Dec 17, 2016

Emosi.

Masa anak-anak tentunya masa dia mengenal banyak hal, termasuk banyak emosi yang harus dia salurkan. Bahagia, sedih, tertarik, marah, jengkel, dan masih banyak lagi. Tentu tugasnya orang tua bukan menaham emosi itu, tapi bagaimana menyalurkannya.



Zianka, saat ini bisa dikatakan lagi jadi anak yang gampang banget nangis. Dimarahin dikit, nangis. Nggak dibolehin sesuatu, nangis. Berebut dengan masnya, nangis. Kadang sampe emaknya jengkel sendiri. Hahaha. Apa didiamkan? Ya, nggak lah.

Beberapa kali, mungkin didiemin dulu, biar puas dulu nangisnya asal gak sampe meraung-raung. Setelah itu baru deh dikasih tahu, alasan kenapa kok dimarahin, kenapa kok nggak dibolehin. Tapi tetep kudu konsisten, terlebih kalo nggak ngebolehon sesuatu.

Dan untuk beberapa kali juga, tegur saat dia mulai mewek. Karena kadang nangis ini cuman jadi alesan aja, dan tentunya gak baik juga kalo semua masalah disikapinya dengan nangis. Nangis, gak apa-apatapi dikit-dikit nangis oooh no.

Biasanya, pengenalan emosi ini datang dengan sendirinya. Tiba-tiba anak jadi suka marah tanpa sebab, atau suka kepo berlebihan, suka nggak terima kalau nggak sesuai dengan harapannya berujung cemberut.

Seorang kerabat sempat memberitahu saya, "anakku sekarang lagi egois-egoisnya". Dan ya, itu benar terlihat ketika anak tersebut sedang bermain dengan anak saya. Tidak mau berbagi, bahkan untuk makanan yang sejatinya dibeli untuk masing-masing anak satu. Kalau dipaksa berbagi, berujung nangis yang sampai meraung-raung. "Seperti habis dianiaya," kalo kata suami, hehe.

Apa itu tidak apa-apa? Ya, awalnya tidak apa-apa. Tapi kalau dibiarkan terus menerus, ya akan menjadi apa-apa.

Munculnya emosi atau sifat baru yang ditunjukkan oleh anak itu merupakan kesempatan orangtua juga untuk menunjukkan mana yang baik dan tidak. Tanpa perlu menunggu contoh dari orang lain. Kalau dibiarkan, ya bisa terbawa terus... karena anak merasa hal itu boleh dan tidak ada larangan.

Pengendalian emosi, itu yang kudu jadi perhatian orang tua. Yang udah gedhe aja kadang masih butuh belajar, ya kan? Hehe

2 comments:

  1. Biasanya anak pun belajar emosi dari orang terdekat

    ReplyDelete
  2. Iyaaaa anakku jg gitu. Tiba2 gregetan esmosian. Lahhh?! Kok bisa gitu.
    Tapi ya tetep harus dididik supaya tetap dalam koridor. Masa mau jadi anak egois selamanya?

    ReplyDelete