tag:blogger.com,1999:blog-18949965546859525862024-02-08T12:36:23.901+07:00noningeAku dan Celotehanku
non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.comBlogger288125tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-44863493903580709622023-10-12T14:46:00.003+07:002023-10-12T14:49:53.033+07:00Perjalanan Ke Makam <span style="font-family: arial;">Sejak kedua orang tuaku meninggal, bisa dikatakan sudah jarang banget aku ke Malang. Bukan udah nggak pengen, tetep pengen tapi ada saja hal yang kemudian membuatku tidak bisa ke Malang. Mungkin bagi sebagian orang, Surabaya - Malang itu deket loh, Nge! Tapi ya, mau gimana lagi.<span><a name='more'></a></span></span><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Hingga akhirnya bulan September kemarin, secara mendadak bapak mertua meninggal. Ketika beliau meninggal entah mengapa semua kenangan tentang "rumah" Malang ter-recall kembali. Kehilangan bapak mertua, yang di beberapa bulan terakhir entah mengapa hubungan denganku menjadi lebih dekat. Aku yang mungkin dengan papiku sendiri tidak begitu dekat, namun entah mengapa Allah sedikit memberikanku waktu untuk sedikit ikut merawat bapak mertua.</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Sejak bapak mertua meninggal, tentunya ibu mertua atau suami beberapa kali mengajakku ke makam bapak mertua. Saat itu aku sempat berpikir, kakakku marah nggak ya? Saudaraku yang di Malang tersinggung nggak ya? Kok aku sering ke makam bapak mertua, sedangkan ke makam orang tuaku sendiri terakhir mungkin ya waktu mereka dimakamkan. </span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Walau saat menulis ini, aku bisa memastikan mereka tidak ada pikiran jelek tentangku.</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><b><span style="font-family: arial;">Baca juga : <a href="https://cyberdreambox.blogspot.com/2023/09/bakti.html" target="_blank">Bakti</a></span></b></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Mengapa aku bisa berkata mereka tidak ada pikiran jelek tentangku. Karena akhirnya ketika hari sabtu, awal Oktober kemarin ketika suami ada acara kerjaan di Malang, aku ditawari ikut. Di mana nanti aku bisa kemana aja di Malang selama dia lagi kerja. Dan ketika dia menawarkan hal itu, langsung aku iyakan. Aku pengen ke makam mami papi.</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Berangkat pagi, naik sepeda motor sampai terminal Purabaya dan kemudian lanjut nge-bus ke Malang. Sampai Malang, naik angkot. Aku sudah lupa dengan rute angkot, dan bodohnya nggak nanya-nanya dulu. Jadi ya modal nekat aja. Naik angkot dengan tanda AG, suami turun di hotel tempat acara kerjanya hari itu, dan aku lanjut ke makam. Bodohnya kan ketika suami udah turun di depan hotelnya, aku baru bilang pak supir aku mau ke Sukun (daerah tempat makam berada). Ternyata aku salah angkot harusnya naik GA. Akhirnya diturunkan pak supir di tempat aku bisa naik angkot GA.</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Apakah lancar? Hmmmm hehehehe, rasanya seperti berpetualang karena kebodohan diri sendiri. </span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Oke, akhirnya aku dapet angkot GA dan aku bilang "Sukun ya,Pak" tentu di jawab "ya, mbak!"</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Setelah angkot jalan, tentu aku berharap bapaknya akan berhenti nanti di depan pemakaman dan ngasih tau. Ternyata nggak! Bukan salah pak supirnya, karena ya aku kan tadi cuma bilang "Sukun ya, Pak." Pak angkotnya berhenti sampai ujung daerah sukun!! Kebablasan pemirsaaaaaah!!</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Ketika bapaknya bilang "sukun pojok mbak", aku turun walau bingung. Hahaha, dan baru menyadari kebodohanku. Kalo aku nggak bilang bapaknya turun di pemakaman. Akhirnya aku naik GA lagi dan bilang "Kuburan Sukun, Pak!", dan sepanjang jalan aku duduk dekat pintu keluar dan ngeliatin keluar terus supaya nggak kebablasan lagi. Hahahaha.</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Sebenarnya aku hafal betul letaknya, bahwa pemakaman sukun ini letaknya dibelakang pom bensin. Tapi entah kenapa hari itu seperti oleng aja gitu. Akhirnya ketika pom bensin, pak sopirnya berhenti. Hahaha, bener kan ingatanku. </span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Ketika turun, clingak clinguk doooonk aku. Mencari penjual bunga untuk di tabur di makam, dan tidak ada satu pun!!! Lah dalah, piye iki.</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Tapi ya masa' gara-gara bunga aku nggak jadi ke makam. Hehehe, lanjut lah. </span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Ketika sampai di makam, aku mencari Pak Harto, nama yang diberikan oleh kakakku. Belaiu ini yang membantu mengurusi makam, setidaknya menunjukkan letaknya ketika aku atau keluarga ada yang datang. Kemudian beliau juga yang akan menyuruh seorang temannya untuk membantu membersihkan makam ketika ada yang datang. Dibonceng beliau akhirnya aku ke makam mami dan papi. Tanpa membawa bunga, hanya air minum yang itupun sudah kuteguk seperempat.</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Makam papi sudah di kijing, makam mami belum, masih berupa gudukan tanah dengan banyak ilalang diatasnya. Jadi ketika pak Harto dan temannya membersihkan makan mami, aku duduk disamping makam Papi. Ku tuang sedikit air minum di tanaman yang dikanan kiri pojok atas makam. Aku hanya bisa duduk, terdiam. Ngomongnya dalam hati, papi pasti bisa dengerkan walau aku ngomongnya dalam hati. </span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Melihat ke nisan papi, tertulis tahun lahirnya 1923. Wow Pi, sekarang kalau papi masih ada udah 100 tahun ya umur papi. Kemudian melihat tahun meninggalnya papi, 2015. Nggak berasa ya Pi udah 8 tahun.</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Setelah Pak Harto selesai membersihkan makam mami, aku duduk disebelah makam mami. Sama, hanya berbicara dalam hati. Mami pergi, 1 tahun setelah kepergian papi dan di bulan kelahiran papi. Sesayang itu ya mi, sama papi.</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Entah kenapa, penyesalan itu ada. Tapi papi sama mami tentu nggak keberatan aku berbakti dan membantu suami untuk merawat mertua. Ya kan, pi... ya kan mi...</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Salah satu omonganku ke mereka... "Papi Mami kok ngerjain inge sih, dibikin salah angkot dulu, dibikin kebablasan dulu, nggak bilang kalo nggak ada orang jual bunga. Nyesel atuh nggak bisa tabur bunga di makam papi mami. Seneng bener gitu loh ngerjain anaknya, mentang-mentang anaknya nggak pernah ke makam, ya? Mana baterai HP habis lagi, kan aku jadi nggak bisa foto loh, padahal aku selalu dikirimi foto sama Lena kalo pas dia ke makam"</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Semua ceritaku diatas aku ceritakan ke Lena, kakakku setelah aku duduk di KFC Sarinah Malang, sambil nunggu suamiku selesai acara kantornya. Dan dia cuma ketawa. Aku bilang "aku loh nggak bawa bunga" dia bilang "halah... wes nggak apa-apa sing penting keinginanmu ke makam kan wes terlaksana toh"</span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Mbak Titieq sepupuku juga aku kabari kalo aku kemakam mami papi, yang ternyata dueket banget sama makam Mami Coba, tanteku, ibu mbak Titieq dan mbak Titin. Dan mereka langsung menghubungiku, ngasih tau aku harus menemui pak Harto. Padahal aku wes ketemu Pak Harto, hahaha. Dan ya, mereka tidak ada yang mempermasalahkan aku yang jarang mengunjungi makam mami papi. </span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Alhamdulillah, memiliki saudara yang begitu pengertian walau komunikasi tidak intens tapi tetap terjaga. </span></div><div><span style="font-family: arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family: arial;">Mi, Pi. InsyaAllah nanti lagi ya Inge main ke Malam. Suk mben lek nang makam, aku nggowo bunga tekan suroboyo ae, ndek kene cidek omah onok sing dodolan kembang! Hehehe.</span></div>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-57452574284309257302022-08-21T10:40:00.005+07:002022-08-30T19:33:12.488+07:00Bekal Sekolah - Sarapan menjadi seru bersama Kraft Quick Melt<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFoMKF84YknKp1dfHaj9lFGSokP4T8HkJGJlKKWxItKPo6Sj0dqsj65c25TQlEz_l-QW_SHbnqnYUp9kpSdz5MBV6aKLHH7-gmwrnkfnx--v2rCiXOtFZZ7E_1YRYsGJxbF2GpnmPEnXRUy8fBJA6qdkp_wkgoiTaoJ2osy35I_ptC3ef9uqfga5Y7gw/s1401/1661053096819.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFoMKF84YknKp1dfHaj9lFGSokP4T8HkJGJlKKWxItKPo6Sj0dqsj65c25TQlEz_l-QW_SHbnqnYUp9kpSdz5MBV6aKLHH7-gmwrnkfnx--v2rCiXOtFZZ7E_1YRYsGJxbF2GpnmPEnXRUy8fBJA6qdkp_wkgoiTaoJ2osy35I_ptC3ef9uqfga5Y7gw/s320/1661053096819.jpg" width="320" /></a></div><p><b>Bekal sekolah dan sarapan menjadi seru berkat keju Kraft Quick Melt</b></p><p>Tahun ajaran baru sudah dimulai sejak Juli lalu. Dua hal saya rasakan, lega dan antusias. Lega karena anak-anak akan mendapatkan pembelajaran dari sekolah secara normal kembali, dan antusias dengan rutinitas lama yang ikut terhenti sejak pandemi dan anak sekolah online atau pembelajaran jarak jauh. Rutinitas itu adalah rutinitas menyiapkan bekal. <span></span></p><a name='more'></a><p></p><p>Walau ya, ketika anak-anak sekolah online, tetap aja menyiapkan sarapan, camilan dan makan siang tapi rasanya menyiapkan bekal menjadi satu rutinitas yang berbeda. Karena ketika anak-anak sekolah online, masaknya sering kali terinterupsi dengan panggilan mereka karena nggak ngerti tugasnya atau sambungan yang kurang lancar. Pokoknya adaaaaa aja. </p><p>Menyiapkan bekal bisa menjadi satu me time tersendiri, karena rumah lagi sepi.</p><p>Dua anak saya bersekolah di sekolahan yang menerapkan pembelajaran full day. Berangkat dari rumah jam 06.30 karena masuknya jam 06.50 dan pulang jam 15.30. Benar-benar kegiatan seharian dihabiskan di sekolah.</p><p>Di sekolah sebenarnya ada kantin, dan juga ada catering. Namun karena catering tidak wajib dan rumah kami terbilang dekat dengan sekolah, rutinitas bekal tetap bisa dilakukan. Karena full day anak-anak membawa bekal 2, satu bekal dibawa ketika pagi bersamaan dengan berangkat sekolah dan satu lagi bekal siang. Bekal siang ini tidak mereka bawa sejak pagi, tapi saya antarkan saat mendekati jam istirahat siang mereka. </p><p>Bekal siang ini lebih bervariasi karena diantarkan siang dan mendekati jam istirahat. Lalu apakah bekal pagi tidak bervariasi? Tentunya tetap bervariasi, namun saya tentu memilih snack-snack yang penyediaannya cepat dan praktis. Untuk bekal pagi ini biasanya saya samakan dengan sarapan mereka.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfyRqT1938Mi3VF0hZjuTxGBx5e3uCRgTs-XPoCx9nHF46K5L4m09G4JaQP1B1L9-N0kNZLzlR-GgDAf6aS0NFrP9XY7rJUp3uBtKc6bEin8Tu_CR1vE2boQsP7bL5Wk5G9KffKuQwEFfj3wMYNnnhhL3ugjlETF4rFvy6Eg5bI79yuqDwOeSxX3JX_g/s1195/IMG_20220821_102615.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kraft Quick Melt" border="0" data-original-height="1195" data-original-width="1009" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfyRqT1938Mi3VF0hZjuTxGBx5e3uCRgTs-XPoCx9nHF46K5L4m09G4JaQP1B1L9-N0kNZLzlR-GgDAf6aS0NFrP9XY7rJUp3uBtKc6bEin8Tu_CR1vE2boQsP7bL5Wk5G9KffKuQwEFfj3wMYNnnhhL3ugjlETF4rFvy6Eg5bI79yuqDwOeSxX3JX_g/w270-h320/IMG_20220821_102615.jpg" title="Roti isi sosis keju & Bola-bola keju" width="270" /></a></div><p>Sekarang ini untuk menu menggunakan keju, saya lebih prefer menggunakan keju kraft quick melt, karena saat menggunakan keju kraft quick melt hasilnya akan bagus banget. Di mana keju cepat lelehnya, hanya dalam 3 menit, dan teksturnya sempurna, tidak terlalu encer atau cair. </p><p>Dan yang pasti keju kraft quick melt ini dari segi rasa sangat disukai anak-anak karena walau meleleh rasa kejunya tetap lezat dan gurih khas keju. Jadi terkadang saat weekend-pun menu-menu yang menggunakan keju kraft quick melt menjadi pilihan anak-anak sebagai menu sarapan, dimana mereka ikut membantu saat memasaknya.</p><p>Berikut saya coba bagikan 2 resep dari menu yang juga sering jadi bahan quality time memasak bersama anak-anak. Karena mereka yang paling semangat kalau menggunakan keju kraft quick melt.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6jC1VEpgW6oujQ9YOfusj3tYBv6r32WsRfcL3ULrSeAc2rgXPf3Xtw5idkh_mVC0DIy55sattxkOkVDbmIL_IGEl7lTuUUP82tiui-A4aQSz7zvdZfea_EIPMSmUMs5lbqhcRhjmocQGxpeXrvjzifmd8knwnZY_j-cMoKp9kniTPlK8SqEvqYmuqXA/s3373/IMG_20220821_083716_278.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3373" data-original-width="3372" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6jC1VEpgW6oujQ9YOfusj3tYBv6r32WsRfcL3ULrSeAc2rgXPf3Xtw5idkh_mVC0DIy55sattxkOkVDbmIL_IGEl7lTuUUP82tiui-A4aQSz7zvdZfea_EIPMSmUMs5lbqhcRhjmocQGxpeXrvjzifmd8knwnZY_j-cMoKp9kniTPlK8SqEvqYmuqXA/s320/IMG_20220821_083716_278.jpg" width="320" /></a></div><p><b>Roti goreng isi sosis keju </b></p><p><b>Bahan</b></p><p>- Roti tawar tanpa pinggiran (tipis-tipiskan)</p><p>- Sosis (belah jadi 2)</p><p>- Keju (pakai kraft quick melt)</p><p>- Telur (kocok lepas)</p><p>- Tepung roti</p><p><b>Cara membuat</b></p><p>- Roti yang sudah dipipihkan, letakkan sosis + keju bagian tengah.</p><p>- Lipat dan gulung sehingga tertutup semua bagian</p><p>- Masukkan dalam telur kocok</p><p>- Baluri dengan tepung roti</p><p>- Goreng sampai berwarna golden brown</p><p>- Siap disajikan :)</p><p><b>Tips</b> : Agar roti mudah dibentuk cubit bagian roti yang saling bertemu đ</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE5UNIfPpVT4NoCrWWtNvh1tye5Xwwjp6Fj5HI00bLUIzlvzfeqmZtEV421HAyZPzVDwbpV3_kFZx0RzC87U2Pt7_r1Q6y5da5EukwmefM8HZRl22YN0UrG5VYRGnt_aeZvOn7wV2-ymZO4px0wn8WYlJhP_76h-5PcufLmXdVF_b7akD9AdMvzY0ITw/s3472/IMG_20220821_075955~2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3470" data-original-width="3472" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE5UNIfPpVT4NoCrWWtNvh1tye5Xwwjp6Fj5HI00bLUIzlvzfeqmZtEV421HAyZPzVDwbpV3_kFZx0RzC87U2Pt7_r1Q6y5da5EukwmefM8HZRl22YN0UrG5VYRGnt_aeZvOn7wV2-ymZO4px0wn8WYlJhP_76h-5PcufLmXdVF_b7akD9AdMvzY0ITw/s320/IMG_20220821_075955~2.jpg" width="320" /></a></div><p><b>Resep bola-bola keju</b></p><p><b>Bahan</b></p><p>- Keju (kraft quick melt)</p><p>- Tepung terigu</p><p>- Telur (kocok lepas)</p><p>- Tepung roti</p><p><b>Cara membuat</b></p><p>- Potong keju kraft quick melt menjadi 8 bagian </p><p>(sesuai selera tergantung besar kecil bola-bola yang diinginkan)</p><p>- Bentuk bulat potongan keju</p><p>- Baluri tepung terigu</p><p>- Masukkan dalam telur kocok</p><p>- Baluri dengan tepung roti</p><p>- Goreng sampai berwarna golden brown</p><p>- Siap disajikan</p><p><b>Tips</b> : pastikan keju terbalur tepung dan telur dengan sempurna, gunakan api sedang. đ</p><p>Beberapa menu lain yang juga bisa dijadikan pertimbangan untuk menu sarapan atau bekal pagi anak-anak.</p><p>- Risol Mayo</p><p>- Bola-bola rambutan</p><p>- Siomay / Dimsum ayam isi keju</p><p>- Corndog</p><p>- Burger</p><p>- Hotdog</p><p>- Pisang Bakar Keju Mesis</p><p>- Sosis Lilit Mie</p><p>- Omelet mie sosis</p><p>Untuk resepnya aku bagikan kapan-kapan ya. Hehehe. Sementara dua ini dulu yang praktis, terlebih kalau kamu pakai keju kraft quick melt, hasilnya nggak pernah mengecewakan, anak-anak pasti suka, dan selain itu kandungannya yang pastinya bagus banget buat stamina anak-anak untuk menghadapi hari-hari mereka mengikuti kegiatan sekolah yang padat.</p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-60092260839885186432022-04-05T14:37:00.004+07:002022-08-20T14:05:50.364+07:00Menu berbuka âKraft Croletteâ menggunakan Keju Kraft Cheddar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4sQW0bPi2BjiYcNxI_WiwONY2UQRBgXOcJn1KlKj7Hmejrd-6Xs0VNzFu58ce5gRVbsjZkqSakabSw15fyptLsuamQiKZuMCsoLy4RUD6sb5CsfENoHiSm2AMmaaNUJnnpwT4qBK_8qRd01IWjooh4D1BVG6vaVLW3dolu3jBNaQNcjumdkLghgeJnQ/s1401/1649143911213.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4sQW0bPi2BjiYcNxI_WiwONY2UQRBgXOcJn1KlKj7Hmejrd-6Xs0VNzFu58ce5gRVbsjZkqSakabSw15fyptLsuamQiKZuMCsoLy4RUD6sb5CsfENoHiSm2AMmaaNUJnnpwT4qBK_8qRd01IWjooh4D1BVG6vaVLW3dolu3jBNaQNcjumdkLghgeJnQ/s320/1649143911213.jpg" width="320" /></a></div><div><br /></div><div><p>Karena rasa ingin tahu itu awal puasa kali ini kami sama-sama nungguin sidang isbath, nyimak tv sejak magrib. Biasanya mah boro-boro, seringnya ke masjid kalo ternyata besok puasa ya lanjut tarawih kalo nggak ya pulang deh.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p>Hal lain yang menarik kali ini adalah anak-anak saya libatkan dalam menyusun menu mingguan untuk takjil dan menu sahur dan makan malam. Ya, seminggu sekali, kalo langsung sebulan soalnya bakalan banyak mblesetnya. Hahaha.</p><p>Mereka tentu antusias banget, dan untuk menu berbuka atau takjilnya kami usahakan untuk buat sendiri, nggak melulu beli seperti tahun-tahun sebelumnya. </p><p>Anak-anak ikut membantu menentukan menu memang memudahkan tentu saja. Biar emak nggak kerjaannya mikir âbesok masak apa??â Hahaha. Tapi tentu tricky banget kan kalo anak-anak yang atur menu. Lebih ke apa yang mereka suka aja. Tentu menu gak jauh dari ayam ayam ayam cuma beda cara masak aja. Sayur mah kalau nggak dikasih ultimatum harus ada sayur bakal nggak masuk tuh ke list menu.</p><p>Begitupun menu berbuka atau takjil, emak kasih beberapa pilihan. Tapi anak-anak ini entah kenapa bisa aja buat menu yang didalamnya terselip keju.Seperti pisang karoma cokelat keju, atau siomay isi keju. Duh duh duh⌠Dan kemudian tiba-tiba Zianka mengusulkan untuk buka pertama dia pengen nyona recook âKraft Croletteâ. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoTBSnPMCkPevrKYTry_5pyHcuBVb4QDayuH0NFSBZvV_0HbXgrmqV2iISY8CRkxyyoKqS_eKFszWcGAe6aSzB2fiKgzx5gsyOj0VxWevIe8EUxPktYi_LW5b58qx9Ok6R9sMR2At51AV6LnPqJGb5qUk_EytwNJgvbGAOEiW97N2EditrRCY2wEKp5A/s1600/IMG-20220404-WA0006.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1197" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoTBSnPMCkPevrKYTry_5pyHcuBVb4QDayuH0NFSBZvV_0HbXgrmqV2iISY8CRkxyyoKqS_eKFszWcGAe6aSzB2fiKgzx5gsyOj0VxWevIe8EUxPktYi_LW5b58qx9Ok6R9sMR2At51AV6LnPqJGb5qUk_EytwNJgvbGAOEiW97N2EditrRCY2wEKp5A/s320/IMG-20220404-WA0006.jpg" width="239" /></a></div><p>Ternyata dia dapat menu itu dari instagram dan dia sudah coba tulis bahan dan cara membuatnya. Cukup simple sih karena hanya dua bahan, telur 2 butir dan keju 30gr. Tentunya minyak goreng/margarin secukupnya untuk membuat telur dadarnya.</p><p>Zianka wanti-wanti banget, âibu beli keju harus yang Kraft Cheddar, jangan yang All In One seperti yang biasa ibu pakaiâ. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia7gg0tZ6uIbXr3-tE3dC3AU9IWBossCnKBYA7_BGNEohbZVu0ohANxuH2u4UweP6chZexXpoeCn1hCGjS0obJRMaV-iLtBYNatn4R96he3Yuc7LuQU1LKIFaA-96yyIybXi3n6PM2a-fDk155rePamy_sE8MaooIvTzco_oXrbgEJD_KQ4ijVDOiRGQ/s9280/IMG_20220405_143613.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="9280" data-original-width="6944" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia7gg0tZ6uIbXr3-tE3dC3AU9IWBossCnKBYA7_BGNEohbZVu0ohANxuH2u4UweP6chZexXpoeCn1hCGjS0obJRMaV-iLtBYNatn4R96he3Yuc7LuQU1LKIFaA-96yyIybXi3n6PM2a-fDk155rePamy_sE8MaooIvTzco_oXrbgEJD_KQ4ijVDOiRGQ/s320/IMG_20220405_143613.jpg" width="239" /></a></div><p>Sebelum-sebelumnya jika menggunakan keju, saya biasa memang memilih Keju Kraft dengan varian All in One. Keju kraft sudah terpercaya sebagai keju asli berbahan baku keju cheddar pada urutan pertama (bukan tepung atau air). Namun menariknya Kraft Cheddar ini dilengkapi dengan Calcimilk yang kaya akan kalsium, protein dan vitamin D.</p><p>Ya, ternyata setelah saya ulik di instagram memang untuk membentuk crown pada Kraft Crolette memang harus menggunakan keju cheddar, dan enaknya lagi ada kemasan ukuran 30gr, jadi nggak perlu ribet untuk mengukur atau mengira-ira. Tinggal buka dan masak, jadi deh.</p><p>Berikut resep <b>Kraft Crolette</b></p><p>Bahan :</p><p>- 2 Butir telur</p><p>- 30gr Keju Cheddar</p><p>- Minyak goreng / margarin secukupnya</p><p>Cara membuat :</p><p>- Kocok telur hingga rata</p><p>- Panaskan pan teflon, masak telur dan lipat-lipat, lalu sisihkan.</p><p>- Parut Kraft Mini Cheddar diatas pan teflon yang kering, letakkan telur diatas parutan keju.</p><p>Tunggu sekitar 2 menit, masak dengan api sedang</p><p>- Angkat dengan spatula hingga keju membentuk crown hingga keju kaku</p><p>- Sajikan</p><p>Cara masaknya memang tricky banget, saya sempat mengambil cara tidak meletakkan telur diatas keju tapi langsung mengangkat keju menggunakan spatula, dan dibentuk. Jika sudah membentuk crown (posisi terbalik) tunggu keju dingin baru dibalik dan diletakkan diatas telur.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyN5Ijw0Q_86_W_yIyK4-e7_LoYVSjj0Ky9xf4Q-Hmze0BwhSCAWZ-JmSmmABwwbneuqescOJleaaJ6RlEopsPyEFVinagBMfgMfZN1CfjV8tsbSxuu5PSZsLM40pHfMt_aRatKg9X5I9BzDMuDBK7BdfsXzSPGG2D2Z0OXFoGVxkPSh1C-gHXoDWHsg/s4640/IMG_20220404_115702.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4640" data-original-width="3472" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyN5Ijw0Q_86_W_yIyK4-e7_LoYVSjj0Ky9xf4Q-Hmze0BwhSCAWZ-JmSmmABwwbneuqescOJleaaJ6RlEopsPyEFVinagBMfgMfZN1CfjV8tsbSxuu5PSZsLM40pHfMt_aRatKg9X5I9BzDMuDBK7BdfsXzSPGG2D2Z0OXFoGVxkPSh1C-gHXoDWHsg/s320/IMG_20220404_115702.jpg" width="239" /></a></div><p>Menunya simple, tapi kandungan protein dan kalsiumnya cocok terutama dihidangkan saat puasa seperti sekaranf. Jika untuk berbuka memang pas banget, mengenyangkan. Terkebih kebiasaan anak-anak makan malam (nasi) setelah mereka pulang dari tarawih. Menu ini tentu cocok sekali untuk mengganjal perut.</p><p>So, selamat mencoba dan selamat berpuasa untuk yang menjalankan ibadah puasa.</p></div>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-31819257497757813542022-03-05T12:28:00.000+07:002022-03-05T12:28:02.317+07:00Kulit Wajah Sehat dengan Serum Pencerah Wajah dari Pondâs<p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjvi21BlxpCfFQd8s0x2UJPn-5-EnTK6_asp8MRKjUubRuaAP_67JJ7eJ2201NoN8mGBGl-yTA_piK3jvFSb69vI7g9sa0VdEmKV5cRl2K88A4-9OQ1qdu5dlggdPBeSKEC5Wm5fhMwFuJx66G8zc7XkmUkkhxIw5xFWEfgbUtZt8cfN_AuOo3wkZ3goA=s3928" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2878" data-original-width="3928" height="234" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjvi21BlxpCfFQd8s0x2UJPn-5-EnTK6_asp8MRKjUubRuaAP_67JJ7eJ2201NoN8mGBGl-yTA_piK3jvFSb69vI7g9sa0VdEmKV5cRl2K88A4-9OQ1qdu5dlggdPBeSKEC5Wm5fhMwFuJx66G8zc7XkmUkkhxIw5xFWEfgbUtZt8cfN_AuOo3wkZ3goA=s320" width="320" /></a></div><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><br /></p>Beberapa waktu lalu, seorang teman mengirim pesan singkat melalui DM Instagram. <p></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"></p><blockquote><span class="s1">âTumbeeeen pasang foto wajah, biasanya foto makanan muluuuu.â</span></blockquote><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Setelah baca DM itu tentu saya langsung cek IG dan ternyata emang beneeer, selama ini beranda IG saya isinya makanan. </span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Salah satu penyebabnya karena kulit wajah yang rasanya membuat saya inscure untuk memasang foto saya di IG.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">âKan ada filter?â Mungkin ada yang berpikir demikian, tapi entah kenapa tetep aja nggak PD terlebih jika sudah melihat kaca. Ngebohongi orang lain lewat foto memang gampang, tapi kan nggak bisa toh membohongi diri sendiri.</span></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Memang nggak coba pake skincare? </span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span></span></p><a name='more'></a><span class="s1">Pake lah, tapi terkadang ketika sudah cocok dengan satu produk kemudian habis, mau beli lagi ternyata isi kantong nggak mendukung. Hahaha. Sedangkan mau coba produk yang lain kok takut juga ya, udah beli ternyata nggak cocok untuk kulit wajah.</span><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Tapi kemudian suatu hari, saat suami nyogok saya karena saya sudah masak malah minta beli makan di luar, dan sebagai sogokannya saya dibolehin beli sesuatu di indomaret. Nah waktu itu saya kepikirannya pengen beli masker wajah, pengen aja gitu malem itu maskeran sambil baca buku. Healing begitu ya kaaaan, abis dibuat kesel soalnya hahaha.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Nah ketika milih-milih masker, saya lihat ada masker baru nih dari Pondâs. Triple Glow Serum mask, dan ada hal yang menarik dari kandungannya. Yaitu, mengandung Gluta-Boost-C yang fungsinya 60 kali lebih efektif dalam mencerahkan wajah dibandingan vitamin C. </span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhKBOeEYmN8WfFW-dIXEMPr4S2Bp-wP4blTszIFzSQ_RI4LoS5oPZHmev8nLZZ1VhY_wJrIje-F7nDrAjrj8VEFMz_mLmvMOc_KQ44jCSA21x_NVxl49FpV3yOj0wEdDoVgNHGVFenR97arfT-nXeJnai_-QRl0u8O0mMozRCLRBYkGlKaXwIep_Q4iEg=s3455" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2603" data-original-width="3455" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhKBOeEYmN8WfFW-dIXEMPr4S2Bp-wP4blTszIFzSQ_RI4LoS5oPZHmev8nLZZ1VhY_wJrIje-F7nDrAjrj8VEFMz_mLmvMOc_KQ44jCSA21x_NVxl49FpV3yOj0wEdDoVgNHGVFenR97arfT-nXeJnai_-QRl0u8O0mMozRCLRBYkGlKaXwIep_Q4iEg=s320" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Nggak jauh dari rak masker, ternyata juga ada serum wajahnya donk, dengan kemasan mungil pula. Cocok banget buat yang ingin mencoba lebih dahulu sebelum akhirnya membeli dalam bentuk botolannya.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Buat saya yang sebelumnya cukup cocok dengan serum vitamin C tentu tertarik dengan serum dan masker dari Pondâs. Kandungan Gluta Boost C ini paling menarik, belum lagi ada kandungan Vitamin B3 (Niacinamide) dan Hyaluronic Acid Complex-nya bener-bener ngebuat pengen nyobain.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Pemilihan serum tentu tidak bisa sembarangan ya, jadi tentunya produk dari Pondâs dengan kemasan 7,5gr ini cukup membantu. Jadi nggak perlu takut bagaimana kalau nggak cocok, dan harganyapun cukup terjangkau. Untuk masker wajah dan serumnya masing-masing harganya kurang dari Rp. 20.000,-</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Selain itu dengan kemasan yang mungil ini cocok banget buat dibawa saat bepergian. Atau kalau kelupaan bawa serum bisa beli deh di Indomaret terdekat.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgmbpWSxEsPJYbixTRrdJzmbkESwQVsRq3BQ3MZ8J9uDdyruvHjOQlNrbnbRtjCNknOVkCY-yT7OAe-iueQHALkRegxwaH1URRkAzyAiU8PU0xTfAjR6pUAVT2n9vWVKIP4KN38kwcof5Tepxxwhbd8DGlqAKrKP-KU2b_QpsWxFTzz9bsAndKm2U7HoA=s9280" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="9280" data-original-width="6944" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgmbpWSxEsPJYbixTRrdJzmbkESwQVsRq3BQ3MZ8J9uDdyruvHjOQlNrbnbRtjCNknOVkCY-yT7OAe-iueQHALkRegxwaH1URRkAzyAiU8PU0xTfAjR6pUAVT2n9vWVKIP4KN38kwcof5Tepxxwhbd8DGlqAKrKP-KU2b_QpsWxFTzz9bsAndKm2U7HoA=s320" width="239" /></a></div><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Anak saya ketika melihat saya menggunakan serum pencerah wajah dari Pondâs ini bertanya, âibu, apa pakai skincare ini mukanya bisa jadi putih dan cantik.â</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Cukup menjadi PR ya bunda, untuk menanamkan pada anak bahwa cantik itu bukan sekedar putih, atau rambut lurus panjang, atau badan ramping. Namun untuk pertanyaan anak saya tersebut saya coba dengan gunakan contoh produk dari Pondâs ini. </span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">âAdek, coba deh baca kemasan punya ibu ini, ada tulisan apa?â</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Kemudian dia membacakan âTriple Glow Serum pertama dari Pondâs yang menggabungkan tiga kekuatan maksimal untuk mencerahkan, menghaluskan, dan melembabkan kulit untuk tampilkan wajah glowing impianmu.â</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhfQ7ZdYYp0lD63cQdz8D1HQNbZgP9bHVubWkCY_jiY5tDa8Z7S61RCOlvGsCTgH5s4dLy8v5IwZK-cDBNgPVY0KAl3Z7NXsZoM5_WRTS1XCt3Z3UJEJaWgP23VVeP9ZeMkVxOBgiN5x1sM5qeBZHkPn5IC4G526o6hQD99wv6ZqdM8OReUdGQYfzWD2A=s9280" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="9280" data-original-width="6944" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhfQ7ZdYYp0lD63cQdz8D1HQNbZgP9bHVubWkCY_jiY5tDa8Z7S61RCOlvGsCTgH5s4dLy8v5IwZK-cDBNgPVY0KAl3Z7NXsZoM5_WRTS1XCt3Z3UJEJaWgP23VVeP9ZeMkVxOBgiN5x1sM5qeBZHkPn5IC4G526o6hQD99wv6ZqdM8OReUdGQYfzWD2A=s320" width="239" /></a></div><span class="s1"><br /></span><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Dari kalimat tersebut saya bisa menjelaskan bahwa dengan penggunaan skincare yang menjadi poin utama bukan terlihat putih tapi menjadikan wajah terlihat sehat, dan sehat itu tidak melulu putih.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Dan untuk mendapatkan wajah yang sehat tidak hanya dengan menggunakan serum pencerah wajah saja tetapi kita juga harus menjaga pola dan gaya hidup sehari-hari.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Seperti menjaga asupan gizi, kemudian juga mengatur pola tidur yang sehat. Sedangkan penggunaan skincare merupakan salah satu penunjang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Penjelasan itu cukup diterima oleh si kecil yang mulai tertarik dengan kegiatan skincare ibunya.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Lalu bagaimana setelah pemakaian Pondâs Triple Glow Serum?</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Alhamdulillah, cocok untuk kulit saya. </span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh4zLBagr1WlW4HMQgXmSG-Sk3zTwabP7ffaFiPPanotRglFVmxq68v1pNeN_nYwAUczrhXRpIY8wZal6MoK6pa9QMu2GJb5qvhXS0KLnupQfegYIUAtUQkbed900ubWog4uxwDInBc9qFNOsQj1z1ofioqWwFacfBmoXuVEXDdP9ZdiaWlahhmutm_mg=s1529" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1529" data-original-width="1529" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh4zLBagr1WlW4HMQgXmSG-Sk3zTwabP7ffaFiPPanotRglFVmxq68v1pNeN_nYwAUczrhXRpIY8wZal6MoK6pa9QMu2GJb5qvhXS0KLnupQfegYIUAtUQkbed900ubWog4uxwDInBc9qFNOsQj1z1ofioqWwFacfBmoXuVEXDdP9ZdiaWlahhmutm_mg=s320" width="320" /></a></div><span class="s1"><br /></span><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Teksturnya yang tingkat kekentalannya pas jadi enak saat pengaplikasiannya dan tidak terlalu boros dan tentunya jadi mudah untuk meresap di wajah. </span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Walau ya, tentu tidak ada hasil yang instan. Tapi setelah pemakaian rutin kemasan yang 7,5gr saya memutuskan untuk melanjutkan pakai dengan membeli kemasan botolnya.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Karena setelah pemakaian rutin, beneran wajah mulai lebih cerah. Ini pasti berkat kandungan Gluta-Boost-C-nya ya. </span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Kemudian kandungan lain yang membuat saya makin tertarik adalah Vitamin B3 (Niacinamide) yang berfungsi untu menyamarkan pori. Juga kemudian ada kandungan Hyaluronic Acid yang berfungsi melembabkan.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiIv7tA6SVoEVqTIkHj3l2Zg92FfdIV89cOA_9twzzJqU2hOIRxz8O2-EjY0L2MKph2iXnp48CZlCsVcFTsJrBisZ2keI9kBSHcEU0vVTlBZ3RHlabZs2fSRkR5KSSWRq-3BaRPY8FvS5T6M6x7P6qmk5kbVEdw9UBzpCP-NgWPO46kEOpSnaOwy02IDQ=s2384" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2384" data-original-width="2384" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiIv7tA6SVoEVqTIkHj3l2Zg92FfdIV89cOA_9twzzJqU2hOIRxz8O2-EjY0L2MKph2iXnp48CZlCsVcFTsJrBisZ2keI9kBSHcEU0vVTlBZ3RHlabZs2fSRkR5KSSWRq-3BaRPY8FvS5T6M6x7P6qmk5kbVEdw9UBzpCP-NgWPO46kEOpSnaOwy02IDQ=s320" width="320" /></a></div><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Jadi beneran satu serum tapi fungsinya banyak banget. Belum lagi jika penggunaannya dipadu dengan penggunaan Triple Glow Serum Mask-nya. Untuk saya penggunaan maskernya ini cukup 1 atau 2 kali dalam seminggu. Yang paling menyenangkan adalah setelah pemakaian maskernya wajah benar-benar terasa lembab dan pori juga tersamarkan.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Series <b><a href="https://www.klikindomaret.com/product/bright-beauty-power-serum?utm_medium=media-coop&utm_source=VIU&utm_campaign=Piccolo%20%28Ponds%29_CN004108_CH1162_BH0381_ID&utm_content=article&utm_term=Broad" target="_blank">Triple Glow Serum</a></b> ini juga bisa loh kamu beli secara online, dan seperti yang tadi saya bilang, juga bisa di dapatkan di Indomaret. So, buruan cobain juga.</span></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-4138279947872360992021-11-16T15:43:00.001+07:002021-11-16T15:43:27.456+07:00Persiapkan anak untuk PTM<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLKDXbT9w7Jjt7YKAnUQ_cYIeX9yKNMapZFgna7UUbU7T2OIfAq-OgtbPd9K1vZ7itS2d-gnovdTE_waA3To1OlVkOzhPgmJUbqb_gm7TCUIwafXWEhkbKfnUdixL18Sw31qTV1su_jPMW/s2048/IMG_20211116_154140.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLKDXbT9w7Jjt7YKAnUQ_cYIeX9yKNMapZFgna7UUbU7T2OIfAq-OgtbPd9K1vZ7itS2d-gnovdTE_waA3To1OlVkOzhPgmJUbqb_gm7TCUIwafXWEhkbKfnUdixL18Sw31qTV1su_jPMW/s320/IMG_20211116_154140.jpg" width="240" /></a></div><p></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Sebenarnya apa saja yang perlu dijaga apabila sekolah offline atau tatap muka mulai dilakukan?</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Tentunya sebelum anak benar-benar masuk sekolah tetap diingatkan tentang prokes. Terutama untuk anak TK dan SD ya. Walau mungkin mereka sudah biasa diajak jalan-jalan dan tentunya ada prokes yang harus mereka patuhi, namun tentu berbeda dengan saat harus melepas mereka di Sekolah. </span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Bertemu teman, bermain bersama, makan bersama, tentu tak lagi sama dengan sebelumnya. Masker yang harus selal digunakan, makan tanpa perlu sharing, selalu mencuci tangan. Alhamdulillahnya sekarang mulai ada kabar bahwa vaksin mulai bisa diberikan untuk anak tingkat SD. Ini tentu menambahkan perlindungan yang dibutuhkan.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Namun apakah hanya itu?<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Tentu yang terpenting adalah meningkatkan imuitas anak. Ya, selain vaksin tentunya kesehatan anak sendiri haruslah dijaga. Memberikan makanan yang sehat tentu mengajak anak untuk mengatu jadwalnya antara belajar, bermain dan istirahat yang baik, agar ketahanan tubuhnya bisa tetap baik.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Asupan untuk anak mungkin cukup dengan gizi seimbang, namun terkadang anak ada saja sayur atau buah yang dia tidak suka. Walau mungkin kita merasa sudah memberikan asupan yang baik, namun jika saya menambahkan beberapa suplemen pada anak.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Jika anak dalam keadaan sehat, maka saya menghindari memberikan suplen berupa tablet/pil seperti vitamin yang dijual bebas. Saya lebih memilih memberikannya suplemen berupa madu. Ada beberapa suplemen alami lain, namun madu ini adalah salah satu suplemen yang bisa dikatakan paling mudah mendapatkannya.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Jika dulu minum sesendok madu hanya sesekali saja, sejak pandemi ini minum madu menjadi kegiatan rutin tiap pagi setelah sholat subuh jamaah, atau saat sahur jika puasa.</span></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEnsUvTdAoJMm55w0xcxXBflPPnzvWF_dz-Bf-Olk0o-Db6jrwwKICI5sDh9XK745h5GcGmLRSMOpiA73By76EJE3rprXc8ILB6ruSr9JG8LIcFElzcvCYpjL-KA97nHEWiDWaoIsJ2MEd/s1939/IMG_20211109_153340%257E2_edited_edited.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1939" data-original-width="1320" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEnsUvTdAoJMm55w0xcxXBflPPnzvWF_dz-Bf-Olk0o-Db6jrwwKICI5sDh9XK745h5GcGmLRSMOpiA73By76EJE3rprXc8ILB6ruSr9JG8LIcFElzcvCYpjL-KA97nHEWiDWaoIsJ2MEd/s320/IMG_20211109_153340%257E2_edited_edited.jpeg" width="218" /></a></div><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Selain itu, karena saya tinggal di Surabaya dan rasanya walau musim hujan pun rasa gerah itu kayanya masih tetap ada, terlebih lagi kalau cuaca sedang panas-panasnya ya, minum minuman dingin itu rasanya menjadi sebuah kebutuhan. Selain banyak minum air putih, saya sering juga membuat minuman seperti jus buah atau membuat minuman dari potongan buah. Nah madu ini saya gunakan sebagai pengganti gula. Selain rasanya menjadi tidak terlalu manis tentunya akan lebih menyehatkan.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Madu yang saat ini saya gunakan adalah madu Oggu. Madu yang merupakan salah satu hasil produksi dari sebuah UMKM di Sidoarjo. Dekat toh dari Surabaya, jadi kalau kehabisan kalaupun pesan, menunggu datangnya tidak perlu lama.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Madu Oggu ini ada beberapa jenis Mallifera Raw Honey, Mallifera Bee Pollen Honey, <span class="Apple-converted-space"> </span>Dorsata Wild Forest Honey, Trigona Raw Honey, dan Superfood Honey. Setiap jenisnya sudah teruji secara khasiat dan kemurniannya di laboratorium terakreditasi. </span></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjISPuEeI39zObI3cjl1F0BE-eo0gOLmoELYZfGNTY7ed4Ax3Q4qZtxCdpD2bgkhU2LA0Y-tMPMBscMN0JodSqLKvNceMoM5DOIj6dNPAesOSRSaY6sHxWVo3po7K1AXn1DZ8CfEFmlG1Q0/s2048/1637040591403_edited.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2045" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjISPuEeI39zObI3cjl1F0BE-eo0gOLmoELYZfGNTY7ed4Ax3Q4qZtxCdpD2bgkhU2LA0Y-tMPMBscMN0JodSqLKvNceMoM5DOIj6dNPAesOSRSaY6sHxWVo3po7K1AXn1DZ8CfEFmlG1Q0/s320/1637040591403_edited.jpeg" width="320" /></a></div><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Saya menggunakan yang Mallifera Raw Honey, dan rasanya tidak terlalu manis, lebih kearah lembut banget, begitu juga dengan aromanya. Jadi anak-anak suka, karena mereka cenderung tidak terlal suka makanan apabila terlalu manis. Dan ya, ketika dicampurkan pada minuman pun rasanya tidak terlalu menyengat jadi bisa lebih enak dalam menikmatinya.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Memberikan anak-anak madu ini, salah satu bentuk ikhtiar untuk tetap menjaga sistem imun pada anak. Berharap dengan demikian kondisi mereka bisa beradaptasi dengan kegiatan di sekolah nantinya.</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Saya ingat bagaimana dulu, sebelum pandemi jika satu anak dalam kelas terkena flu maka bisa dipastikan akan menjalar, satu demi satu anak akan ijin secara bergantian. Flu biasa mungkin cukup dengan istirahat ya, lah kalau sekarang ini bukankah jadi sedikit menakutkan?</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 16.7px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"></span><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Memberikan madu pada anak sebagai suplemen juga bisa membuat anak tidak mudah tertular penyakit, loh. Karena bisa dikatakan dulu anak-anak saya jarang banget ijin sekolah karena sakit, apalagi sampai bergilir dengan teman-temannya.</span></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1"><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-size: 14px; font-stretch: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-size-adjust: auto;"><span class="s1">Madu Onggu ini memiliki beberapa varian, jika kamu mau tahu lebih lengkapnya bisa langsung klik https://maduonggu.com atau bisa juga kunjungi <a href="https://instagram.com/maduonggu?utm_medium=copy_link">instagramnya</a>.</span></p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-77909119014912625342021-09-13T15:45:00.000+07:002021-09-13T15:45:02.343+07:00Ziandra : "Ibu, Sakit Kusta itu apa?" Yuk kita cari tahu.<p>Apa yang terpikirkan saat mendengar kata "kusta"?</p><p>Beberapa waktu lalu, Ziandra, si sulung tiba-tiba bertanya "ibu sakit kusta itu apa?"</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhquYpmvci_TLvwkPwFVIscks1QftQuNufWdn0zcewqYvgFAp7UBrJzRBHuFiK9lSUU4hLIjLbc_rw3SebQB_9AO2pI0i2HeTpdRwf7PIwR6PkewxhpA9ZzLaREkF0Fjt2UgTWMFgA1tFCR/s1401/1631522502079.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhquYpmvci_TLvwkPwFVIscks1QftQuNufWdn0zcewqYvgFAp7UBrJzRBHuFiK9lSUU4hLIjLbc_rw3SebQB_9AO2pI0i2HeTpdRwf7PIwR6PkewxhpA9ZzLaREkF0Fjt2UgTWMFgA1tFCR/s320/1631522502079.jpg" width="320" /></a></div><p>Yup, karena dia banyak sekali membaca buku, walau masih kelas 4 rasa ingin tahunya cukup besar. Dia membaca sebuah buku dan ada menyebutkan tentang penyakit kusta. Karena penyakit ini tidak familiar dibahas, maka ia menjadi penasaran akan penyakit itu.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p>Yang pertama terlintas tentu adalah orang dengan kondisi jari-jarinya yang membusuk sehingga harus diamputasi. Tapi saya tidak ingin beberikan jawab itu pada dia, karena ya saya hanya tau sebatas itu. Maka saya bilang, sebentar, ibu harus banyak baca dulu nanti kita diskusikan lagi, ya.</p><p>Saya sempat membaca beberapa tulisan tentang kusta, sebatas dipermukaan saja.</p><p>Namun, karena Ziandra tidak bertanya lagi tentang kusta dan banyaknya kegiatan, masalah tentang kusta ini sedikit terlupakan. Hingga beberapa waktu lalu komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis mengajak saya untuk ikutan menyimak Talk Show Ruang Publik KBR yang bertema "Gaung Kusta Di Udara". </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCzawwRYK7ToPn0Lst9jaNhufFRycLsOYR3BXhy6RVK21kkGtrrrXBerZqBKQFogcpmiX1XfRpIpBKxXi4QE9H0SRpLYh1q_ayKYLtb_rY8wEn4Jv-ViK9TLuc3BZCi-zKa-LzQ7LzHqaI/s1440/IMG_20210913_095423.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1440" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCzawwRYK7ToPn0Lst9jaNhufFRycLsOYR3BXhy6RVK21kkGtrrrXBerZqBKQFogcpmiX1XfRpIpBKxXi4QE9H0SRpLYh1q_ayKYLtb_rY8wEn4Jv-ViK9TLuc3BZCi-zKa-LzQ7LzHqaI/s320/IMG_20210913_095423.jpg" width="240" /></a></div><p>Pas banget, kan. </p><p>Dari acara tersebut, ternyata kasus kusta di Indonesia masih ada, dan bisa dibilang cukup tinggi. Sedih banget, kan! Dan ada 8 daerah yang masih menjadi daerah endemis kusta, yaitu Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Yup, semua berada di luar Jawa. Hal ini disebabkan karena salah satunya adalah asupan gizi yang kemudian berpengaruh pada daya tahan tubuh.</p><p>Namun, selain itu yang menjadi penyebab lain adalah kurangnya informasi tentang penyakit kusta ini dan terlebih masih banyaknya stigma-stigma negatif yang ada di masyarakat. Seperti, kusta adalah penyakit kutukan, penyakit yang menular, penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Padahal semua itu adalah hoax. Hal ini disampaikan oleh dr. Febrina Sugianto.</p><p><b>Apa sih gejala orang terkena kusta?</b></p><p>1. Terdapat bercak pada kulit dengan warna yang lebih cerah dari kulit sekitar</p><p>2. Pada bercak tersebut menjadi mati rasa.</p><p>3. Terdapat gangguan pada fungsi syaraf.</p><p>Nah, jika ada orang yang memiliki gejala tersebut, maka sebaiknya langsung diperiksakan di puskesmas terdekat. Masih berkembangnya stigma yang disebutkan sebelumnya, membuat seseorang yang sakit kusta kebanyakan kemudian akan dikucilkan, ruang geraknya akan semakin terbatas dan itu menyebabkan menjadi terlambat mendapatkan penanganan yang diperlukan. Sehingga bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang bisa jadi makin membuat masyarakat makin percaya akan stigma yang berkembang.</p><p><b>Apakah penyakit kusta menular?</b></p><p>Padahal kenyataannya adalah bahwa penyakit kusta ini, ya menular, namun penularannya tidak semudah yang dibayangkan orang. Seperti hanya dengan bersalaman, duduk bersebelahan, atau makan di satu meja. Bahkan kusta ini tidak ditularkan dari ibu kepada janinnya. Terlebih lagi, apabila seseorang telah terdiagnosis kusta dan ia segera mendapat penanganan dan meminum obatnya, maka kemungkinan akan menularkan kusta akan semakin kecil.</p><p>Jadi, para penderita kusta ini tidak perlu sampai dikucilkan, bahkan penanganannya pun tidak memerlukan ruang isolasi tersendiri, seperti halnya yang sekarang sedang terjadi yaitu pada penyebaran covid.Selain itu, apa bila gaya hidup kita sehat secara tidak langsung akan membuat kita memiliki kemungkinan kecil untuk tertular kusta walaupun hidup dalam satu rumah.</p><p><b>Apakah penyakit kusta bisa sembuh?</b></p><p>Ya, penyakit kusta ini bisa disembuhkan loh. Saya dan suami yang mendengarkan acara itu, sama-sama berkomentar "ooooh, ternyata...". Jadi ketika seseorang terdeteksi mengidap kusta yang dia lakukan adalah memeriksakan diri ke puskesmas dan nanti akan mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhannya. Dan, obat ini GRATIS!! Hanya saja karena pengobatan untuk kusta ini bisa dikatakan lama, 6-12 bulan dan harus pengawasan juga agar tidak sampai terputus, sehingga pengobatan bisa sampai tuntas dan sembuh. </p><p>Dan sekali lagi, bahwa setelah meminum obat pertama, maka tingkat penularan penyakit ini akan semakin kecil. Jadi selain penanganan obat, yang perlu diperhatikan juga adalah tidak menjauhi penderita kusta.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS_PydU4ZM9LX7fo3c_lCHt4AaTpG2eM9Ww-uwkSoipp3yPGuM6_M2YqJmgJifdiPpc8ZOqgE9rnxf0DkPvt43gyz80Xg2g4822aHkT_APaA1bsqSk5msWT-4yA4xNsDTJDL-Vn4LV7nRz/s2048/IMG_20210913_094002.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1152" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS_PydU4ZM9LX7fo3c_lCHt4AaTpG2eM9Ww-uwkSoipp3yPGuM6_M2YqJmgJifdiPpc8ZOqgE9rnxf0DkPvt43gyz80Xg2g4822aHkT_APaA1bsqSk5msWT-4yA4xNsDTJDL-Vn4LV7nRz/s320/IMG_20210913_094002.jpg" width="180" /></a></div><p>Pagi itu, Senin, saya menyimak siaran langsung YouTube bersama suami, karena tugas menjelaskan pada anak-anak tentunya tugas sama-sama, kan. Hehehe. Dan ya, kami berdua banyak sekali masih terpaku pada stigma yang ada dan mendapat banyak sekali insight dari acara ini. Jadi terima kasih banyak kepada Ibu-Ibu Doyan Nulis yang mengajak ikut nyimak acara yang diadakan oleh KBR dan NLR. Lebih melek infomasi dan tentunya ikut menggaungkan tentang hal-hal terkait kusta ini, sehingga bisa makin menepis stigma-stigma negatif yang berkembang.</p><p><br /></p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-12902792532122381732021-09-06T11:07:00.002+07:002021-09-06T11:07:26.948+07:00Belanja Tanpa Ribet di Claris Homeware<p>Sejak pandemi, anak-anak pastinya kegiatannya hampir
seharian di rumah. Dari yang awalnya mungkin mereka senang, karena berasa libur
sekolah dengan waktu yang cukup lama, sampai akhirnya bosen juga ya, kalau
libur hanya di rumah saja. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzwAkylTSdtAL2qidjGO93mR9y2FguX99hFZ9bBzTJ8Toug4EMOEc1Wz90iboxGRSmfk2cQwIFTbGov9u0dkTZzU21ohV4k_UYg19zJ693SaMK788IbKGXx2H-cGirmGI15x6v-LjCyc8q/s1401/1630773921363.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzwAkylTSdtAL2qidjGO93mR9y2FguX99hFZ9bBzTJ8Toug4EMOEc1Wz90iboxGRSmfk2cQwIFTbGov9u0dkTZzU21ohV4k_UYg19zJ693SaMK788IbKGXx2H-cGirmGI15x6v-LjCyc8q/s320/1630773921363.jpg" width="320" /></a></div><p>Tapi sejak pandemi juga saya memiliki lebih banyak kesempatan mengajarkan life skill pada anak-anak. Jika
sebelumnya, saya sebatas mengajarkan membersihkan tempat tidur setelah mereka
bangun, kemudian membersihkan tempat belajar atau tempat bermainnya,menyiapkan
buku-buku pelajarannya. Ya hanya sebatas wajarnya dilakukan anak-anak. Namun
ketika pandemi ini ternyata banyak hal yang harusnya anak-anak pelajari.<span></span></p><a name='more'></a><p></p>
<p class="MsoNormal">Seperti halnya Ziandra, walau laki-laki dia juga harus bisa
mencuci piring bukan hanya piringnya sendiri tetapi mendapat giliran mencuci
piring semua anggota keluarga. Dia juga membantu mencuci pakaian dalamnya
sendiri, sampai memasak. Nah, untuk adiknya, Zianka, pun sama, namun memasak
adalah salah satu hal yang dia suka. Sekarang di rumah anak-anak yang bertugas
memasak nasi. Ya, walau memasaknya menggunakan magic com tetapi mereka yang menyiapkan
mulai dari mencuci tempat memasak nasinya, mengambil beras, mencuci berasnya
dan kemudian menaruh di magiccom. Jangan lupa di cetekin! Hehe.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrDHhm69kXgmeHgrgpj7k8UNMM0n7_t8pXxRzCcbB-zWelAG6G0qRG0m2DI0FqWNy8aLPL6hoCtmTbOrndDnD4vjA8EiT9hqApTiFQjTFysMM2GckcL25s9cbIBfGOIq1U_yMDg0oJSxkG/s1440/IMG_20210906_110420_942.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1440" data-original-width="1440" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrDHhm69kXgmeHgrgpj7k8UNMM0n7_t8pXxRzCcbB-zWelAG6G0qRG0m2DI0FqWNy8aLPL6hoCtmTbOrndDnD4vjA8EiT9hqApTiFQjTFysMM2GckcL25s9cbIBfGOIq1U_yMDg0oJSxkG/s320/IMG_20210906_110420_942.jpg" width="320" /></a></div>
<p class="MsoNormal">Dari cerita memasak nasi ini, ada sedikit drama tentang
tempat menyimpan beras. Kami hanya memakai semacam container, yang ketika
selesai menggunakan jika akan menutup harus ditekan supaya benar-benar menutup
rapat. Anak-anak seringnya jika menutup tidak rapat, dan sekalinya mereka
menutup rapat ditekan dengan sekuat tenaga, alhasil lama-lama jadi jebol itu tutupnya.</p>
<p class="MsoNormal">Saya dengan suami, cukup putar otak. Di saat-saat harus
berhemat, jadi kami mencoba mencari pengganti tempat beras ini yang murah tapi
kalau bisa awet. Eh, emang ada? Hahahaha. Beberapa kali lihat beberapa produk
di ecommers, ada yang ditaksir tapi kok selalu aja ada ketakutan barang sampai
tapi kemudian ada cacat karena pengiriman. Duh, males banget kan kalau seperti
itu.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXhpuPOBxt23hytMpzG452SvX5z4Oix3Gb412vnysW5ktegYUiY4ksL4CGD89rCzUdUse5EkZ0y5yFKxx9xUS2rx5ERKic2rzndhGtp184J3tN_7BFyoeHpaEp4f6A1pDMtAXjWBUOZbBK/s1440/IMG_20210906_110420_975.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1440" data-original-width="1440" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXhpuPOBxt23hytMpzG452SvX5z4Oix3Gb412vnysW5ktegYUiY4ksL4CGD89rCzUdUse5EkZ0y5yFKxx9xUS2rx5ERKic2rzndhGtp184J3tN_7BFyoeHpaEp4f6A1pDMtAXjWBUOZbBK/s320/IMG_20210906_110420_975.jpg" width="320" /></a></div>
<p class="MsoNormal">Sampai suatu ketika,waktu lagi ngobrol dengan Mbak Rahmah dan
curcol masalah tempat beras yang jebol tutupnya. Oleh mbak Rahmah langsung
disarankan, beli aja Claris Homeware. Saya langsung ingat dengan produk
homeware yang sudah menjadi TOP BRAND satu ini. Saya sudah pakai beberapa
produknya, ada juga containernya yang kemudian saya pakai untuk mainan
anak-anak dan itu awet banget. Mbak Rahmah sempat cerita jika bisa memesan
melalui WA.</p>
<p class="MsoNormal">Tapi dasarnya saya, terkadang beli sesuatu kalau nggak lihat
barangnya langsung kurang sreg, hahaha. Padahal udah kepoin dari link untuk
pemesanan melalui WA yang diberikan Mbak Rahmah dan IG Clariss. Akhirnya
beberapa hari setelahnya pas saya diajak suami ke satu tempat dan kok ternyata
lokasinya nggak jauh dari Claris Store, di <span style="background: white; color: black; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-themecolor: text1;">Ruko Nirwana Executive, Jl. Wonorejo Permai RK 59 (dekat
Galvalumart), Rungkut, Surabaya.</span><o:p></o:p></p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeLaYvJokZHr3v_k_ptJVyLS0GlsAzLGuo7mNOj2zTD6xSyZoBduAbCnouLgtDvSeYFtNrpfI22yuDcs4QvbtOZfOPvISwxhXZtbvhHfYtbmnlRz24c3BXpWhieee148Xl7d-TbULileMr/s2048/PicsArt_09-04-11.43.11.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1365" data-original-width="2048" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeLaYvJokZHr3v_k_ptJVyLS0GlsAzLGuo7mNOj2zTD6xSyZoBduAbCnouLgtDvSeYFtNrpfI22yuDcs4QvbtOZfOPvISwxhXZtbvhHfYtbmnlRz24c3BXpWhieee148Xl7d-TbULileMr/s320/PicsArt_09-04-11.43.11.jpg" width="320" /></a></div><p class="MsoNormal">Begitu sampai storenya, duh mata langsung dimanjakan dengan
deretan produk Claris dengan warna-warnanya yang cakep banget. Tosca, Lime,
Green, dan Magenta. Langsung salfok dengan berbagai barang menarik di store,
sampai akhirnya ditoel suamik untuk fokus ke barang yang dicari. Yup, barang
yang saya kepoin dari link pembelian melalui WA sebelumnya ternyata ada.</p>
<p class="MsoNormal">Saat itu, awalnya saya kira ukurannya kecil. Ternyata ada
juga yang ukurannya besar. Dan yang paling saya suka adalah tutupnya. Tutupnya
memang bisa dibuka penuh, namun pada bagian tutup itu ada yang bisa digeser
supaya tidak perlu membuka secara keseluruhan. Jadi kalaupun bagian yang tidak
digeser ini ditaruh barang lain tetap bisa. Waktu di store udah kebayang banget
kan akan dipakainya nanti, sukaaa banget deh.</p>
<p class="MsoNormal">Setelah dapet barangnya, saya tentu nggak langsung beli
kemudian pulang. Lihat produk yang lain juga, pengen langsung borong dah. Tapi
suamik bilang, ingeeeet hemaaat! Ntar aja coba lagi, lewat WA. Eeeeeeh hahaha.</p>
<p class="MsoNormal">Penasaran kan, bagaimana pesan lewat WA-nya? </p>
<p class="MsoNormal">Cukup ketik bit.ly/pesanclaris. </p>
<p class="MsoNormal">Kemudian kamu akan masuk kehalaman web store claris.</p>
<p class="MsoNormal">Klik âLanjut berbelanjaâ</p>
<p class="MsoNormal">Pilih barang yang kamu inginkan.</p><p class="MsoNormal">Untuk mempermudah kamu bisa klik filter, barang ditampilkan berdasarkan categori yang ada.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeIE6PZSnlwbABy7YOV9lDo-nZ5-4Rw3Ir9W4y7MS6ZionSJLCcrvfta4ybkWhG3fRX2dPh_S2fwBEwSMVnnAnGi3IOCEM6E9p0OmJL1sv2KcE6xFdQiQ-xlDqljWj5aF0H3VmZy3kW2Vs/s2048/PicsArt_09-04-11.34.29.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2048" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeIE6PZSnlwbABy7YOV9lDo-nZ5-4Rw3Ir9W4y7MS6ZionSJLCcrvfta4ybkWhG3fRX2dPh_S2fwBEwSMVnnAnGi3IOCEM6E9p0OmJL1sv2KcE6xFdQiQ-xlDqljWj5aF0H3VmZy3kW2Vs/s320/PicsArt_09-04-11.34.29.jpg" width="320" /></a></div>
<p class="MsoNormal">Setelah selesai klik bagian âPesan by WAâ</p>
<p class="MsoNormal">Isi kan data yang diperlukan.</p>
<p class="MsoNormal">Klik Check Out</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJKARYQ5ZAJCR8D8ZGmZCnzsEWecoNUkKyjkOjmjLE0z70CjpaRnG8xc-MOKyWP__bsdJNt-HqSjstH8sCucHaburQO0lKjGvYkNidXzI2lnbxP1Fi-jdfVp6ZnljWwCWWE4xxjlvCX1Vo/s2048/PicsArt_09-04-11.38.13.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2048" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJKARYQ5ZAJCR8D8ZGmZCnzsEWecoNUkKyjkOjmjLE0z70CjpaRnG8xc-MOKyWP__bsdJNt-HqSjstH8sCucHaburQO0lKjGvYkNidXzI2lnbxP1Fi-jdfVp6ZnljWwCWWE4xxjlvCX1Vo/s320/PicsArt_09-04-11.38.13.jpg" width="320" /></a></div>
<p class="MsoNormal">Pesanan kamu akan terkirim melalui WA dan akan direspon oleh
admin dari Claris.</p>
<p class="MsoNormal">Untuk pemesanan melalui WA ini kita bisa seperti berhadapan
langsung dengan penjual karena kita bisa melakukan pemilihan warna, atau
mengganti barang sampai check ketersediaan barang tanpa perlu ribet dengan
banyaknya aturan seperti jika kita belanja di ecommers. Untuk ongkos kirim
sendiri bisa dibilang cukup murah, Rp. 10.000 untuk wilayan seputaran Surabaya.
Tergantung jauh dekatnya. Tapi yang pasti pengiriman ini tentunya aman ya. Jadi
belanja peralatan rumah tangga tanpa ribet, Claris solusinya!</p>
<p class="MsoNormal">Dan tau nggak ternyata bisa juga loh jadi agen Claris dengan
mendapatkan banyak benefit. Caranya gampang banget, cukup dengan kirim WA ke
Nomor 0811- 3200-252 dengan format : Nama_Kota. Yuk, yuk!!</p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-68053634848990406612021-08-11T09:15:00.001+07:002021-08-11T09:18:47.039+07:00Writing for Healing<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVnUE1HrqV83Qqt3pY96FXJ2imPrSHQyl0ZhLfBmGpstrl77ogQN_839R9ZNjwiD_bDRgNytILqX9QXwm_0T0P6jjUNne6kLXItPHUoHrbRcW-qevFmTLHCLYksgGMJ2X6K9yrNwwvdEiq/s1401/1628646404489.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVnUE1HrqV83Qqt3pY96FXJ2imPrSHQyl0ZhLfBmGpstrl77ogQN_839R9ZNjwiD_bDRgNytILqX9QXwm_0T0P6jjUNne6kLXItPHUoHrbRcW-qevFmTLHCLYksgGMJ2X6K9yrNwwvdEiq/s320/1628646404489.jpg" width="320" /></a></div><br />Menulis sebagai salah satu proses <i>healing</i>. <div><br /></div><div>Mungkin kamu pernah mendengar kalimat di atas. Menurutmu bagaimana?</div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div>Beberapa waktu lalu, sempat ada pembicaraan dengan seorang teman, di mana di era sosial media ini, yang kemudian semua hal dalam hidup bisa dijadikan untuk konten, privasi itu seperti memudar seiring berjalannya waktu. Begitu banyak orang menampilkan tentang kehidupannya bahkan seakan tanpa pembatas sama sekali.</div><div><br /></div><div>Saya teringat dulu ketika sosial media belum seperti sekarang dimana blog masih salah satu yang juga tidak banyak yang menggunakan. Fungsinya sebagian besar bagi penggunanya adalah sebagai tempat curhat. Saya ingat, sebenarnya sama seperti sekarang ada orang yang kemudian mengingatkan pengguna blog, jika tulisannya mungkin bagi yang mengingatkan itu terlalu mengumbar atau berlebihan. Tak jarang kemudian pemilik blog menanggapi dengan "blog aku ya terserah aku donk, nggak suka tinggal nggak usah baca."</div><div><br /></div><div>Ya, memang benar sih bahwa orang berhak menulis atau memposting apa saja, kalau nggak suka ya tinggal skip. Orang yang punya privasi dengan kesadarannya sendiri membuka apa yang dia punya.</div><div><br /></div><div>Dan dalam media blog, ketika seseorang ingin membaca sebuah blog caranya lebih susah daripada ketika di media sosial lain. Kecuali tulisan itu masuk laman pertama di mesin pencarian google cakupannya tentu tidak sebesar media sosial lain. Untuk itu ketika kita <b>ingin tulisan kita dibaca</b> lebih banyak orang harus menyebar link lebih dulu di banyak platform lain. </div><div><br /></div><div>Tapi, apakah kemudian itu namanya menulis sebagai salah satu cara untuk <i>healing</i>?</div><div><br /></div><div>Kalau buat saya, menulis memang salah satu cara dalam <i>healing </i>tetapi ketika akan mempost di sosial media, itu dua hal yang berbeda. Seperti bagian yang saya beri <i>bold </i>di atas, alasan lainnya adalah supaya dibaca oleh orang lain.<i> </i></div><div><br /></div><div>Seperti, ketika orang membuat konten untuk salah satu sosial media dan bentuknya berupa video dan dalam video itu berisi bukan hanya dirinya, tetapi orang lain. Ketika akhirnya viral dan orang yang ada di dalam video itu tidak terima, yang mengunggah kemudian bilang "ya, aku nggak nyangka bakalan jadi viral."</div><div><br /></div><div>Loh heeeeee, sek talah. </div><div><br /></div><div>Pemikiran seperti itu menurut saya lucu. Karena menjadi viral adalah salah satu konsekuensi ketika kita mempost sesuatu. Sama dengan menulis, jika menulis untuk proses <i>healing</i> harusnya tau mana yang kudunya dipost, mana yang cukup diletakkan di draft saja.</div><div><br /></div><div>Jadi kembali lagi kalau kontenmu itu kemudian dipost, maka menulis mungkin tetap menjadi salah satu proses <i>healing</i> tetapi juga diniatkan untuk dibaca orang lain. Jika yang ditulis berupa aib, maka ya membuka aib. Nah disini yang saya agak kurang sependapat dengan kemudian menulis dan dipost kemudian menjadikan <i>healing</i> sebagai alasan. </div><div><br /></div><div>Ini sama dengan konten yang marak, joget-joget. Kemudian kamu melihat ada orang yang berbaju syar'i dan berhijab, joget sampai menampilkan lekuk tubuh tentu rasanya tak pantas. Tapi apa kemudian mereka tidak boleh joget? Tentu boleh, tapi ya joget aja kalau mau direkam ya rekam aja, tapi ya tidak perlu dipost. Simpan saja untuk diri sendiri.</div><div><br /></div><div>Lah, terus buat apa? Ngapain ngelakuin kalau nggak ada yang lihat?</div><div><br /></div><div>Nah, kalau sampai kemudian ada pertanyaan itu, maka tujuan makin jelas terlihat. Bahwa tujuan utamanya adalah untuk dilihat orang lain. Butuh pengakuan, mungkin? Ya, alasan itu memang hanya si pembuat konten yang tahu, kan. </div><div><br /></div><div>Sesuatu hal yang salah, tetap saja salah apapun alasannya. Bahkan jika banyak orang melakukannya pun tidak serta merta menjadikan sesuatu yang salah itu menjadi benar. Ya, kan? </div><div><br /></div><div>Ada satu kalimat dari seorang sahabat yang aku suka "di era yang segala fase hidup dijadikan konten, private life is a privilage".</div>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-88523989200686134182021-03-21T10:31:00.004+07:002021-03-21T10:43:32.391+07:00Sukses, untuk bisa bermanfaat bagi sekitar.<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEird09dqV188TsmQMZn1vLbJt7TK0MnuWudmZrR5FRlhgkM69e_C0dGCH4IFhqLIXVMHxGvesgYZhjAcmarESB7oMuVBMELS1AltJ-RNLtYc3Uf10tTv9XD646yDIwMs1xkR5VSX7C8rMym/s1401/1616297179280.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEird09dqV188TsmQMZn1vLbJt7TK0MnuWudmZrR5FRlhgkM69e_C0dGCH4IFhqLIXVMHxGvesgYZhjAcmarESB7oMuVBMELS1AltJ-RNLtYc3Uf10tTv9XD646yDIwMs1xkR5VSX7C8rMym/s320/1616297179280.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: 11pt; text-align: left;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; text-align: left;">Sudah memasuki akhir Maret, dan kurang dari satu bulan lagi masuk bulan puasa. Bulan puasa ke dua di mana anak-anak puasa sambil sekolah dari rumah. Entah, apakah tetap akan ada tugas atau sekedar hal-hal yang berkaitan dengan agama dan khususnya puasa nantinya dari sekolah. Saya sih tetap berharap ada pembelajaran biasa, salah satunya untuk mengisi waktu anak-anak. Tapi mungkin dengan tugas yang lebih ringan dan fleksibel dalam hal pengumpulannya.<span><a name='more'></a></span></span></div><p></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Saat puasa memang banyak hal harus dipersiapkan, kegiatan anak-anak terutama. Saya biasanya membuatkan tabel untuk mereka isi terkait dengan ibadah mereka. Sholat 5 waktu, sholat tarawih, sholat witir. Walau anak-anak sudah terbiasa puasa satu hari penuh, saya tetap membuatkan semacam tabel untuk mereka isi apakah mereka puasa penuh atau tidak, kemudian kegiatan ibadah apa yang mungkin terlewat.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;">Baca juga : <a href="Https://www.noninge.com/2021/03/satu-tahun-belajar-dari-rumah.html" target="_blank">Satu Tahun Belajar Dari Rumah</a></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Selain mempersiapkan kegiatan anak-anak satu hal yang juga nggak kalah penting dipersiapkan adalah menu-menu yang biasanya saya jadwalkan perharinya. Mulai dari takjil atau camilan saat berbuka, dan menu utama untuk saat sahur dan berbuka.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Untuk masalah menu terlebih menu camilan saya selalu melibatkan anak-anak, hal ini salah satunya yang bisa membuat mereka semangat untuk puasa.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Nah, masalah camilan ini salah satu bahan yang selalu saya banyakin stocknya daripada bulan lainnya adalah pertepungan. Dan Alhamdulillah sekali, di awal bulan Maret kemarin teman-teman Ning Blogger Surabaya (NBS) diajak berkenalan dengan UMKM dari daerah Sidoarjo. Dan saya berkesempatan ngobrol walau tidak dengan tatap muka dengan Ibu Fila, seorang ibu yang bergelut di bisnis tepung bumbu.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Hal yang paling membuat saya penasaran diawal adalah apa yang membuat Ibu Fila memutuskan untuk berbisnis tepung bumbu, karena setahu saya kebanyakan bisnis UMKM itu jika berupa makanan tentu bentuknya makanan yang siap saji. Dan tepung bumbu sendiri kan sudah cukup banyak pilihan di masyarakat.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Ternyata ibu Fila awalnya tidak langsung berbisnis tepung bumbu, melainkan berjualan makanan siap saji berupa sate crispy dengan berbagai varian rasa, seperti jamur, ikan, ayam dan udang. Saat kemudian sate crispynya didaftarkan ke MUI untuk memperoleh sertifikat halal, teryata da pihal MUI memberikan masukan agar tepung bumbunya juga diberi sertifikasi halal dan kemudian bisa diperjualbelikan. Sejak saat itu ibu Fila lebih fokus pada bisnis tepung bumbu, salah satu alasannya untuk bentuk pemasarannya jangkauannya bisa lebih luas daripada sate crispynya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Selain itu bagi Ibu Fila sendiri, bisnis tepung bumbunya ini juga bisa menjadi salah satu solusi bagi ibu muda untuk bisa menyajikan masakan sehat dengan bahan yang praktis. Ya, kan kebanyakan ibu-ibu pastinya menginginkan sebuah kepraktisan, tetapi tetap sehat. Ya, kaaaaan...<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiElANcr9rgVyz4qNLgwgUEm_wRf4DpWGALjrHNbTC6h-DYxNM2NfYAOOu1a8E4YzWPbhOFHVWvDS0UtzgPt9ywlBsuHQgdK7uVrc8qUm0NfcM2sbqSfg0MCovnU2mNeleRSwqlwoSKrI99/s2048/IMG_20210319_090054_062.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2048" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiElANcr9rgVyz4qNLgwgUEm_wRf4DpWGALjrHNbTC6h-DYxNM2NfYAOOu1a8E4YzWPbhOFHVWvDS0UtzgPt9ywlBsuHQgdK7uVrc8qUm0NfcM2sbqSfg0MCovnU2mNeleRSwqlwoSKrI99/s320/IMG_20210319_090054_062.jpg" /></a></div><br /><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Saya baru mencoba dua varian tepung bumbu Bunda milik Ibu Fila, yaitu crispy original dan tepung pisang. Karena ya memang anak-anak cukup senang dengan tahu crispy dan pisang goreng. Ternyata kata Ibu Fila varian tepungnya cukup beragam. Mulai tepung crispy yang original juga ada yang pedas, kemudian ada tepung pisang atau varian yang manisnya. Nah selain itu jug ada Tepung Donat, Tepung Dorayaki, Tepung Pizza, Tepung Ote-ote</span><span lang="EN-US">, Tepung Bakso, dan Tepung ayam premium.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Setelah mencoba menggunakan tepung crispy dan tepung pisangnya, fix sih saya bakal nyetok varian lainnya. Hahaha, karena cara penggunaannya yang bener-bener praktis tanpa perlu penambahan bumbu apa-apa lagi, crispynya juga tahan lama. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Ah ya, dan tahu nggak kalau Bu Fila juga menjual Wader Crispy Frozen. Saat Bu Fila menginformasikan hal itu langsung bahagiaaaaa saya, karena Ikan Wader salah satu ikan fav keluarga, yang kadang saat cari di pasar tradisional jarang banget nemu. Ini kan enaaaaak, sudah frozen pula. Penyimpanan pasti gampang dan kalo mau menikmati tinggal goreng, praktiiiiis.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Dan ada jahe merah instan juga yang dijual Ibu Fila, cocok banget kan buat sandingan makan gorengannya. Hmmmm, bener-bener paket komplit sih. Sekali pesan bisa kalap ini. Nah kalau kalap, bisa juga loh menjadi peluang kerja sama dengan Ibu Fila dengan cara menjadi reseller atau dropshiper. Cara gabungnya pun gampang, cukup berbelanja Rp. 100.000,- dalam satu nota dan tidak harus hanya satu varian. Bisa mix. Duuuuh gampang kaaaaan!!<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Tapi misal kalian mau mencoba dulu, kalian bisa membelinya via <b><i><a href="https://instagram.com/tepungbumbu_serbaguna?igshid=1fsmkvm5ddptm" target="_blank">Instagram</a></i></b> dan <a href="https://www.facebook.com/profile.php?id=100010546290929" target="_blank"><b><i>Facebook</i></b></a>. Atau kalian yang ada didaerah Sidoarjo atau mungkin dalam perjalanan melewati Sidoarjo bisa banget beli offline di Glalaharum RT 18 RW 04 Porong Sidoarjo.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Saya jamin, kalian pasti akan kalap!! Hahaha, karena harganya pun terbilang cukup terjangkau.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Tepung Crispy nya antara Rp. 18.000,- sampai dengan Rp.20.000,- Bahkan yang ukuran 400gr harganya hanya Rp. 9.000,- untuk yang original, Rp. 9.500,- untuk tepung pisang dan Rp. 10.000,- tepun pedasnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Hal yang paling diutamakan dalam produksi tepung bumbu serbaguna âBundaâ ini adalah tanpa adanya pengawet, tanpa adanya pewarna dan menggunakan bahan baku pilihan. Kemudian ketika telah diolah pun hilnya tidak alot dan crispynya bisa bertahan lebih lama. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Diakhir pembicaraan dengan Ibu Fila saya sempat menanyakan apa harapan beliau untuk bisnis tepung bumbu âBundaâ yang telah beliau rintis. Eliau berujar, âtentu saya ingina menjadi produsen yang sukses dan untuk kemudian bisa memiliki pabrik, yang dari situ bisa bermanfaat bukan hanya bagi pembeli dan penikmat tepung bumbu âBundaâ tetapi juga bagi orang sekitarnya, dengan membuka peluang kerja dan kerjasamaâ. Mendengar itu saya langsung ingin pinjem toak, untuk mengamini harapan beiau.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Senang rasanya </span><span lang="EN-US">bisa ngobrol dengan penggiat UMKM, jadi termotivasi juga. Dan rasanya bulan puasa kali ini saya akan lebih bisa variasi sendiri dalam membuat camilan untuk berbuka. Hmmm. Buat donat atau pizza atau bakso atau dorayaki juga bakal praktis nih. Jadi nggak sabar nunggu puasaan. Hahaha.<o:p></o:p></span></p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-19483484018403152952021-03-19T00:34:00.003+07:002021-03-19T00:34:31.783+07:00Satu Tahun Belajar Dari Rumah<p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPtn7FB08gRjfB9OEFbcbFxT4LLcVOvBpMVq-8JxS2zZImZa9ojByTE3DTD8TIn6gH1ia850qIdRwKAAeo7eD3W-FUeIuipclvkfLvUgzkM1pQFHMVDxxzbPHpn52v7gsC9WqfFI1ZB4CM/s1401/1616088748426.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPtn7FB08gRjfB9OEFbcbFxT4LLcVOvBpMVq-8JxS2zZImZa9ojByTE3DTD8TIn6gH1ia850qIdRwKAAeo7eD3W-FUeIuipclvkfLvUgzkM1pQFHMVDxxzbPHpn52v7gsC9WqfFI1ZB4CM/s320/1616088748426.jpg" width="320" /></a></div><p>Sudah satu tahun anak-anak belajar di rumah. Ada plus minusnya pasti, tapi apakah sudah satu tahun masalah yang saat awal dihadapi sama, atau malah lebih parah atau sudah mulai bisa penyesuaian? </p><p>Kalau saya?</p><p>Kangen anak-anak sekolah lagi pasti, kangen nyiapin bekal. Kangen punya waktu me time yang lebih banyak. Hahaha. </p><p>Tapi bagaimana dengan pendampingan anak-anak? <span></span></p><a name='more'></a><p></p><p>Ya, mulai ada rasa bosan juga dengan apa yang harus dihadapi anak-anak. Mendengarkan materi dari youtube atau video yang diberikan guru, kemudian diberikan tugas. Walau ya, jika awalnya tugas hanya berupa google form dengan model soal pilihan ganda, sekarang buku paket mulai digunakan. Tidak pada kedua anak sih, ada yang buku paket kaya jadi bawaan aja gitu nggak ada yang dikerjakan langsung dibuku. Masih ada kelas yang tugasnya lebih banyak mengerjakan dari google form.</p><p>Kurang? </p><p>Ya, jelas kurang sih kalau menurut saya. Anak-anak mulai malas mencatat, mereka sudah mulai mengerti penggunaan HP / laptop dimana mereka bisa membuka google form dan juga halaman materi secara bersamaan. Mending kalau tugasnya berupa pemahaman, tapi ternyata tak sedikit yang kemudian isinya ya penggalan-penggalan langsung dari materi. </p><p>Protes?</p><p>Hahaha, bisa dikatakan saya sudah lelah untuk protes. Bukan tidak lagi mau berusaha yang terbaik untuk anak-anak. Tapi ya, satu guru dengan guru lain tentu berbeda. Satu mulai oke, tapi ada yang tetap saja. Masa iya tiap ada sesuatu kudu protes mulu.</p><p>Lalu apa yang saya lakukan?</p><p>Saya fokus saja pada anak-anak. Mulai memilah mana yang membutuhkan perhatian lebih, mana yang bisa `sudah lah ya...`. Berusaha agar anak-anak tetap mau mencatat, setidaknya melatih motorik halus mereka. Tentang materi berupa hafalan seperti Qur`an Hadist tetap memberi waktu khusus anak-anak untuk menghafal. Selepas magrib biasanya. </p><p>Ada satu hal yang dari awal saya lakukan, yaitu saat anak-anak harus mengisi google form, mereka mengerjakan sendiri kemudian langsung di submit. Saya periksa ketika mereka sudah submit, baru kemudian jika ada yang salah sama-sama mencari salahnya di mana. Karena terkadang ada soal yang harusnya benar ternyata disalahkan, dan kemudian saya tanyakan kegurunya. Dan akhir-akhir ini, karena laptop bermasalah dan anak-anak punya HP sendiri saya mulai meminta mereka menghubungi gurunya sendiri.</p><p>Hal yang saya lakukan itu sempat ditanyakan oleh guru anak-anak ketika saya mengambil rapot mereka, baik rapor tengah semester maupun rapor semester satu, dimana nilai anak-anak banyak yang tidak sempurna. Entah salah satu atau dua, pokoknya jarang banget dapet nilai 100. Gurunya sempat bertanya âIni anaknya mengerjakan sendiri semua ya Bu, kok selalu ada aja salahnya, salah satu atau dua kadang sayang aja gitu Buâ</p><p>Saya cuma bisa nyengir aja, dan bilang âiya buâ.</p><p>Pelajaran apa yang jadi konsern saya untuk anak-anak?</p><p>Matematika, Bahasa Inggris, dan Akidah Akhlak.</p><p>Metematika saya masih bisa lah mendapingi, walau sempat anak saya bilang âIbu sama Ayah kuliahnya matematika, tapi aku kan gak harus jago matematika kan Bu?â Tetapi untuk bahasa Inggris saya sebenarnya bisa mengikuti pelajarannya, tetapi rasanya kurang aja gitu, sayanya nggak bisa mengembangkan. Untungnya di dekat rumah ada yang bisa ngajari anak-anak. Alhamdulillah.</p><p>Kemudian Akidah Akhlak, selain materinya penting tetapi di sekolah anak-anak ketika memasuki kelas 3 pelajaran akidah akhlak ini materinya menggunakan huruf pego. Saya mau tak mau belajar juga donk, ayahnya bisa tapi kan lebih seringnya yang mendampingi anak-anak belajar kan saya, kalau nunggu ayahnya waaaaaah... </p><p>Apakah pelajaran lain tidak penting? Ya sama pentingnya, namun kalau untuk saya 3 pelajaran diatas itu yang butuh perhatian khusus. Sebenarnya ada 1 lagi, yaitu hafalan Juz Amma. Sebenarnya Ziandra dan Zianka bisa belajar sendiri, tetapi kalau tidak diberikan target dan tidak disimak, terkadang mereka hilang ara, hahahaha. </p><p>Bukan hilang arah yang gimana-gimana sih, seperti misal biasanya sehari bisa menambah hafalan 3-5 ayat, kalau nggak dijaga, bisa tuh seminggu nambahnya ya cuma 3-5 ayat itu saja.</p><p>Sebenarnya mengawasi anak belajar itu sudah biasa saya lakukan, semenjak mereka kecil. Tapi kalau dulu, materi dan pembelajaran yang diberikan guru di sekolah kan lebih maksimal dibandingkan sekarang. Di rumah cukup setelah magrib dan isya mereka hanya perlu mengulang lagi pelajaran yang diberikan. Bahkan saya kangen memberikan soal tambahan untuk mereka, kalau sekarang... hmmm rasanya lelah untuk sekedar membuka kembali materi mereka dan memberikan soal tambahan.</p><p>Hal lain yang saya syukuri adalah kegemaran mereka membaca. Mungkin materi dari guru mereka tidak maksimal, tetapi dari kegemaran mereka membaca wawasan mereka tetap bertambah. Sampai terkadang, pertanyaan yang mereka ajukan membuat saya dan suami saling adu pandang. Dan ketika kami bicara berdua selalu ada lontaran kalimat âdulu kita ngapain aja sih pas SD, kok rasanya dulu kita bahkan nggak terpikir apa yang mereka tanyakan.â </p><p>Jadi intinya, ya... saya juga mulai lelah kok dengan sistem belajar di rumah ini. Tetapi, ya mau tak mau memang harus dijalani. Tinggal mari sama-sama mencari cara masing-masing untuk kemudian menghindari orang tua yang darah tinggi dan hubungan dengan anak jadi tak lagi menyenangkan. Yup, cara masing-masing, dan tak perlu menilai bagaimana cara orang lain. Sharing tapi tanpa ngejudge. :)</p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-52067658981905225832021-03-14T18:09:00.002+07:002021-03-19T00:41:43.601+07:00Jalan-jalan ke Mall<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd_10J9HKzfa7EreRbA7wzwnTIs3t5hD05wPPkgeDqrhM-m4A8Ttt2alAu7HVBik8MOnHWKooAtOQ0xfw-O0GzEtV7TocCZ1kXR3kFYKx-YM_XTnRXUyJWVXleFznNWIXGddTq48wCb-LJ/s1401/1615719895510.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd_10J9HKzfa7EreRbA7wzwnTIs3t5hD05wPPkgeDqrhM-m4A8Ttt2alAu7HVBik8MOnHWKooAtOQ0xfw-O0GzEtV7TocCZ1kXR3kFYKx-YM_XTnRXUyJWVXleFznNWIXGddTq48wCb-LJ/s320/1615719895510.jpg" width="320" /></a></div><p><span style="font-size: 11pt;">Kalau ditanya ada berapa mall di Surabaya saya nggak tahu, hahaha. Walaupun suka nge-mall dan menjadikan mall sebagai area kunjungan pelepas penat atau rekreasi, tetapi rasanya mall yang saya kunjungi itu-itu saja. Dari sekian banyak alasan mengapa saya hanya beberapa mall saja yang pernah saya kunjungi salah satu alasan pastinya adalah karena jarak. Yang pasti jumlah mall di Surabaya lebih banyak daripada di Malang.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Mungkin kalau di tanya di Malang, saya sendiri sebenarnya nggak punya mall favorit. Semua suka karena dalam sehari kalo ngganggur bisa loh jalan-jalan keliling malang kemudian mendatangi semua Mall. Hahahaha. Ini pernah saya lakukan sama suami beberapa tahun lalu ketika kita nekat ke Malang menggunakan sepeda motor. Jadi jalan-jalannya lebih leluasa. Mall pertama yang kunjungi ya Matos kemudian nyambung ke sebelahnya, kemudian ke MOG, kemudian ke Sarinah lanjt ke Toko Gramedia yang ada di depan Sarinah. Kemudian sorenya lanjut ke mall yang lokasinya didaerah dieng.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2021/02/air-susu-dibalas-air-tuba.html" target="_blank">Air Susu Dibalas Air Tuba</a></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Bukan cuma dateng terus cabut ya, tapi ya bener-bener sempet jalan-jalan ngelilingi mallnya. Capek tinggal cari tempat makannya, njajan bentar kemudian muter lagi. Karena masing-masing mallnya nggak seberapa luas jadi rasanya kalo jalan-jalan di Malang seharian bisa datengin semua Mallnya, kalo di Surabaya muterin Tunjungan Plaza aja rasanya kurang ya kalau cuman satu hari.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="IN">Dulu saat masih tinggal di Malang dan sering berkunjung ke Surabaya, Mall yang sering dikunjungi kalau nggak Royal ya Tunjungan Plaza. Ya, ada beberapa kali mengunjungi mall lain, tapi tetap saja dua mall itu yang menjadi favorit. Tapi yang sesungguhnya dicari dari sebuah mall sebenarnya adalah tempat nongkrong atau tempat makannya yang enak dan ada gramedianya. Hahahaha, jadi bisa dibayangkan rute jalan-jalannya. Datang muterin mall tanpa arah, atau kalau lagi cari sesuatu ya njujug </span><span lang="EN-US">ke toko yang jual apa yang dicari kemudian makan dan ke Gramedia.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Kalau sekarang sebenarnya Tunjungan Plaza sudah dicoret dari salah satu mall yang saya sukai. Terakhir kesana itu entah kenapa kok rasanya jadi sumpek aja belum lagi rasanya ACnya nggak dingin. Padahal kan salah satu alasan ngemall ya ngadem kan. Hahaha. Dan ini ternyata nggak saya aja yang merasakan beberapa temen lain juga mengamini yang saya bicarakan. Entah setelah pandemi ini ya, mungkin sudah berbeda.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Lalu sekarang sejak tinggal di Surabaya dan menjadi warga Surabaya selama hampir 11 tahun, saya rasanya tetap masih belum tau ada berapa mall di Surabaya, dan pastinya masih banyak mall yang belum pernah saya singahi. Kadang mungkin ada juga mall yang pernah saya singgahi untuk mendatangi suatu acara namun ya datangnya cuman untuk acara itu, setelah selesai pulang. Kadang nggak jarang ketika ada obrolan tentang salah satu mall, saya sering tanya ke suami âkita pernah nggak sih, ke mall itu?â Hahaha, kadang saya sudah datangi tapi saya nggak ngeh namanya, atau lupa karena kunjungannya Cuma sekali dan itu udah lama bangeeeet.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, bahwa suatu mall menjadi fabvorit salah satu alasannya adalah karena jarak. Ada beberapa mall yang jaraknya bisa dikatakan cukup dekat dengan rumah saya. Tetapi yang kemudian sering saya dan keluarga kunjungi adalah Mall Pakuwon atau sebelumnya lebih dikenal dengan PTC.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN0NY88OyOkTCPHFg4xfKoj7P5HT69ibzhjwh9_R6nZudXlXwsR1PjQTTmSq0ddUgaYAHiFiqPp_Wb76TccAhgV0WDDbKfQRs2gBdT_KZkSu812F9RzN2DW8_tn_9x1gaqgbL_158tOjIp/s4624/IMG_20210313_171620.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="3460" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN0NY88OyOkTCPHFg4xfKoj7P5HT69ibzhjwh9_R6nZudXlXwsR1PjQTTmSq0ddUgaYAHiFiqPp_Wb76TccAhgV0WDDbKfQRs2gBdT_KZkSu812F9RzN2DW8_tn_9x1gaqgbL_158tOjIp/s320/IMG_20210313_171620.jpg" /></a></div><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Beberapa tahun lalu, Mall Pakuwon tidak seperti sekarang. Saya lebih menyebutnya sebagai royal versi mini, karena dari toko yang ada jarang sekali ada butik atau toko-toko barang branded. Bisa dihitung dengan jari lah. Namun walau demikian tetap saja menjadi favorit, karena tempat makannya enak, dan kemudian ada gramedianya. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Sebenarnya royal tetap menjadi favorit mall, tapi karena jaraknya dengan rumah cukup jauh jadi nggak sering dikunjungi saja. Tapi kalau misal lagi pengen pergi agak jauh mall royal menjadi salah satu pilihannya. Misal seperti beberapa saat lalu karena ada urusan di daerah ketintang akhirnya bisa ketemuan sama <a href="https://yuniarinukti.com/" target="_blank"><b>Yuni</b></a> di Royal. Hahaha, gercep banget lagi, orang bilang mau ke Royal langsung disamperin. Tombo kangen ketemu temen-temen yang biasanya paling nggak beberapa bulan sekali ketemuan di even.<o:p></o:p></span></p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-74766493785844214502021-02-28T18:02:00.005+07:002021-02-28T19:01:32.166+07:00Air susu dibalas air tuba.<p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMuu4CCyf6UO7zqhEusVnPX_pzObBk8DM_NJA4QM5YNtxUAaQZNnOSLjoXHnDUypx0v4xduoue-ENt21llOl46Y5KPyme5vLhG4WMlE4XZmlVY7eNe1q-IO-0d5C0XxCN3aIlTnkm8EE7B/s1401/1614513532951.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMuu4CCyf6UO7zqhEusVnPX_pzObBk8DM_NJA4QM5YNtxUAaQZNnOSLjoXHnDUypx0v4xduoue-ENt21llOl46Y5KPyme5vLhG4WMlE4XZmlVY7eNe1q-IO-0d5C0XxCN3aIlTnkm8EE7B/s320/1614513532951.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><p></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span style="font-size: 11pt;">Percakapan siang tadi sama suamik.</span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âDapet tema, air susu dibalas air tuba, nih. Enaknya nulis apa, ya?â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âYa terserah kamu aja,â jawab suamik singkat tanpa mengangkat kepala sedikitpun, tetap asik menekur HPnya.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âBingung mau nulis apa. Kita punya pengalaman begitu nggak sih? Ada orang yang mbales perbuatan baik kita dengan perbuatan buruk?â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Dia mematikan dan meletakkan HPnya, menghadap saya. âEmang pernah?â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âLaaaaah, kok malah balik tanya.â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âMasalah e lek nolong orang ya, setelahnya ya udah sih, nggak mikir lagi apa yang dilakukan setelahnya. Ya, bantu sih bantu aja.â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âKalau habis dibantu terus nggak ucapin terima kasih, padahal kitanya bantu juga sebenernya meluangkan waktu dan tenaga kan? Itu masuk nggak sih?â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âLah, kamu nolong ngarep kata terima kasih?â<br /><br /><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âYa⌠nggak sih. Itu kan Cuma masalah tata krama dan unggah ungguh aja sih. Setelah ditolong, sikap yang baik itu ya berterima kasih.â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âTapi ketika yang kamu tolong tidak mengucapkan terima kasih, itu merugikan kamu nggak?â <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âYa nggak sih. Nggak masuk ya, jadi Cuma masalah bad attitude aja ya itu.â Ucap saya kemudian menyeruput es cappucino saya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Suamik kemudian mulai menyalakan rokoknya, dan setelah sesapan pertama dia berkata, âKadang nih ya, saat ada teman membutuhkan dan kita tahu, kita membantu. Namun saat kita membutuhkan, sedikit orang yang ada disekitar kita. Ngerasa nggak?â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Saya mulai memikirkan apa yang dikatakan suami saya, dan kemudian satu hal terbersit, âtapi mungkin saat kita butuh bantuan kita bukan orang yang dengan mudah meminta bantuan. Bukan mereka tidak mau membantu, mungkin saja mereka nggak tau kalau kita butuh sesuatu.â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âIya juga sih. Bukan salah mereka juga kalau nggak bantu kita, karena mungkin mereka nggak tau.â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âAh, bagaimana dengan orang yang kita ajak diskusi nih. Kemudian dihadapan orang lain dia bicara seolah itu pemikiran dia sendiri.â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âPlagiat?â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âBukan plagiat sih, lebih ke ambil ide orang aja. Si A punya ide buat konten tentang sesuatu, belum sempet dilakui Cuma sempet didiskusikan sama temennya. Eh yang buat konten duluan malah temennya.â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Baca juga : </span><a href="https://www.noninge.com/2021/02/belajar-karena-dikomentari.html">Belajar karena dikomentari</a></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âKalah cepet. Salah e leletâ<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âLoh heeeeeeâŚâ<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âHahahaha, rasae sih nggak masuk ke pribahasa tadi yo. Walau podo kurang ajar e . Masalah ide, kan memang sekarang ini nggak ada yang namanya autentik. Pastil ah ada terinspirasi dari siapa atau apalahâ<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âLucu aja sih, kaya yang sering terjadi kalo pas ada konten kreator niru konten kreator lain tanpa ada credit, kemudian ngaku atau menunjukkan bahwa semanya ya idenya sendiriâ<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âLah kalau itu kan kamu juga nggak bisa membuktikan dia niru, kalau kamu komen, kok mirip punya si A sih, bisa aja bakal ngeles ah iya kah, aku malah nggak tau punya si A.â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âIya sih, walau kadang aku masih suka heran kenapa sih seakan berat banget untuk mengakui bahwa karyanya dia terinspirasi dari karya orang lain.â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âEgo.â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âLah, padahal ketika orang lain tau dia niru kan malah jelek namanya dia?â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âYa, dia menganggap orang lain nggak akan tau kalau itu bukan murni idenya dia sendiri, dan tidak ada yang menegur.â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âBtw, pembicaraan mulai melengceng, terus air susu dibalas air tuba iki aku nulis apa?â<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">âYa mbuh.â Jawab suami saya singkat, menghisap rokok yang tinggal sekali hisap itu dan menekuri lagi HPnya.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US"> </span></p><p class="MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm; text-size-adjust: auto;"><span lang="EN-US">Karena saya bingung mau nulis apa, jadi saya tulis saja percakapan saya dengan suami. Intinya sih, walau mungkin kadang balasan yang kita terima dari apa yang sudah kita lakukan tidak seperti harapan, namun jangan sampai itu menghalangi kita untuk berbuat baik. Tidak perlu memikirkan balasan apa yang akan diterima, cukup berbuat baik saja.<o:p></o:p></span></p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-41625825766089640362021-02-07T18:26:00.001+07:002021-02-07T18:29:02.197+07:00Belajar karena dikomentari.<p></p><p><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghiYzlCCR0_8ga1iApQNj73pwEHgWCNhel2hGQqD2g1KFrDegejamjHPEFyWsWpAK0_AAO__1SadqaEdksHVjGOjR_3xEZN82yRMd713vOmO90RUpcOFT51BtDvN-Ty39oS3H6W7mSd_xu/s1401/1612697282480.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghiYzlCCR0_8ga1iApQNj73pwEHgWCNhel2hGQqD2g1KFrDegejamjHPEFyWsWpAK0_AAO__1SadqaEdksHVjGOjR_3xEZN82yRMd713vOmO90RUpcOFT51BtDvN-Ty39oS3H6W7mSd_xu/s320/1612697282480.jpg" width="320" /></a></span></div><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"><br />Pernah nggak diremehkan oleh
orang lain?<o:p></o:p></span><p></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Mungkin kita semua pernah
merasakannya, yang berbeda dampaknya dan cara kita menanggapinya. Terkadang
orang merasa asal komentar yang tak sadar bahwa apa yang ia lakukan sedang
meremehkan, atau bahkan memandang rendah orang lain.<span></span></span></p><a name='more'></a><o:p></o:p><p></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Satu kalimat, kita memang tidak
bisa mengontrol orang lain untuk berkomentar atau berpendapat, yang dapat kita
atur adalah bagaimana kita menanggapinya dan apakah itu akan mempengaruhi kita
atau tidak.</span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Orang memang lebih mudah untuk
berkomentar, menganggap itu hanya sebuah komentar yang tidak akan bepengaruh
besar. Namuin ketika komentar itu ditanggapi entah disanggah atau bahkan
ditentang, malah yang komentar endingnya ngatain yang dikomentari sebagai orang
yang baperan. Pernah merasakan itu? Hahaha<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Ada satu cerita, ini tentang
posisi saya yang hanya sebagai ibu rumah tangga. Tapi jika ditelisik sebenarnya
komentar ini juga meremehkan kemampuan suami. Saat saya dan suami memutuskan
memasukkan anak-anak ke sekolah swasta, dan kemudian orang taunya sekolah itu
biayanya lumayan mahal, komentar yang kami terima adalah "mampu kah
bayarnya, sedang yang menghasilkan uang cuma satu orang?"<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-size: 18px;">Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2021/01/waktu-yang-tak-kan-kembali.html">Waktu yang tak kan kembali</a></span></p><p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Saat itu saya dan suami sih
diam saja, tidak menanggapi apa-apa. Cuma kemudian akhirnya jadi bahan obrolan
kita berdua. Apakah salah, posisi saya yang tidak menghasilkan uang? Apakah
salah jika kami ingin memasukkan anak-anak ke sekolah yang menurut kami cocok
dengan mereka?<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Ya, dari satu komentar itu yang
timbul adalah rasa rendah diri saya. Ketika saya tidak menghasilkan apa-apa
seakan saya ini hanya menjadi beban bagi suami, belum lagi kemudian anaknya
dimasukin sekolah yang bagus. Untungnya suami bisa sih membuat saya nggak
rendah diri lagi, dengan caranya tentunya.<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Tetapi komentar itu akhirnya
membuat kami membicarakan lebih lanjut masalah keuangan.<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Saat itu memang kebutuhan
paling besar adalah di sekolah, dan waktu itu yang sekolah baru satu anak.
Bagaimana kalau dua, emang sanggup. <o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Suami kemudian mengingatkan,
bahwa segala rejeki itu Allah yang atur. Dan rejeki anak-anak itu jangan
disepelekan. Asalkan kita (saya dan suami) yang dititipi bener-bener
mengusahakan. Selebihnya serahkan pada Allah.<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Tapi dalam perjalanannya,
apakah semudah itu?<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Tentu tidak!<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Uang gaji tentu sudah
diperhitungkan dan diplot sedemikian rupa hingga yang pasti kebutuhan akan sekolah
dan kebutuhan akan menjadi pengeluaran utama begitu gaji diterima. <o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Nabung? <o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Jika semua pakar keuangan
bilang, sisihkan uang diawal jangan menabung dari sisa. Ini awalnya sulit kami
lakukan. Apalagi nabung secara personal. Ditaruh di bank yang ada ATMnya, bulan
ini nabung bulan depan eh udah kepake aje. Hahaha. Walau ya, kami masih
memiliki post tabungan yang tidak terpakai walau nilainya nggak sebanyak yang
dianjurkan oleh pakar, hahaha.<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Belum lagi jika kemudian ada
pengeluaran dadakan. Ini yang kadang paling horor. <o:p></o:p></span></p>
<p><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Awal pernikahan, bisa dikatakan
saya dan suami benar-benar harus belajar banyak mengelola keuangan. Kondisi â<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">besar pasak daripada tiang</b>â awal-awal anak
sekolah dulu sering terjadi. Hingga akhirnya membuka beberapa post tabungan
yang seharusnya tidak diusik.<o:p></o:p></span></p>
<p><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Sebelum punya anak masalah
keuangan tidak seberapa diatur, istilahnya losss aja gitu. Nabung ya dari uang
sisa aja, kalau pengen aja, hahaha, jangan ditiru.<o:p></o:p></span></p>
<p><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Begitu punya anak kebutuhan nambah, kondisi
keuangan ada peningkatan tidak sesignifikan kebutuhan, kadang kondisi itu yang
membuat semua jadi terasa salah.<o:p></o:p></span></p>
<p><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Mengusahakan pemasukan lebih
tentu dilakukan, tapi yang paling penting adalah pengelolaan keuangannya. Mulai
sadar dengan dana darurat, mulai melek tentang musti nabung yang bagaimana.
Rasanya itu yang lebih penting supaya uang tidak mengalir begitu saja tanpa
jelas apa yang akhirnya kita dapat.<o:p></o:p></span></p>
<p><span style="color: black; font-size: 13.5pt;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Komentar orang tadi, dan kemudian juga kondisi
dimana merasakan pengeluaran rasanya tidak sebanding dengan pemasukan membuat
saya dan suami lebih melek akan banyak hal tentang keuangan. Walau mungkin
kondisi keuangan kami mungkin masih tergolong pas-pasan, namun setidaknya tidak
sampai mengalami menggunakan tabungan yang memang disimpan untuk persiapan hal
lain dimasa yang akan datang.<o:p></o:p></span></p>
<p><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Kamu punya pengalaman dalam hal
keuangan? Boleh loh berbagi di kolom komentar. <o:p></o:p></span></p><br /><p></p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-36949535174020266612021-01-24T15:30:00.002+07:002021-01-24T18:46:28.166+07:00Waktu yang tak kan kembali<div><br /></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCubPFjRpo0j8KdxxnIeDONeXhpiVZRlWzcgBr6QOWq5bfy7jsy9wFK5ea_SEO8u7pJDzULIhEtWgm7IqY8AFmg3yFn9Qxeah7MIjuPX9OenX8o1Ee-Sp_dP7mhdJUakD4r_GC_YnWoQjL/s1401/1611476958289.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCubPFjRpo0j8KdxxnIeDONeXhpiVZRlWzcgBr6QOWq5bfy7jsy9wFK5ea_SEO8u7pJDzULIhEtWgm7IqY8AFmg3yFn9Qxeah7MIjuPX9OenX8o1Ee-Sp_dP7mhdJUakD4r_GC_YnWoQjL/s320/1611476958289.jpg" width="320" /></a></div><br />Ada satu kalimat dari sebuah film yang saya ingat betul, walau judul film itu sendiri saya sudah lupa.<blockquote>"Hal yang paling berharga adalah detik yang telah berlalu. Sekaya apapun dirimu, takkan mampu mengembalikan detik yang telah berlalu itu"<span><a name='more'></a></span></blockquote><p>Karenanya, sebisa mungkin melakukan hal-hal terbaik supaya tidak ada penyesalan dalam hidup. Namun tentu tidak semua berjalan sesuai apa yang kita mau dan rencanakan. Seperti halnya resolusi yang dibuat diawal tahun, mungkin ada yang tidak berjalan sesuai dengan yang kita inginkan.</p><p>Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2021/01/2021-perlukah-membuat-resolusi.html">2021, perlukah membuat resolusi?</a></p><p>Beberapa hal terjadi juga diluar kendali kita, seperti saat ingin jalan-jalan eh hujan.</p><p>Untuk tahun 2020 mungkin sudah jamak dituliskan perihal pandemi yang kemudian membuyarkan segala rencana. Banyak resolusi yang harus direlakan tidak terealisasi. Namun apakah kemudian di tahun 2020 penuh dengan penyesalan? </p><p>Kalau untuk saya, ada penyesalan namun bukan karena banyaknya rencana yang gagal. Karena saya yakini, bahwa ketika rencana tidak berjalan sesuai rencana saya, maka rencana dari Allah yang terbaik untuk saya.</p><p>Banyak hal kemudian terjadi yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan. Seperti akhirnya lebih mengetahui segala sistem pembelajaran anak, mengenal lebih bagaimana cara agar anak lebih cepat mengerti apa yang mereka pelajari. Memiliki dua anak, dan keduanya memiliki cara belajar yang berbeda. Selama pandemi ini, rasanya saya disuruh belajar lebih lagi mengenal anak-anak.</p><p>Kemudian beberapa kegiatan mungkin tercancel, namun kemudian ada kegiatan baru yang menjadi hobby dan menjadi pelepas penat yang baru. Dunia fotografi, yang semakin mengenalnya saya merasa semakin tidak tahu apa-apa. </p><p>Lalu apa yang saya sesali? </p><p>Kata orang, terkadang kita baru benar-benar merasakan sesuatu itu begitu berharga, ketika kita merasakan kehilangan. Dan ya, sayapun mengamini itu. Dan ada satu kejadian yang paling aku sesali di tahun 2020.</p><p>Ketika di pertengahan tahun, kakak ipar saya meninggal dunia. Bukan, bukan karena covid. Beliau meninggal karena penyakit kankernya. Penyakit yang disembunyikan dari sanak saudara, begitupun dari saya. Saya hanya mendengar kabar bahwa beliau sakit di November 2019, namun ketika Desember 2019 saya ke Malang beliau sehat dan tidak ada menyinggung masalah penyakitnya.</p><p>Kemudian pertengahan 2020 saya mendapatkan berita beliau berpulang. Kaget, pasti. Sedih, jelas. Menyesal, sangat. Karena saat itu saya tidak bisa ke Malang, bahkan untuk sekedar melepas kepergiannya dan memberikan penghiburan untuk kakak saya.</p><p>Saya memang tidak dekat dengan beliau, namun ketika papi dan mami saya tiada, kakak dan kakak ipar sayalah yang bisa dikatakan menjadi pengganti orang tua bagi saya. Walau hanya bertemu sekali atau dua kali dalam satu tahun, saya tahu beliau care pada saya dan keluarga kecil saya.</p><p>Rasanya ingin mengulang semua yang pernah terjadi, kemudian lebih banyak memberikan waktu untuk main ke Malang. Namun, ya semua tidak akan mungkin bisa terulang. Seperti halnya Desember 2020 yang biasanya saya setiap liburan akhir tahun selalu dihabiskan di Malang, saya tidak bisa ke Malang dengan alasan pandemi.</p><p>Bagi kakak saya yang beragama Katolik, Natal ditahun 2020 pastilah berat. Natal pertamanya tanpa suami tercinta. Kami hanya bisa bersua melalui video call, bertukar cerita yang sempat tertunda karena saya tau dia sedang berkabung. Saling bertukar tangisan akan kenangan akan kakak ipar, juga papi dan mami.</p><p>2020 memang bukan tahun yang mudah untuk dijalani. Namun Alhamdulillah apapun yang terjadi bisa dihadapi dan sekarang mulai melangkah di 2021. Dari segala rencana yang ada, ternyata ada yang lebih penting, kedekatan dengan orang terkasih.</p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-29220097377357715302021-01-16T11:15:00.009+07:002021-01-16T11:22:42.046+07:002021 perlukah membuat resolusi?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLafSty-lChMpoqLPYn8Xjxerw4UFZItImp224ezVXqKA2sK5_AN1PFZHSXl8dI5lQBsHeucN9ut3J3KRZMesoFmke3LSs7PU3WygCfbix-Ae_evqWvdamdEDia5-cypEnT0WXy2ldaGdp/s1401/1610770693059.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLafSty-lChMpoqLPYn8Xjxerw4UFZItImp224ezVXqKA2sK5_AN1PFZHSXl8dI5lQBsHeucN9ut3J3KRZMesoFmke3LSs7PU3WygCfbix-Ae_evqWvdamdEDia5-cypEnT0WXy2ldaGdp/s320/1610770693059.jpg" width="320" /></a></div><p>Sebelum membicarakan tentang resolusi atau rencana-rencana di tahun 2021, saya menengok lagi ke 2020. Rasanya banyak rencana yang tinggal rencana, banyak keinginan yang harus tertunda. Berat, tapi mau tak mau harus di jalani. <span></span></p><a name='more'></a><p></p><p>Seperti yang saya tulis di post sebelumnya bahwa, saya sebenarnya jarang sekali membuat resolusi. Rencana jangka panjang pun hanya sekedar dicatat dengan target yang mungkin hanya bertuliskan tahun. Target jangka pendek, kadang semua dijalani mengalir saja. </p><p>Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2021/01/ngeblog-susah.html">Ngeblog susah?</a></p><p>Mengapa seperti itu, terkadang saya ketika memiliki suatu yang sudah benar-benar direncakan dengan sangat detail, berusaha sedemikian rupa agar terwujud. Baik? Ya tentu kalau hanya seperti itu mungkin baik, namun pertanyaannya bukan lagi apakah baik atau tidak, tetapi bagaimana dampaknya jika rencana itu tidak berhasil dijalani.</p><p>Seperti yang terjadi di 2020, beberapa rencana bubar jalan. </p><p>Mungkin sebagian orang, target tak terlaksana, ya sudah bisa ditargetkan lagi. Mungkin saya tidak bisa dengan mudah seperti itu, saya jadi kepikiran mendekati deadline sudah bingung sendiri. Walau mungkin kalaupun rencana itu tidak tercapai ya, nggak apa-apa. Tapi rasanya kecewa aja gitu sama diri sendiri. Padahal mungkin yang membuat tidak bisa terjadi di luar kuasa kita sendiri.</p><p>âSebaik-baiknya rencana manusia, lebih baik lagi rencana Allah.â</p><p>Saya berpegang pada kalimat itu, dan kemudian mulai membicarakan dengan suami. Dan kami memutuskan bahwa rencana hanya dibuat secara garis besar saja, tak perlu mendetail kapan harus terlaksana. Bahkan mungkin yang berhubungan dengan keuangan. Bukan berarti kami tidak mengatur keuangan, namun tak kemudian muluk nabung harus sampai sekian-sekian dalam berapa bulan atau tahun.</p><p>Seseorang pernah bertanya : lantas, seperti keperluan sekolah anak? Apa tidak harus diplaning.</p><p>Tentu sedikit membuat rencana, tapi kembali lagi kami tak benar-benar menargetkan secara spesifik. Hal ini kami lakukan juga karena pengalaman dengan anak-anak kami. Saat Ziandra baru lahir, bahkan berumur 2tahun, kami tidak ada rencana menyekolahkan ke TK tempat dia akhirnya bersekolah. Karena menurut kami terlalu mahal. Tapi ternyata dengan caraNya Allah kasih jalan, sampai akhirnya mereka bisa bersekolah di sana.</p><p>Jadi bagaimana dengan 2021? Apa saja yang saya rencanakan?</p><p>â˘<span style="white-space: pre;"> </span>Lebih bisa mengatur waktu.</p><p>Dengan anak-anak bersekolah dari rumah, rasanya penjelasan dark guru melalui video atau meet secara online kurang untuk mereka bisa memahami materi. Di sini saya kadang tak bisa membagi waktu antara mendampingi anak-anak, masak dan mengatur rumah. Walau anak-anak sudah mulai banyak bisa melakukan apa-apa sendiri, rasanya saya masih belum benar-benar menghandle semua dengan baik. Belum lagi waktu untuk me time</p><p><br /></p><p>â˘<span style="white-space: pre;"> </span>Lebih rajin membaca buku.</p><p>Ini salah satu rencana yang ikut bubar di 2020. Dulu mikir, anak-anak sudah sekolah waktu untuk me time lebih banyak, jadi bisa lebih lama memegang buku. Ketika anak sekolah dari rumah, ketika pegang buku tiba-tiba mata menjadi berat. Hahaha. </p><p><br /></p><p>â˘<span style="white-space: pre;"> </span>Lebih rajin berolahraga</p><p>Alhamdulillah, awal 2021 sudah ACC suami untuk ikutan berenang saat anak-anak les berenang. Semoga saya nya bisa terhindar dari kemalasan.</p><p>â˘<span style="white-space: pre;"> </span>Belajar terus dunia fotografi</p><p>Saat 2020 dan harus di rumah saja, kemudian ada challange foto NBS salah satu cara membuat saya akhirnya lebih banyak mengenal dunia fotografi. Banyak membaca, walau mungkin saat ini saya belum mengikuti banyak workshop, tetapi setidaknya selain rajin membaca macam-macam teori fotografi, juga harus rajin mempraktekkannya.</p><p><br /></p><p>â˘<span style="white-space: pre;"> </span>Mencari dan mempelajari metode belajar anak.</p><p>Memiliki dua anak yang hanya berjarak 1,5tahun namun keduanya berbeda dalam banyak hal, terkadang membuat emak harus ekstra belajar. Terutama dalam mengenali dan mencarikan metode yang tepat agar anak lebih mudah memahami apa yang sedang dipelajari. Selain itu rasanya saya juga perlu mulai mencari banyak soal-soal yang membuat anak tertarik, khususnya di pelajaran matematika dan bahasa Inggris.</p><p><br /></p><p>â˘<span style="white-space: pre;"> </span>Memberi lebih kepercayaan pada anak.</p><p>Sejak sekolah di rumah, saya seperti menjadi mandor bagi anak-anak dibandingkan sebagai rekan. Di tahun ini saya ingin lebih mengurangi âkemandoranâ saya dengan memberikan mereka kepercayaan mengatur waktu. Memberikan kepercayaan pada mereka untuk ikut benar-benar membantu mengerjakan pekerjaan rumah yang mereka inginkan. Seperti membantu masak, atau mengatur kamar. Biasanya mereka membantu dan menuruti keinginan saya. Saatnya mereka juga bisa ikut mengatur rumah.</p><p><br /></p><p>â˘<span style="white-space: pre;"> </span>Belajar lebih banyak resep.</p><p>Rasanya selama ini kok masaknya itu-itu saja. Sebulan ya diputar seputaran itu saja. Hahaha. Mungkin ini bisa berkaitan dengan poin sebelumnya dimana saya bisa melibatkan anak-anak. Belajar bersama.</p><p><br /></p><p>Terasa spesifik, namun itu tanpa target muluk harus segera terlaksana, semua berjalan seiring waktu. Bagaimana dengan rencanamu di 2021 ini. Semoga pandemi segera berakhir ya.</p><p><br /></p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-19889861433957635712021-01-10T18:20:00.002+07:002021-01-10T18:20:54.575+07:00Ngeblog susah?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgntsFfj9-obTvdknzFY72pZRwl-vAgWlSpmhyNC24QKHHT_t0ITk4DwSPxRaA_tpo1zKgwvwdNU5qPEHpdgIi10ufeCiAevrEu2obTy3dscHDZukKHnsz_RQOg3dtI3qFWgm-prTlihn87/s1401/1610277573546.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgntsFfj9-obTvdknzFY72pZRwl-vAgWlSpmhyNC24QKHHT_t0ITk4DwSPxRaA_tpo1zKgwvwdNU5qPEHpdgIi10ufeCiAevrEu2obTy3dscHDZukKHnsz_RQOg3dtI3qFWgm-prTlihn87/s320/1610277573546.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p class="MsoNormal">Ngeblog susah?</p>
<p class="MsoNormal">Saya pernah menulis bahwa terkadang saya malu sih kalau
menyebut diri sebagai blogger, padahal nulis udah jarang-jarang. Kemudian sudah
tidak mengupgrade ilmu tentang dunia blogging yang begitu luas. Suka membaca
sih saat teman-teman blogger mengulas masalah PV, optimasi, SEO, bagaimana
supaya bisa menempati page one pencarian google.<span></span></p><a name='more'></a><p></p>
<p class="MsoNormal">Sejujurnya saya sempat mencoba untuk mengikuti beberapa hal
yang bisa saya pelajari, tetapi kemudian saya merasa apa ya, ngos-ngosan. </p>
<p class="MsoNormal">Mungkin karena dari awal saya tidak menjadikan blog ini
sebagai tempat untuk benar-benar yang menghasilkan. Hanya sebagai wadah saya
bercerita. </p>
<p class="MsoNormal">Lalu, kalau saya memang tidak mengupgrade ilmu saya dalam
dunia blogging, ternyata beberapa hal tetap menjadi terasa sulit untuk saya
saat ini. </p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">¡<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><b>Mengatur waktu</b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Mungkin tentang mengatur waktu ini juga
dirasakan banyak teman blogger. Awalnya saya mengira ketika anak-anak mulai
sekolah SD dengan durasi mereka berada disekolah yang panjang, maka saya bisa
lebih rajin menulis untuk blog.</p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Ternyata saya salah. Ketika anak-anak mulai
sekolah dari pagi-siang, saya kadang tetap tidak sempat meluangan waktu
satu-dua jam untuk menulis blog. Ada saja hal yang harus dikerjakan, hingga ketika
waktu mulai luang, ternyata sudah waktunya menjemput anak-anak dari sekolah.</p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18pt;"><b><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">¡<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;">
</span></span></span><!--[endif]-->Ide konten</b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Mungkin saya sudah lumayan sering menulis
tentang ini. Bahwa kadang saya kesulitan mencari apa yang ingin saya tulis di
blog. Mengomentari hal yang sedang viral kah? Tapi kadang saya telat tahu hal
viral itu, atau kemudian saya berpikiran bahwa hal itu terlalu sensitif untuk
saya bahas di blog saya ini. </p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Entahlah, makin kesini rasanya saya tidak
lagi selepas dulu saat menulis, bahkan pendapat saya sendiri. Ada saja yang
dipikirkan sebelum akhirnya mempublish sebuah draft.</p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br /></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2020/12/konten.html">Konten</a></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">¡<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><b>Mengatur mood</b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Menulis sebenanya juga merupakan salah satu
sarana untuk healing buat saya. Di mana kadang saya menuliskan banyak hal walau
akhirnya hanya tersimpan di draft. Nah kadang ketika<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>memiliki waktu senggang untuk menulis, mood
sedang tidak bersahabat. Rebahan kadang lebih menggoda dibandingkan duduk di
depan laptop.</p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">¡<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><b>Mudah terdistraksi</b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Mungkin saat ini sebenarnya ngeblog itu
sudah bisa dilakukan dengan makin canggihnya gadget. Menulis bisa dilakukan di
handphone dengan mudah. Aplikasi-aplikasi yang ada di laptop atau komputer
sudah banyak yang tersedia dan bisa diinstal di handphone. </p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Namun dibalik kelebihan itu ada hal lain
yang kadang membuat hal mudah itu justru sebenarnya bisa membuat menjadi sulit.</p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Entah jika menggunakan handphone saya
dengan mudah terdistraksi. Tiba-tiba ada pesan di whatsapp yang masuk, sekali
dibuka dan berbalasan lupa deh dengan niat menulis. Belum lagi notifikasi lain
seperti dari instagram, atau twitter, atau facebook.</p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto;">Sebenarnya
menulis masih saya lakukan, tapi kemudian karena kadang menulis diblog pun
banyak tersimpan di draft maka saya kembali ke metode lama, yaitu menulis di
buku. Salah satu bentuk terapi juga sebetulnya. Walau sebenarnya kadang kangen
juga untuk bisa posting secara teratur seperti beberapa tahun lalu.</p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto;">Namun
kembali lagi, mungkin prioritas masing-masing orang berbeda. Belum lagi
sekarang saya mulai makin menyukai dunia fotografi. Terkadang waktu habis juga
untuk mencoba foto-foto. Walau sebenarnya sama dengan menulis kadang saya
bingung mau foto apa, hingga akhirnya ikut challange agar saya mendapatkan
tema.</p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0cm; mso-add-space: auto;">Ikutan
challange Ning Blogger Suroboyo ini juga salah satu cara agar blog ini tetap
terisi. </p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-87116918046909659862021-01-03T10:16:00.002+07:002021-01-03T10:16:33.453+07:00Malam Pergantian Tahun<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwrH6qep2010392zb58eiawRqo5qvtU6as8Yxh51Ehc5snRjCCb6jdrjlk-oks-I6hPM9FS5arhsO1Eb4O6Do06Bi2H07aLpvpKi1HCK9aHTZaX7i8UZfuWR5Gt6EMYQdECAAUjYAKl9CG/s1401/1609642884523.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwrH6qep2010392zb58eiawRqo5qvtU6as8Yxh51Ehc5snRjCCb6jdrjlk-oks-I6hPM9FS5arhsO1Eb4O6Do06Bi2H07aLpvpKi1HCK9aHTZaX7i8UZfuWR5Gt6EMYQdECAAUjYAKl9CG/s320/1609642884523.png" width="320" /></a></div><p></p><p>Malam Pergantian Tahun</p><p>Sedikit mengingat tentang malam pergantian tahun sebelum-sebelumnya, rasanya tidak ada perayaan istimewa. Seringnya saya diam di kamar menikmati sajian tv yang kadang memutar film-film yang memang kebanyakan disajikan saat penghujung tahun. Mendekati jam 00.00 menikmati sajian kembang api sejak jam 22.00 di setiap bagian Indonesia.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p>Saat sudah berkeluarga, sebenarnya tidak ada ritual berbincang dengan suami, evaluasi tentang yang kami lewati setahun dan apa rencana di tahun depan. Tidak ada, karena ya memang pembicaraan seperti itu sering kami lakukan. Tidak ada momen khusus seperti pergantian tahun, atau ulang tahun. Membicarakan tentang rencana jangka panjang sudah sering kami lakukan, disaat-saat yang kadang tidak kami rencakan, tapi ada situasi yang membuat kami akhirnya membahas hal tersebut.</p><p>Apakah dicatat, ya saya punya buku untuk itu. Dengan banyak coretan, karena segala rencana bisa berubah sewaktu-waktu. Bukan tidak konsisten, tapi lebih ke banyak penyesuaian dari apa yang akhirnya kami jalani. Pun rencana jangka pendek, saya dan suami lebih ke spontan. Walau direncakan tapi dalam hal-hal tertentu kami lebih spontan.</p><p>Makanya ketika terkadang ada tema apa resolusimu tahun depan, saya kadang bingung juga menuliskan apa. Dan akhirnya hanya menuliskan harapan secara umum saja. Keinginan-keinginan yang mungkin tidak tercapai di tahun sebelumnya. </p><p>Saat awal memiliki Ziandra dan dia masih bayi, mungkin malam tahun pertamanya mungkin tidak ada gangguan karena ia semalaman berada dalam gendongan. Hahaha, karena malam tahun barunya malah di rumah sakit menunggui salah satu saudara yang melahirkan anaknya. Dan kita terjebak di rumah sakit karena banjir. Jadi saat kembang api, dia berada didalam gendongan saya dan tidak terkaget sedikit pun.</p><p>Apakah saya pernah terganggu dengan kembang api? Sebenarnya bisa dikatakan tidak, karena anak-anak sudah tertidur nyenyak pada jam 00. Justru saya seringnya terganggu dengan persiapan penyambutan tahun baru yang dilakukan tetangga, karena sejak jam 7-8 mereka sudah berisik sendiri, sedang jam segitu adalah waktunya anak-anak baru mulai tidur. Tantangan menidurkan anak saat suasana berisik. Tapi tetap saja, kemudian ada hikmahnya. Di mana saya harus mencari cara supaya anak-anak dapat tertidur walau lingkungan tidak mendukung. </p><p>Ya, akhirnya saya menemukan caranya, yaitu membuat mereka lelah, hahaha. Memperbanyak aktifitas daripada hari biasanya, hingga mereka kecapekan dan tidur dengan mudah walau lingkungannya tidak mendukung. Dan akhirnya terbawa sampai sekarang, kalau lelah ya tidur aja walau berada di keramaian.</p><p>Malam tahun baru biasa saya lewati bersama suami atau sendiri saja. Karena suami biasanya malah ngopi sendiri, atau bareng temen-temennya. Tapi malam tahun baru kemarin berbeda, anak-anak tidur, suami ngopi di rumah sambil mabar bareng temen-temennya, saya? Saya nonton youtube. </p><p>Kadang miris juga ya kalo dilihat, ngumpul tapi sibuk dengan HP masing-masing. Tapi ya, kadang malam juga menjadi saat saya dan suami untuk me time. Ya dengan sibuk dengan HP masing-masing. Kadang malah suami di ruang depan, saya di kamar. Menyiapkan beberapa rencana untuk konten yang saya rencanakan di tahun depan. Mau dibawa kemana blog dan IG saya ini. Hehe.</p><p>Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2020/12/konten.html">Konten</a></p><p>Apakah tidak ingin mengadakan kumpul bersama keluarga, nyate atau bakar ikan, gitu? Dulu rasanya pernah sih coba dilakukan bareng adik dan kakak ipar. Tapi kemudian masing-masing punya anak dan kemudian repot dengan anak masing-masing hal tersebut dilakukan jam 7-9an, dan kemudian selesai bersamaan dengan saat anak-anak harus tidur. Entah apakah akan terulang saat anak-anak mulai beranjak besar. Tapi saya sih nggak membiasakan anak-anak melakukan itu sih, entah kenapa. Hahaha.</p><p><br /></p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-38834119621055173852020-12-27T17:10:00.002+07:002020-12-27T17:10:53.263+07:00Konten<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK694dcaUa6dtKbxReVEXMrZYIPtnN_jPy2Y-QTBggGjDhRK1vi6dUJ1XNaGGyvUBBtR7BA4x6oma5d2308YDaweE_iTYpOVf98d_RVEbAt0UsEQRJwjpKHVj1jApgpiylCTWXamxquR0d/s1401/1609063695996.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK694dcaUa6dtKbxReVEXMrZYIPtnN_jPy2Y-QTBggGjDhRK1vi6dUJ1XNaGGyvUBBtR7BA4x6oma5d2308YDaweE_iTYpOVf98d_RVEbAt0UsEQRJwjpKHVj1jApgpiylCTWXamxquR0d/s320/1609063695996.jpg" width="320" /></a></div><p>Kali ini saya ingin coba bercerita tentang proses pembuatan konten, proses kreatif kalau kebanyakan orang bilang. Konten mungkin akan saya coba bagi dalam dua hal ya, foto dan postingan blog. Karena saya saat ini memang aktifnya cuma di dua social media, blog dan instagram.</p><p><span></span></p><a name='more'></a><p></p><p>Bagaimana proses kreatif dalam pembuatan blog?</p><p>Sebenarnya untuk blog ini saya terbantu dengan challange yang diadakan oleh <b>Ning Blogger Surabaya</b>, yang setiap minggunya melemparkan tema untuk menjadi bahan tulisan. Seperti yang saya tulis di post sebelumnya, bahwa untuk saat ini entah kenapa kok rasanya seperti kesulitan dalam menuliskan konten untuk blog. </p><p>Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2020/12/bercerita-tanpa-mereka-tahu.html">Bercerita tanpa mereka tahu</a></p><p>Karena sebenarnya konsep blog saya dari dulu sekedar sharing pendapat pribadi, akan apapun yang sekiranya menggelitik hati untuk dibahas. Atau mungkin ada seseorang membuat opini kemudian ingin menyanggah namun dalam bentuk blog juga. </p><p>Namun berbeda jika kemudian konten blog berupa review, entah itu buku atau hal lain. Saya biasanya berusaha keras menutup diri dari membaca review dari orang lain. Lebih karena supaya pendapat saya tidak terdistraksi dengan pendapat atau review orang lain. Jadi kalau mau review buku, biasanya saya membuat catatan-catatan singkat yang saya letakkan pada sticknote pada bagian samping buku atau dibuku catatan tersendiri.</p><p>Sedangkan untuk foto, sebenarnya sama dengan blog. Terkadang saya seperti kehabisan ide untuk apa sih yang enaknya difoto. Jika sebelumnya saya hanya posting tentang kehidupan keseharian, dimana lebih banyak foto anak-anak, bekal mereka, atau makanan yang difoto seadanya saat sedang makan di luar bersama keluarga. Dan ketika covid awal melanda seakan stack aja gitu, nggak tau mau posting apaan. Hahaha.</p><p>Dan kembali senang ketika Ning Blogger Surabaya juga membuat challange foto. Seminggu ada dua tema, jadi seperti diberikan ide kudu mencari sesuatu untuk difoto.</p><p>Selain challange dari NBS saya juga suka ikutan challange dari Upload Kompakan. Belajar foto yang lebih proper, terlebih untuk foto makanan. Ya, biasanya asal foto aja, kalau sekarang rela aja gitu gelar alas foto, kemudian menyiapkan pernak pernik properti pendukungnya. </p><p>Sebenarnya kalau dulu, awal saya belajar foto yang proper dengan alas dan banyak properti dari foto buku. Dari akun instagram @minilibraryku saya awalnya suka banget dengan foto flatlay dengan latar putih dan semua serba cerah. Jadi rela aja gitu gelar tiker sampai depan rumah, kemudian siapkan properti yang sekiranya mendukung. Kemudian seiring berjalannya waktu dan kesibukan sempat terbengkalai lah instagram buku ini.</p><p>Jadi kemudian sempat ngide, bahwa foto buku hanya dari buku yang siap direview, dan foto kalau bisa menggambarkan isi buku walau tidak secara keseluruhan. Artinya buku harus sudah dibaca, supaya bisa menciptakan foto yang sesuai dengan isi buku. Itu ternyata hanya bertahan beberapa bulan. Hahaha, kata seorang teman saya hanya berusaha menyusahkan diri sendiri,</p><p>Sekarang, dengan mengikuti beberapa challange jadinya semangat untuk foto ada lagi. Jika di instagram @noninge saya gunakan untuk ikutan beberapa challange. Walau kemudian agak merusak feed, tetapi yang kemudian jadi tantangan gimana mempertahankan apa yang kita inginkan selain memenuhi syarat dari challange. </p><p>Jika instagram buku, saya coba untuk mengikuti challange one week one book. Jadi seperti ada tantangan untuk menyelesaikan bacaan dalam satu minggu, dan untuk fotonya kemudian saya coba untuk membuat feed lebih rapi dengan coba menerapkan konsep 1 buku dengan 3 kali post foto dengan tone atau alas dengan warna yang sama. Saya masih menjalankan selama 3minggu sih, semoga bertahan ya. Hahaha.</p><p>Sebenernya untuk foto saya juga sama seperti blog, berusaha sebelum saya post foto tidak melihat foto-foto lain supaya konsep saya tidak terdistrak saja sih. Dan untuk foto setelah saya selesai foto, sebelum post saya cek apakah ada yang mirip dengan konsep foto saya. Kalaupun akhirnya ada yang sama saya sih seringnya berusaha ganti foto aja.</p><p>Karena lucu aja gitu, saya sering mengalami ketika melihat foto atau membaca caption atau membaca blog itu kadang merasa sudah baca. Tapi ada yang berbeda, setelah diingat eh ternyata postingan yang sudah ada sebelumnya. Ah, mungkin memang terinspirasi ya... </p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-38754028700378062262020-12-20T17:50:00.001+07:002020-12-20T17:50:04.714+07:00Bercerita tanpa mereka tahu<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6XwBy87dZutd8LGaDwJb4T35-4ZCUqNvVpwlSpdsIuH3qJivc60BVi_ywSkRDtaRvxJtn5-vzDEmlLppxqhQUfS1HWYEm9y4zLyytO2rDjX1OpbU6jDpUL20gEYcXNfhKOLo6cuH98to_/s1401/1608461281722.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6XwBy87dZutd8LGaDwJb4T35-4ZCUqNvVpwlSpdsIuH3qJivc60BVi_ywSkRDtaRvxJtn5-vzDEmlLppxqhQUfS1HWYEm9y4zLyytO2rDjX1OpbU6jDpUL20gEYcXNfhKOLo6cuH98to_/s320/1608461281722.jpg" width="320" /></a></div><p><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Sedikit bercerita tentang awal
ngeblog. Saya, awal ngeblog tahun 2007, mungkin lebih tepatnya awal menulis
cerita secara online. Suka membuat cerita pendek juga puisi, sedang rasanya di
lingkungan saya tidak ada yang memahami akan hal itu. Lingkungan terdekat ya maksud
saya, keluarga.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p>
<p><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Banyak hal ingin saya ceritakan
tentang hidup saya, tapi tak mau banyak orang tahu bahwa itu saya. Nah loh,
bingung kan? Menceritakan tentang apa yang saya rasakan, yang kadang rasanya
bingung harus bercerita pada siapa. Dari situ kemudian berkembang dengan
menuliskan cerita fiksi, menuangkan kehaluan. Hahaha. <o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Awalnya saya membuat di
friendster, kemudian berpindah ke multiply sebelum akhirnya menetap di
blogspot. Beberapa tulisan lama, memang tidak ada di blog ini. Blog ini
terhitung baru, karena sebelumnya saya sempat berhenti juga ngeblog.<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Blog pertama saya bernama
cyberdreambox. <o:p></o:p></span></p><p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-size: 18px;">Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2020/12/sudah-bersyukur.html">Sudah bersyukur?</a></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Siapa yang menginspirasi saya,
errrrr... mantan?<o:p></o:p></span></p>
<p><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Walau mungkin secara tidak
langsung, karena dia dulu juga membuat website namun kemudian tidak terurus. Hahaha,
ya mau bagaimana lagi? Hal yang saya ceritakan dulu hanya seputar curhat curhat
konyol dan menceritakan perasaan saya, pendapat saya dengan begitu mudahnya.
Jikapun akhirnya ada yang tidak bisa aya ungkapkan secara langsung, saya
membuatnya dalam bentuk puisi atau cerpen.<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Blog itu masih ada, sempat saya
tutup tapi kemudian saya sortir ceritanya dan saya aktifkan kembali. Menjadi
salah satu bentuk jalan nostalgia supaya saya tidak jatuh pada kesalahan yang
sama.. <o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Seiring berjalannya waktu,
banyak hal berubah. Walau beberapa teman mengatakan ada ciri khas tersendiri
dari tulisan-tulisan saya, yang saya sendiri tidak menyadarinya. Berbeda dengan
blog lama saya, saya sebenarnya merasakan sekali perubahan itu. Entah mengapa,
saya rasanya tidak seleluasa dulu ketika menulis. Terlalu banyak mikir, kalau
kata seorang teman.<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Ya, entah karena sekarang makin
banyak social media yang dapat mengekspresikan perasaan, tapi tetap saja untuk
saya rasanya sudah tidak sama lagi. Pernah mengalami, akan membuat status,
kemudian menuklis panjang lebar kemudian sebenarnya tinggal pencet post aja
tapi yang dilakukan membaca ulang dan ulang dan ulang. Terkadang kemudian edit
lagi edit lagi, dengan berakhir dengan hapus saja tidak jadi dipost! <o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Bukan, bukan takut jika
kemudian ternyata pernyataan saya kontroversial dan kemudian menjadi terkenal.
Bukan itu yang saya takutkan. Entah kenapa, saya kadang berpikir akankah ada
yang terlukai dengan tulisan saya? <o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Seorang teman pernah bilang,
kadang kita nyindir A tapi yang kesindir B, C, D. Padahal ya, kadang kita
membuat sebuah catatan bukan untuk menyindir seseorang tetapi meninggalkan
catatan yang mungkin bisa kita baca nantinya.<o:p></o:p></span></p>
<p style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Jadi kalau ditanya, inspirasi
saya ngeblog sebenarnya ya memang mantan. Ketika saya LDR dan tidak bisa
bercerita dia bilang tulis aja email atau blog nanti aku baca. Hahaha. Kemudian
saya menuliskan puisi atau cerpen yang menyelipkan apa yang saya rasakan
tentang seseorang tanpa harus orang itu tau dan menyadari. Apakah dia membaca,
ya dan kemudian itu menjadi pembahasan panjang ketika kami telpon atau bertemu.<o:p></o:p></span></p>
<p><span style="color: black; font-size: 13.5pt;">Saat itu bagi saya menulis adalah
salah satu cara untuk healing, ketika tidak semua hal bisa saya ungkapkan
secara langsung. Sekarang pun masih walau saya mungkin lebih menyaring mana
yang saya publish dan tidak. Entah mengapa tidak bisa lagi menulis secara
leluasa seperti awal saya ngeblog, tapi anggap saja ini perubahan yang baik.
Hehehe<o:p></o:p></span></p><br /><p></p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-4508017279024408352020-12-13T18:23:00.004+07:002020-12-13T18:41:11.653+07:00Sudah bersyukur?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaEPC7kYC1jQCFNVWM3VTU4e97-_re9YQm2eazSBX9-7HzJVlo7QFAgCdlF4fXdwavHEe7BVPWMPQhr_LIeqRJMd26_tmNskB6Eyajl1IbOo6l2lOZWoRqg-6sM-fI7M5OV8Wbj3OZs4bF/s1401/1607859545591.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaEPC7kYC1jQCFNVWM3VTU4e97-_re9YQm2eazSBX9-7HzJVlo7QFAgCdlF4fXdwavHEe7BVPWMPQhr_LIeqRJMd26_tmNskB6Eyajl1IbOo6l2lOZWoRqg-6sM-fI7M5OV8Wbj3OZs4bF/s320/1607859545591.jpg" width="320" /></a></div><p>Sudah bersyukur hari ini?</p><p>Saya dan suami sejak awal menikah, sering membahas apa yang harus kami syukuri sebelum kami beranjak tidur.Kalau akhirnya misal suami pulang kerja malam dan posisi saya sudah tidur, maka kami akan membahasnya saat pagi. Selesai subuhan. </p><p>Dan hal itu berlanjut terus sampai kami memiliki anak sekarang ini.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p>Lebih seringnya sekarang adalah pagi, setelah kami sholat subuh. </p><p>Saya sering menekankan ke anak-anak, bahwa dengan kita bangun tidur dalam keadaan sehat adalah hal yang harus disyukuri. Kemudian bisa sholat tepat waktu tanpa harus mengulur waktu. Kemudian kami akan membicarakan apa yang tejadi kemarin. Mungkin lebih ke anak-anak yang berebut cerita apa yang mereka jalani seharian kemarin.</p><p>Kami mencoba membangun bonding dengan anak tanpa gangguan bacaan, atau TV bahkan Hp dengan anak. Dengan mengingatkan apa yang bisa mereka syukuri, mengingat apa yang sudah mereka terima. Mengingatkan juga apa mereka sudah mencoba berbagi dengan sesama. Walau keadaan covid ini kadang membuat mereka di rumah dan tidak bisa kemana-mana, mereka tetap bisa berbagi dengan cara menabung dan ikut berdonasi saat hari jum'at.</p><p>Lanjut dengan membicarakan rencana apa yang mereka ingin lakukan hari ini, dan apa sih yang mereka inginkan dilakukan besok-besok. Yang mungkin baru sekedar rencana.</p><p>Seperti yang terjadi hari ini. Kami mengucap syukur karena masih dilindungi Allah dari segala niat dan perbuatan jahat orang lain. Hal ini karena ada satu kejadian yang menimpa salah satu teman kami, kemarin. Mereka bersyukur karena berhasil melewati PAS dengan nilai yang baik dan akhirnya libur. Mereka juga bersyukur sudah menyelesaikan hafalan surah Al Buruj. Baik Ziandra maupun Zianka.</p><p>Sebenarnya apa yang mereka syukuri juga salah satu bentuk rasa syukur saya. Mereka sudah libur ya saya juga ikut seneng sih walau kadang kok rasanya liburnya lama bener, hahaha. </p><p>Terkadang dengan membicarakan hal apa yang kami syukuri dari apa yang terjadi di hari sebelumnya, salah satu jalan saya juga untuk mengajarkan pada anak-anak untuk kemudian tidak melulu melihat apa yang tidak mereka miliki. Fokus dengan apa yang sudah dimiliki.</p><p>Dan hal lain yang membuat saya bersyukur tidak hanya hari ini, tetapi setiap hari adalah diberikan suami yang benar-benar mengerti saya dan segala keanehan saya. Yang suka tiba-tiba jadi orang rajin tapi sambil ngomel, yang tiba-tiba jadi pemalas sampe makan kudu gofood mulu, yang tiba-tiba pengen bisa ngerajut, yang tiba-tiba pengen nanem-nanem. Ah ya gitu lah pokoknya.</p><p>Bersyukur di masa pandemi seperti ini, kami masih bisa melakukan hal-hal yang menjadi hobby kami masing-masing walau hanya di rumah saja. Ziandra dengan hobby baca dan gambar, Zianka hobby nari bebas (hahaha) dan bemain peran. Saya dengan kesukaan baru yang sebenarnya nggak baru, yaitu fotografi. Suami, hobbynya tidur. Hahaha, maklum dia sudah kerja sedikit seperti normal jadi ya lebih banyak di luar rumah.</p><p>Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2020/12/marah-boleh.html" target="_blank">Marah, boleh?</a></p><p>Hal lain yang menjadi ungkapan syukur kami adalah ketika suami pulang kerja anak-anak berhambur menyambut, seperti saat mereka masih kecil dulu. Walau mungkin sekarang ada embel-embel, bawa apa Yah? Hahaha berharap ayahnya bawa jajanan. Hal yang kadang ketika anak-anak berlari menyambut ayahnya adalah hal aneh bagi sebagian tetangga. Ih, sudah besar kok kaya anak kecil aja. Saya sih malah seneng. </p><p>Ah, ya ada satu hal yang mungkin sepele, tapi saya bersyukur atas terik yang diberikan Allah sejak pagi hingga siang tadi karena akhirnya cucian saya keriiiing.</p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-69795982240098637492020-12-06T18:01:00.002+07:002020-12-06T18:04:02.725+07:00Marah, boleh?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUUTIr5Jxe6n8hp2uYYxDf48WoBue4CayI8oLObKMlof13ZdeSnyKs5zisOZe_Nvdrllxui_40qbi249RUQjSf594nKVuxRk37EcqWVePDOsUz89lL2-D4-0Pt2yDecbtdJxhRpoUXt5ia/s1401/1607252310724.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUUTIr5Jxe6n8hp2uYYxDf48WoBue4CayI8oLObKMlof13ZdeSnyKs5zisOZe_Nvdrllxui_40qbi249RUQjSf594nKVuxRk37EcqWVePDOsUz89lL2-D4-0Pt2yDecbtdJxhRpoUXt5ia/s320/1607252310724.jpg" width="320" /></a></div><p><span style="background-color: transparent;">Mengatur emosi, sampai saat ini munkin ini salah satu hal yang harus terus dipelajari. Bagaimana tidak, rasanya semakin bertambahnya usia masalah yang datang pun juga makin beragam dan pastinya makin bermain dengan emosi.</span></p><p>Sebenarnya ada hal yang tak kalah penting dibanding mengatur emosi, yaitu bagaimana pelampiasan dari emosi itu sendiri. <span></span></p><a name='more'></a><p></p><p>Dulu, saya pernah ketika merasakan sesuatu seperti sedih atau marah saya simpan sendiri. Ya dipendam aja begitu. Namun, seperti kata banyak orang bilang hal seperti itu hanya akan menjadi bom waktu. Seperti wadah yang terus diisi tanpa dikeluarkan sama sekali maka sampai batasnya ia akan meluber atau bahkan pecah hingga akhirnya semuanya keluar.</p><p>Sebenarnya apa boleh kita marah? Ya boleh lah, itu adalah salah satu emosi wajar yang diberikan pada kita. Yang terpenting adalah apa yang kita lakukan ketika emosi.</p><p>Ketika sudah menjadi emak dari dua anak, saya akhirnya lebih memikirkan out put dari emosi saya. Karena saya yakin, apa yang saya lakukan sedikit banyak akan ditiru oleh anak-anak. Hal yang terpenting adalah kerja sama dengan suami. Saling mengerti bahwa salah satunya lagi emosi, maka pasangan mungkin meredam salah satunya dengan membawa anak-anak menjauh sejenak.</p><p>Jadi apa yang saya lakukan ketika akhirnya bisa sendiri?</p><p>Ya, menyenangkan diri sendiri dan menjauh dari sumber masalah. Seperti ngedemin diri dulu dengan mandi, kemudian pakai wewangian, terus entah akhirnya baca buku atau malah akhirnya tidur. </p><p>Tapi ada saat ketika saya marah, tetap harus menghadapi anak-anak. Sampai saat ini, yang sering saya lakukan ya ngomel. Secara teori harusnya nggak boleh ya, tapi entah selalu tidak bisa menahan diri untuk tidak mengomel. Hahaha. Atau jika tidak, misal anak-anak harus mengerjakan tugas sekolah, saya akhirnya beberes atau masak. Pokok saya harus berada ditempat yang berbeda dengan mereka.</p><p>Satu hal yang paling saya hindari jika saya sedang marah adalah memegang handphone. Walau sekarang saya sudah tidak lagi bersahabat dengan Facebook, jarang membuat status tetap saja saya menghindari memegang handphone. Daripada kemudian saya menuliskan status atau apalah yang akhirnya saya sesali. Karena jika biasanya mau nulis status aja untuk postingnya mikirnya berkali-kali kadang saat emosi nggak pakai mikir langsung posting.</p><p>Apalagi kalau yang buat emosi itu adanya disosial media. Buat saya, rasanya sudah bukan waktunya untuk saling sindir di sosial media layaknya ABG yang masih labil. Hahaha.</p><p>Bahkan kadang sekedar buka app semacam IG yang hanya untuk menikmati gambar, atau tiktok saya hindari kadang ada postingan yang mengundang komentar dan kadang akhirnya sayanya komen berdasarkan emosi saat itu dengan kata-kata yang nggak disaring.</p><p>Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2020/07/tentang-pertemanan-teman-menyebalkan.html">Tentang Pertemanan : Teman yang Menyebalkan</a></p><p>Jadi tetep aja donk disimpen sendiri?</p><p>Nggak, saya hanya butuh waktu dan situasi yang bersahabat untuk meredam emosi saya, amarah saya. Setelahnya pastinya akhirnya akan cerita sama suami. Entah hanya sebagai pelampiasan, atau mencari solusi atau sekedar menjadi bahan pillow talk.</p><p>Lalu bagaimana jika marahnya sama suami? </p><p>Ya sama saja sih, menghidari dulu sumber masalah, ngademin diri dulu. Baru kemudian dipikir lagi, sendiri dulu baru kemudian dibicarakan dengan suami. Beberapa orang mungkin bilang, masalah itu jangan sampai dibawa tidur. Jangan sampai lewat semalam masalah belum selesai. </p><p>Namun buat saya, yang terpenting emosi saya reda dulu. Baru deh entah itu besoknya atau malamnya baru bisa dibicarakan tanpa emosi. Karena percuma juga masalah ingin segera diselesaikan tapi dalam menyelesaikannya tingkat amarah masih tinggi, yang ada biasanya justru saling menyakiti. Bukan kah itu yang seharusnya dihindari?</p><p>Kalau kamu sedang marah, apa yang kamu lakukan?</p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-33393046916967751432020-11-28T14:36:00.003+07:002020-11-29T18:54:51.768+07:00Menabung receh.<div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMUBGuJ5fGYcCFUojdKIZzp4d6QbLEWYDwG1quxLD0_pKAJR7AqKL2_2B_lRGFFgH5fjjxF8GNV0ZLonNhBTpjQW3zOfPKxFo5v13OaBr36SJyxoQWcJPdnqKNVkDKB88Yy8KW2ssJMeMl/s1401/1606650501507.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMUBGuJ5fGYcCFUojdKIZzp4d6QbLEWYDwG1quxLD0_pKAJR7AqKL2_2B_lRGFFgH5fjjxF8GNV0ZLonNhBTpjQW3zOfPKxFo5v13OaBr36SJyxoQWcJPdnqKNVkDKB88Yy8KW2ssJMeMl/s320/1606650501507.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><div>Ketika ada yang bertanya, apakah saya pernah mengalami kondisi keuangan yang pas-pasan? <div><br /></div><div>Jawabannya, pasti pernah. Mungkin tidak dikategorikan sering tapi pastinya lebih dari satu kali. </div><span><a name='more'></a></span><div><span style="background-color: transparent;">Hal tersebut saya alami bahkan mungkin ketika saya sekolah, terlebih orang tua menyekolahkan saya di sekolah swasta, yang tentunya muridnya kebanyakan dari kalangan berada. Kondisi di mana teman mungkin bisa jajan seenaknya sedang saya harus memilih antara njajan saat istirahat di kantin sekolah, atau nanti jajan saat pulang sekolah di luar. </span></div><div><br /></div><div>Ada hal yang mungkin buat orang tua saya adalah aib. Ketika TK dan SD saya diantar jemput oleh becak langganan. Dan ketika suatu hari, saya sudah menggunakan uang jajan saya di kantin sekolah, namun kemudian saat pulang sekolah sepertinya saya lupa kalau uang saya sudah habis, dan dengan PD nya beli jajan dulu sebelum pulang. Kalau tidak salah saat itu saya beli arum manis, dan saat pesanan saya sudah dibuatkan dan saya harus membayar, baru sadar donk kalau saya nggak ada uang.</div><div><br /></div><div>Akhirnya dengan muka tanpa dosa saya minta uang pada pak becak langganan saya. Dan dengan tanpa bersalah juga ketika sampai di rumah saya cerita donk sama orang tua. Waktu itu saya belum kenal namanya pinjem uang, tapi saat cerita saya dimarahi oleh Papi. Malu-maluin katanya. </div><div><br /></div><div>Sejak itu saya selalu memeriksa kantong saya sebelum jajan. Walau kadang mungkin pak becak tau saya kehabisan uang dan saya terlihat menginginkan jajan di depan sekolah, beliau kerap menawarkan untuk membelikan, tapi mungkin karena marahnya Papi membuat saya trauma jadinya nggak pernah saya terima tawaran itu. Dan ketika besar, beliau akhirnya cerita, kalau Papi mengganti uang yang saya pakai dan berpesan kalau saya jajan dan minta uang beliau, suruh kasih aja dan beliau harus cerita ke papi karena akan papi ganti.</div><div><br /></div><div>Nyesel kan, taunya pas udah gedhe, tau gitu dulu lossss aja jajan ye, kaaaaan. Hahaha.</div><div><br /></div><div>Tapi dari keadaan itu akhirnya aku belajar untuk menabung, bukan dari uang jajan yang diberikan oleh orang tua, tapi dari setiap receh yang aku dapatkan kalau misal membantu saudara kemudian diberikan uang sekedar seribu dua ribu. </div><div><br /></div><div>Nah, kebiasaan nabung uang receh ini berlanjut sampai aku menikah, ya, sampai sekarang. Setiap malam, sebelum bebersih badan, biasanya aku bebersih dompet dulu. Hahahaha. Mengeluarkan uang dua ribuan dan receh dari dalam dompet. Uang koin yang ada didompet aku batasi hanya 2000 rupiah saja, lebih dari itu masuk celengan.</div><div><br /></div><div>Selain itu aku juga kerap menabung uang-uang baru yang misal aku dapatkan. Seperti saat setelah lebaran, uang baru kan mulai bertebaran tuh... kadang saat belanja ke tukang sayur langganan aku sengaja memberinya uang pecahan 50.000 atau 100.000 dan meminta kembalian uang baru. Sampai sepertinya dia hafal kebiasaanku. Hahaha.</div><div><br /></div><div>Dan ternyata kebiasaan itu berguna loh, uang-uang tabungan itu anggaplah uang hilang. Namun saat keadaan mendesak, itu bisa banget berguna. Pernah suatu ketika, suami sedang keluar kota sedang atm terbawa oleh suami, sedang di rumah saya kehabisan uang. Jadilah uang itu terpakai.</div><div><br /></div><div>Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2020/11/perjalananku-bersama-matematika.html?m=0">Perjalananku Bersama Matematika</a></div><div><br /></div><div>Atau pernah suatu kali, saat gaji suami belum turun sedang ada tagihan membayar sekolah anak, mau tak mau membongkar celengan. Celengan tentu isinya tidak hanya uang kertas ya, ada juga uang koin. Tapi kemudian kami bingung, masa iya ke sekolah bawa uang receh? Nyoba ke toko kelontong dekat rumah mungkin dia mau tukar uang, ternyata mereka baru saja mendapat tukar uang receh.</div><div><br /></div><div>Entah ini menjadi aib atau bukan, ketika akhirnya memutuskan tetap ke sekolah dan membayarkan uang sekolah menggunakan uang receh yang ada. Hahaha.</div></div><div><br /></div><div>Pernah mengalami hal serupa?</div>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-51973267413600901422020-11-22T17:13:00.000+07:002020-11-22T17:13:19.317+07:00Dear Mami<p>Dear Mami,</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ITWxxEaXVdJXRrdnjLX7JdvuY-oTOrMEWhvPhIZNa74yQe2XnYlbYUIAY3xYKNFPsGlRK4m4PseyexdYGNXQSu81V32vaMpKIaZjulIOXJdzKQitMtgGs6uMED9Z_bUS_C6y4NS6D284/s604/n704198215_1425307_2113651.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="604" data-original-width="397" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ITWxxEaXVdJXRrdnjLX7JdvuY-oTOrMEWhvPhIZNa74yQe2XnYlbYUIAY3xYKNFPsGlRK4m4PseyexdYGNXQSu81V32vaMpKIaZjulIOXJdzKQitMtgGs6uMED9Z_bUS_C6y4NS6D284/s320/n704198215_1425307_2113651.jpg" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Hai Mi,</p><p>Hari ini tepat 4 tahun lalu, Tante Rita menelponku tapi aku tak bisa menerimanya karena aku sedang ke pasar. Akhirnya Tante menelpon ibu mertuaku. Kabar itu aku terima saat aku pulang dari pasar, masih setengah bingung dengan berita yang disampaikan.<span></span></p><a name='more'></a><p></p><p>Hari itu, sore itu juga aku bersama suami dan anak-anak langsung berangkat ke Malang. Baru beberapa hari lalu aku menemani mami tidur agar tidak melepas selang makanan yang ada di hidung. Aku memang sempat berbisik di telingamu bahwa aku ikhlas jika akhirnya mami memilih pergi dan menyusul belahan jiwa mami, papi.</p><p>Tapi tetap saja bagiku masih terasa berat menerima pesan itu.</p><p>Tak terasa ya Mi, sudah 4 tahun. Sebenarnya bukan tak terasa, tapi lebih karena kita tak pernah dekat. Ya, harus aku akui bahwa memang kita tak pernah dekat. Entah kenapa.</p><p>Mungkin orang mengira, aku tak sayang mami. Tapi bisa aku pastikan mereka salah. </p><p>Terima kasih ya Mi, sudah memberiku kesempatan untuk menemanimu di sakitmu. Sebuah penyesalan tersendiri saat Papi pergi aku tak pernah ada di sampingnya walau untuk sejenak. Itu yang membuatku tak menangis menggeru seperti saat papi tiada, 1tahun sebelumnya.</p><p>Mi, maaf ya kalau dulu aku begitu egois dan keras kepala. Maaf karena aku sampai pernah berucap tak ingin seperti mami. Maafkan karena keegoisanku membuatku menutup mata tanpa pernah mencoba atau memahami bagaimana jika aku berada di "sepatu" mami.</p><p>Aku yang tak ingin kau jadikan atas kesalahan dalam memilihmu. Bahkan mungkin yang menganggap pilihanmu salah adalah mereka-mereka yang tak pernah mencoba untuk berada diposisi mu.</p><p>Mungkin memang benar, bahwa kita kadang tidak dibiarkan mengerti arti sebuah pilihan dalam waktu singkat, butuh tahunan bahkan puluhan tahun buat orang lain untuk memahami pilihan orang lain. Bahkan mungkin memang tidak diberikan waktu untuk memahaminya.</p><p>Kini, ketika aku mungkin walau tidak sama persis sedang berada diposisi mu, aku mulai sedikit demi sedikit memahami. Dan mungkin memang benar alasanmu adalah aku, ketika engkau lebih memilih tersakiti daripada pergi. Semua tak akan sama jika pilihanmu berbeda, dan tentu tak ada aku yang sekarang. Tak ada aku yang kemudian menuliskan surat ini untukmu.</p><p>Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2020/11/rejekiku-ya-mereka.html">Rejekiku, ya mereka</a></p><p>Terima kasih Mi, karena terus bertahan dan berjuang. Mengesampingkan segala ego dan mungkin kebahagiaanmu.</p><p>Darimu, tanpa aku sadari banyak hal yang bisa aku pelajari. Tanpa perlu wejangan panjang, engkau telah mengajariku banyak hal. </p><p>Mungkin ketidak dekatan kita, salah satu pelajaran darimu untuk tidak banyak tergantung pada orang lain. Membuatku bisa melakukan semuanya sendiri, membuatku bisa melakukan hal yang anak perempuan lain belum tentu bisa lakukan.</p><p>Satu hal lagi, engkau mengajariku untuk berdoa dalam diam. Orang lain yang mengenalmu mungkin menganggapmu tak religius. Mereka hanya tak tau bahwa engkau berdoa dalam diam. Tuhan memberiku kesempatan untuk mengetahuinya. Ketika aku sakit dan memilih tidur di kamarmu. Engkau langsung mengajakku tidur dan seperti sudah tidur duluan. Ketika engkau mengira aku sudah tidur, engkau tengadahkan tanganmu dan berdoa dengan sungguh.</p><p>Hal sepele mungkin, tapi aku tau ada doa yang tulus dan penuh harap saat itu.</p><p>Terima kasih Mi, sudah mengajariku tentang cinta tanpa harap. Cinta yang sejatinya cinta.</p><p>Walau kata orang klise, bahkan lebih menjerumus pada "bodoh" tapi aku menemukan cinta sejati itu dalam matamu. Dalam setiap apa yang mami lakukan untuk papi.</p><p>Salam untuk Papi ya, Mi.</p>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-12385880358954979822020-11-15T18:10:00.005+07:002020-11-15T18:38:41.627+07:00Perjalananku bersama matematika.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlaLX2kkARbvRLH26Yu5_u-kLXnXMMGUhPVOgQsK4VObryggysT27NAv5PVEzMPqxHtn6qSWESpmYyxVD_NpOTjCn-FLECyykYmGE2wJ2oFmAjO192wikHVmzgrJpPt2zaLJ5SliRMdB0-/s1401/1605440076025.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1079" data-original-width="1401" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlaLX2kkARbvRLH26Yu5_u-kLXnXMMGUhPVOgQsK4VObryggysT27NAv5PVEzMPqxHtn6qSWESpmYyxVD_NpOTjCn-FLECyykYmGE2wJ2oFmAjO192wikHVmzgrJpPt2zaLJ5SliRMdB0-/s320/1605440076025.jpg" width="320" /></a></div><br />Apa sih rahasianya, kok bisa suka dengan matematika?<span><a name='more'></a></span><div>Satu pertanyaan yang membuat saya bingung memberikan jawabannya, dan ingat sekali itu ditanyakan oleh salah seorang teman saat saya masih duduk di bangku SMA. Dan itu tidak hanya satu dua anak yang menanyakannya.<br /><p>Jujur saja, saya lupa sejak kapan saya menyukai matematika. Saya hanya merasa tidak sampai terbebani dengan pelajaran matematika, tidak mengeluh malah lebih sering ke penasaran untuk menyelesaikan soal. Saat SMP SMA, memang ada anak yang selalu menjadi juara kelas dan pastinya nilai matemtikanya seringnya sempurna, yang membuat saya heran kenapa pertanyaan itu terlontar pada saya?</p><p>Apa terlihat sesuka itu saya pada matematika, hahaha.</p><p>Yang saya ingat tentang matematika saat sekolah justru adalah guru-gurunya yang killer, baik saat SMP maupun saat SMA. Saya sampai bertanya, apakah guru matematika itu selalu killer?</p><p>Saat SMP ada satu guru laki-laki yang sudah sepuh, dan paling ditakuti oleh semua anak. Hal yang paling ditakuti adalah ketika beliau selesai merenangkan dan kemudian dipilih siapa yang maju dan mengerjakan soal yang diberikan. Mending kan kalau misal dikasih soalnya dulu disuruh ngerjakan dulu baru maju kedepan. </p><p>Lah seringnya, soal diberikan ketika kita dipanggil dan ada didepan kelas. Mungkin yang dipanggil sebenarnya bisa tapi keburu takut dan sport jantung dulu hingga seringnya yang maju itu nggak bisa ngerjain dan kena omel. Kadang sekarang mikir, kenapa ya bisa setakut itu, padahal ya cuma diomelin. Nggak ada perlakuan yang kasar sampai main fisik. Tapi ya mungkin itu salah satunya karena wibawa beliau.</p><p>Kalimat beliau yang paling saya ingat adalah âtempelkan matamu di papan tulis.â</p><p>Kalau kalimat itu sudah keluar, maka tidak ada satu anakpun yang berani menimbulkan suara.</p><p>Tapi walau guru matematika di sekolah saya terkenal killer, entah mengapa saya tidak sampai kemudian tidak suka pada matematika itu sendiri. Yang sering ada adalah rasa penasaran untuk menyelesaikan soal;-soalnya.</p><p>Berbekal rasa itu saya kemudian memilih jurusan matematika saat kuliah. Erm... sebenarnya bukan itu alasan utamanya, hahahaha. Tapi ketika UMPTN (itu lah istilahnya saat itu, jadi ketauan kan umurnya) saya memilih teknik sipil dan farmasi. Sebenernya bisa masuk teknik sipil, tapi waktu itu saya masuk ke daftar tunggu, yang artinya bisa masuk jika yang nilainya ada diatas saya tidak jadi mengambil.</p><p>Saya orangnya malas menunggu, dan malas merasa di PHP jadi saya tidak menunggu dan mendaftar di universitas lain di jurusan matematika.</p><p>Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2020/09/buku-favorit.html">Buku Favorit</a> </p><p>Apakah saya menyesalinya?</p><p>Tentu tidaaaaaak, kakak. Dan ini bukan karena saya suka matematika juga sih. Hahaha. Tapi karena dengan masuk jurusan matematika saya ketemu sama cowok yang akhirnya menjadi suami saya sekarang. </p><p>Saat masuk jurusan matematika ini akhirnya saya tahu, bahwa banyak kok anak yang juga sesuka itu dengan matematika. Tapi lucunya, saat saya menyatakan hal itu suamik langsung nyaut : kalo aku sih masuk matematika bukan karena suka, tapi salah aja ambil jurusan. #eaaaaak.</p><p>Jodoh kali ya, jadi didekatkan lewat matematika. Hahaha.</p><p>Tapi sekarang yang lucu sekarang ini, ketika anak-anak saya nilainya memuaskan, pun di matematikanya, maka ada saja orang yang berkomentar. Ya, pantes aja sih pinter matematika bapak ibunya kuliahnya jurusan matematika. </p><p>Bukan apa-apa sih, cuma kadang pengen aja bilang, mereka juga berusaha loh... bukan karena bapak ibunya orang matematika terus mereka otomatis bisa matematika, ya kaaaaan! Belum lagi misal mereka tau gitu saat saya nyuruh anak cowok saya untuk menghafal perkalian, dan saya mendapat jawaban, âhalah bu, bisa dihitung loh, ngapain pake dihafalinâ. Bikin emosi aja nih bocah!</p></div>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1894996554685952586.post-52307685886745378652020-11-08T18:16:00.001+07:002020-11-15T18:39:06.085+07:00Rejekiku ya, mereka.<center> <blockquote class="instagram-media" data-instgrm-captioned="" data-instgrm-permalink="https://www.instagram.com/p/BMfOS8HDH5n/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" data-instgrm-version="13" style="background-color: white; background: rgb(255, 255, 255); border-bottom-left-radius: 3px; border-bottom-right-radius: 3px; border-radius: 3px; border-top-left-radius: 3px; border-top-right-radius: 3px; border: 0px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.5) 0px 0px 1px 0px, rgba(0, 0, 0, 0.15) 0px 1px 10px 0px; margin: 1px; max-width: 540px; min-width: 326px; padding: 0px; width: calc(100% - 2px);"><div style="padding: 16px;"> <a href="https://www.instagram.com/p/BMfOS8HDH5n/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" style="background-color: white; background: rgb(255, 255, 255); line-height: 0; padding: 0px; text-align: center; text-decoration: none; width: 100%;" target="_blank"> <div style="align-items: center; display: flex; flex-direction: row;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-bottom-left-radius: 50%; border-bottom-right-radius: 50%; border-radius: 50%; border-top-left-radius: 50%; border-top-right-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 40px; margin-right: 14px; width: 40px;"></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-bottom-left-radius: 4px; border-bottom-right-radius: 4px; border-radius: 4px; border-top-left-radius: 4px; border-top-right-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 100px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-bottom-left-radius: 4px; border-bottom-right-radius: 4px; border-radius: 4px; border-top-left-radius: 4px; border-top-right-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 60px;"></div></div></div><div style="padding: 19% 0px;"></div> <div style="display: block; height: 50px; margin: 0px auto 12px; width: 50px;"><svg height="50px" version="1.1" viewbox="0 0 60 60" width="50px" xmlns:xlink="https://www.w3.org/1999/xlink" xmlns="https://www.w3.org/2000/svg"><g fill-rule="evenodd" fill="none" stroke-width="1" stroke="none"><g fill="#000000" transform="translate(-511.000000, -20.000000)"><g><path d="M556.869,30.41 C554.814,30.41 553.148,32.076 553.148,34.131 C553.148,36.186 554.814,37.852 556.869,37.852 C558.924,37.852 560.59,36.186 560.59,34.131 C560.59,32.076 558.924,30.41 556.869,30.41 M541,60.657 C535.114,60.657 530.342,55.887 530.342,50 C530.342,44.114 535.114,39.342 541,39.342 C546.887,39.342 551.658,44.114 551.658,50 C551.658,55.887 546.887,60.657 541,60.657 M541,33.886 C532.1,33.886 524.886,41.1 524.886,50 C524.886,58.899 532.1,66.113 541,66.113 C549.9,66.113 557.115,58.899 557.115,50 C557.115,41.1 549.9,33.886 541,33.886 M565.378,62.101 C565.244,65.022 564.756,66.606 564.346,67.663 C563.803,69.06 563.154,70.057 562.106,71.106 C561.058,72.155 560.06,72.803 558.662,73.347 C557.607,73.757 556.021,74.244 553.102,74.378 C549.944,74.521 548.997,74.552 541,74.552 C533.003,74.552 532.056,74.521 528.898,74.378 C525.979,74.244 524.393,73.757 523.338,73.347 C521.94,72.803 520.942,72.155 519.894,71.106 C518.846,70.057 518.197,69.06 517.654,67.663 C517.244,66.606 516.755,65.022 516.623,62.101 C516.479,58.943 516.448,57.996 516.448,50 C516.448,42.003 516.479,41.056 516.623,37.899 C516.755,34.978 517.244,33.391 517.654,32.338 C518.197,30.938 518.846,29.942 519.894,28.894 C520.942,27.846 521.94,27.196 523.338,26.654 C524.393,26.244 525.979,25.756 528.898,25.623 C532.057,25.479 533.004,25.448 541,25.448 C548.997,25.448 549.943,25.479 553.102,25.623 C556.021,25.756 557.607,26.244 558.662,26.654 C560.06,27.196 561.058,27.846 562.106,28.894 C563.154,29.942 563.803,30.938 564.346,32.338 C564.756,33.391 565.244,34.978 565.378,37.899 C565.522,41.056 565.552,42.003 565.552,50 C565.552,57.996 565.522,58.943 565.378,62.101 M570.82,37.631 C570.674,34.438 570.167,32.258 569.425,30.349 C568.659,28.377 567.633,26.702 565.965,25.035 C564.297,23.368 562.623,22.342 560.652,21.575 C558.743,20.834 556.562,20.326 553.369,20.18 C550.169,20.033 549.148,20 541,20 C532.853,20 531.831,20.033 528.631,20.18 C525.438,20.326 523.257,20.834 521.349,21.575 C519.376,22.342 517.703,23.368 516.035,25.035 C514.368,26.702 513.342,28.377 512.574,30.349 C511.834,32.258 511.326,34.438 511.181,37.631 C511.035,40.831 511,41.851 511,50 C511,58.147 511.035,59.17 511.181,62.369 C511.326,65.562 511.834,67.743 512.574,69.651 C513.342,71.625 514.368,73.296 516.035,74.965 C517.703,76.634 519.376,77.658 521.349,78.425 C523.257,79.167 525.438,79.673 528.631,79.82 C531.831,79.965 532.853,80.001 541,80.001 C549.148,80.001 550.169,79.965 553.369,79.82 C556.562,79.673 558.743,79.167 560.652,78.425 C562.623,77.658 564.297,76.634 565.965,74.965 C567.633,73.296 568.659,71.625 569.425,69.651 C570.167,67.743 570.674,65.562 570.82,62.369 C570.966,59.17 571,58.147 571,50 C571,41.851 570.966,40.831 570.82,37.631"></path></g></g></g></svg></div><div style="padding-top: 8px;"> <div style="color: #3897f0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 550; line-height: 18px;"> Lihat postingan ini di Instagram</div></div><div style="padding: 12.5% 0px;"></div> <div style="align-items: center; display: flex; flex-direction: row; margin-bottom: 14px;"><div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-bottom-left-radius: 50%; border-bottom-right-radius: 50%; border-radius: 50%; border-top-left-radius: 50%; border-top-right-radius: 50%; height: 12.5px; transform: translateX(0px) translateY(7px); width: 12.5px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; flex-grow: 0; height: 12.5px; margin-left: 2px; margin-right: 14px; transform: rotate(-45deg) translateX(3px) translateY(1px); width: 12.5px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-bottom-left-radius: 50%; border-bottom-right-radius: 50%; border-radius: 50%; border-top-left-radius: 50%; border-top-right-radius: 50%; height: 12.5px; transform: translateX(9px) translateY(-18px); width: 12.5px;"></div></div><div style="margin-left: 8px;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-bottom-left-radius: 50%; border-bottom-right-radius: 50%; border-radius: 50%; border-top-left-radius: 50%; border-top-right-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 20px; width: 20px;"></div> <div style="border-bottom-color: transparent; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 2px; border-bottom: 2px solid transparent; border-left-color: rgb(244, 244, 244); border-left-style: solid; border-left-width: 6px; border-left: 6px solid rgb(244, 244, 244); border-top-color: transparent; border-top-style: solid; border-top-width: 2px; border-top: 2px solid transparent; height: 0px; transform: translateX(16px) translateY(-4px) rotate(30deg); width: 0px;"></div></div><div style="margin-left: auto;"> <div style="border-right-color: transparent; border-right-style: solid; border-right-width: 8px; border-right: 8px solid transparent; border-top-color: rgb(244, 244, 244); border-top-style: solid; border-top-width: 8px; border-top: 8px solid rgb(244, 244, 244); transform: translateY(16px); width: 0px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; flex-grow: 0; height: 12px; transform: translateY(-4px); width: 16px;"></div> <div style="border-left-color: transparent; border-left-style: solid; border-left-width: 8px; border-left: 8px solid transparent; border-top-color: rgb(244, 244, 244); border-top-style: solid; border-top-width: 8px; border-top: 8px solid rgb(244, 244, 244); height: 0px; transform: translateY(-4px) translateX(8px); width: 0px;"></div></div></div> <div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center; margin-bottom: 6px;"> <div style="background-color: #f4f4f4; border-bottom-left-radius: 4px; border-bottom-right-radius: 4px; border-radius: 4px; border-top-left-radius: 4px; border-top-right-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 112px;"></div> <div style="background-color: #f4f4f4; border-bottom-left-radius: 4px; border-bottom-right-radius: 4px; border-radius: 4px; border-top-left-radius: 4px; border-top-right-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 144px;"></div></div></a><p style="color: #c9c8cd; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-top: 8px; overflow: hidden; padding: 8px 0px 7px; text-align: center; text-overflow: ellipsis; white-space: nowrap;"><a href="https://www.instagram.com/p/BMfOS8HDH5n/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" style="color: #c9c8cd; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 17px; text-decoration: none;" target="_blank">Sebuah kiriman dibagikan oleh inge (@noninge)</a> pada <time datetime="2016-11-06T23:54:21+00:00" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 17px;">6 Nov 2016 jam 3:54 PST</time></p></div></blockquote> <script async="" src="//www.instagram.com/embed.js"></script></center><p><span style="background-color: transparent;">Menanam kebaikan, insyaAllah akan menuai kebaikan pula. Benar, kan? Tapi pernah nggak, ketika memberi sesuatu entah apa kepada orang lain, tanpa sadar terbersit pemikiran, semoga gantinya lebih baik. </span></p><p><span></span></p><a name='more'></a>Sama halnya dengan ketika kehilangan, salah satu cara untuk mengikhlaskan kadang dengan berpikir âsemoga gantinya lebih baik!â Salah? Nggak juga sih.<p></p><p>Tapi seseorang pernah mengingatkan saya, âluruskan kembali niatâ, awalnya saya nggak ngeh dengan kalimat itu. Sampai kemudian dia berujar, niat membantu itu ikhlas tanpa mengharapkan balasan apapun, bahkan kepada Allah. Makdeg.</p><p>Ada satu cerita, dulu ketika saya kuliah dan mulai bekerja, ibu/mami sering banget tiba-tiba minta uang. Nggak banyak, seribu dua ribu. Awal-awal saya kasih, tapi ketika terus menerus saya mulai menggerutu. Kakak saya bilang, ih sama mami sendiri dimintain kok ngeluh. Nanti dibales Tuhan lebih banyak.</p><p>Nah, karena kata-kata itu saya ngasih sih ngasih, tapi mengurangi menggerutu, gantinya ngarep balesan. Apakah ada balasan? Ya mungkin atau pasti ada, tapi saat itu mungkin saya tidak menyadarinya. Saya terpatok âbalasan lebih banyakâ.</p><p>Sampai suatu hari, ketika tabungan saya cukup untuk membeli sesuatu yang saya inginkan, dan ternyata saat saya membeli ada diskon. Saat itu saya tidak menganggap itu sebagai balasan, tapi entah kemudian saya terpikir memberikan sisa dari tabungan saya untuk mami. Saat itu niat saya, pengen sekali-sekali kasih uang âbesarâ. Tanpa ada niat lain.</p><p>Tapi beberapa hari setelah kejadian itu, saya dapet kerjaan ngelesi anak SD yang cukup banyak, dan semua tanpa ada tawar menawar masalah pembayara. Pokoknya rasanya dimudahkan banget. Saat itu, tentu saya bersyukur tapi tak sampai yang berpikir, ah ini balesan dari yang kemarin. Sampai beberapa bulan kemudian, suamik (saat itu masih pacar) bilang, âyo iku berkah e nyenengno wong tuoâ</p><p>Sampai sekarang saya selalu mengingat, meluruskan niat itu penting banget. Masalah balasan itu sudah hak prerogratif Allah. Urusan langit, hehe.</p><p>Rejeki juga tak melulu masalah uang, terkadang rejeki juga bisa dalam bentuk jeweran ketika kita melakukan sesuati yang tidak benar. Atau kenaikan seseorang yang bahkan tidak pernah terpikirkan.</p><p>Satu cerita lagi, masih tentang ibu/mami saya. Ketika saya mengadakan penikahan (resepsi) keluarga saya tentu diikut sertakan, tapi karena satu dan lain hal tidak ada yang bisa hadir. Tapi mami memaksa datang, tapi tidak mau menginap. Iya, datang sebagai tamu! Mami memang tak suka menginap di tempat orang lain, kepikiran rumah digondol tikus!</p><p>Akhirnya beliau memaksa tetap berangkat ditemani tante saya. Bayangkan 2 orang yang sudah lumayan sepuh dari Malang ke Surabaya naik bus. Mau dijemput, nolak, bilang bisa naik taksi nanti sesampai di bungurasih. Kebayang nggak tahun 2010 naik bus dari ujung timur Surabaya ke ujung barat Surabaya. Tapi karena mami ngotot ya wes lah ya, uang bisa dicari, paling nggak mami sampai. </p><p>Cerita menariknya ketika dua orang sepuh ini sampai di bungur asih ditawari taksi, langsung deal harga. Dan tau nggak yang harusnya kalau biasanya bayar 75rban saat itu, mereka deal tanpa tawar menawar di harga 25rb! Sesuai uang yang memang mami rencanakan untuk bayar taksi. Kita memang tidak memberi tahu berapa biaya seharusnya, yang terpikir hanya, yang penting mami sampai.</p><p>Jadi ketika sampai, pada bingung mana taksinya? Siapa yang bayar? Dan ketika acara selesai mami baru cerita kronologisnya dengan santainya. Dan bilang âmurah ya, naik taksi disiniâ. Semua pada bengong. Hahaha.</p><p>Mami, ya kalau ingat cerita itu saya sekarang nggak heran lagi. Mengingat banyak hal baik yang mungkin bagi orang lain sepele tapi tetap mami lakukan. Menabur kebaikan ya, menuai kebaikan. Rejeki yang tak disangka. Dan itu yang saya pelajari dari mami.</p><p>Baca juga : <a href="https://www.noninge.com/2020/09/masih-ngeblog.html?m=0">Masih ngeblog?</a></p><p>Maap harusnya membahas tentang rejeki tak terduga, tapi jadi lebih banyak cerita tentang ibu/mami saya. Hehe, lagi kangen! Karena 4 tahun lalu, ditanggal ini 8 November, saya lagi di Malang nungguin mami yang lagi sakit, sengaja pulang ke Malang sendiri biar bisa jagain mami walau hanya semalam. Dan seminggu kemudian beliau berpulang. :)</p><div>Dan satu rejeki yang paling tidak akan bisa saya lupakan, yaitu diangkat sebagai anak oleh papi mami. Walau awalnya seperti tidak menerima bahwa saya hanya anak angkat, tapi saya bersyukur... Sangat-sangat bersyukur mereka mengangkat dan membesarkan saya. :)</div>non ingehttp://www.blogger.com/profile/00381695912059095609noreply@blogger.com1