagang obat yang bilang jualannya paling bagus, kemudian saling jatuhin satu sama lain.

2 comments:

  1. Aku pingin jdbibu ibu yang cool mb ing :D

    ReplyDelete
  2. hahaha setuju ma kalimat terakhirnya. Dulu sebel banget kalau lihat pro kontra kayak gitu. Tapi sekarang lebih ke heran aja. Kok senneg banget pro kontra yang gak jelas ujungnya

    ReplyDelete