Jan 16, 2021

2021 perlukah membuat resolusi?

Sebelum membicarakan tentang resolusi atau rencana-rencana di tahun 2021, saya menengok lagi ke 2020. Rasanya banyak rencana yang tinggal rencana, banyak keinginan yang harus tertunda. Berat, tapi mau tak mau harus di jalani. 

Seperti yang saya tulis di post sebelumnya bahwa, saya sebenarnya jarang sekali membuat resolusi. Rencana jangka panjang pun hanya sekedar dicatat dengan target yang mungkin hanya bertuliskan tahun. Target jangka pendek, kadang semua dijalani mengalir saja. 

Baca juga : Ngeblog susah?

Mengapa seperti itu, terkadang saya ketika memiliki suatu yang sudah benar-benar direncakan dengan sangat detail, berusaha sedemikian rupa agar terwujud. Baik? Ya tentu kalau hanya seperti itu mungkin baik, namun pertanyaannya bukan lagi apakah baik atau tidak, tetapi bagaimana dampaknya jika rencana itu tidak berhasil dijalani.

Seperti yang terjadi di 2020, beberapa rencana bubar jalan. 

Mungkin sebagian orang, target tak terlaksana, ya sudah bisa ditargetkan lagi. Mungkin saya tidak bisa dengan mudah seperti itu, saya jadi kepikiran mendekati deadline sudah bingung sendiri. Walau mungkin kalaupun rencana itu tidak tercapai ya, nggak apa-apa. Tapi rasanya kecewa aja gitu sama diri sendiri. Padahal mungkin yang membuat tidak bisa terjadi di luar kuasa kita sendiri.

“Sebaik-baiknya rencana manusia, lebih baik lagi rencana Allah.”

Saya berpegang pada kalimat itu, dan kemudian mulai membicarakan dengan suami. Dan kami memutuskan bahwa rencana hanya dibuat secara garis besar saja, tak perlu mendetail kapan harus terlaksana. Bahkan mungkin yang berhubungan dengan keuangan. Bukan berarti kami tidak mengatur keuangan, namun tak kemudian muluk nabung harus sampai sekian-sekian dalam berapa bulan atau tahun.

Seseorang pernah bertanya : lantas, seperti keperluan sekolah anak? Apa tidak harus diplaning.

Tentu sedikit membuat rencana, tapi kembali lagi kami tak benar-benar menargetkan secara spesifik. Hal ini kami lakukan juga karena pengalaman dengan anak-anak kami. Saat Ziandra baru lahir, bahkan berumur 2tahun, kami tidak ada rencana menyekolahkan ke TK tempat dia akhirnya bersekolah. Karena menurut kami terlalu mahal. Tapi ternyata dengan caraNya Allah kasih jalan, sampai akhirnya mereka bisa bersekolah di sana.

Jadi bagaimana dengan 2021? Apa saja yang saya rencanakan?

Lebih bisa mengatur waktu.

Dengan anak-anak bersekolah dari rumah, rasanya penjelasan dark guru melalui video atau meet secara online kurang untuk mereka bisa memahami materi. Di sini saya kadang tak bisa membagi waktu antara mendampingi anak-anak, masak dan mengatur rumah. Walau anak-anak sudah mulai banyak bisa melakukan apa-apa sendiri, rasanya saya masih belum benar-benar menghandle semua dengan baik. Belum lagi waktu untuk me time


Lebih rajin membaca buku.

Ini salah satu rencana yang ikut bubar di 2020. Dulu mikir, anak-anak sudah sekolah waktu untuk me time lebih banyak, jadi bisa lebih lama memegang buku. Ketika anak sekolah dari rumah, ketika pegang buku tiba-tiba mata menjadi berat. Hahaha. 


Lebih rajin berolahraga

Alhamdulillah, awal 2021 sudah ACC suami untuk ikutan berenang saat anak-anak les berenang. Semoga saya nya bisa terhindar dari kemalasan.

Belajar terus dunia fotografi

Saat 2020 dan harus di rumah saja, kemudian ada challange foto NBS salah satu cara membuat saya akhirnya lebih banyak mengenal dunia fotografi. Banyak membaca, walau mungkin saat ini saya belum mengikuti banyak workshop, tetapi setidaknya selain rajin membaca macam-macam teori fotografi, juga harus rajin mempraktekkannya.


Mencari dan mempelajari metode belajar anak.

Memiliki dua anak yang hanya berjarak 1,5tahun namun keduanya berbeda dalam banyak hal, terkadang membuat emak harus ekstra belajar. Terutama dalam mengenali dan mencarikan metode yang tepat agar anak lebih mudah memahami apa yang sedang dipelajari. Selain itu rasanya saya juga perlu mulai mencari banyak soal-soal yang membuat anak tertarik, khususnya di pelajaran matematika dan bahasa Inggris.


Memberi lebih kepercayaan pada anak.

Sejak sekolah di rumah, saya seperti menjadi mandor bagi anak-anak dibandingkan sebagai rekan. Di tahun ini saya ingin lebih mengurangi “kemandoran” saya dengan memberikan mereka kepercayaan mengatur waktu. Memberikan kepercayaan pada mereka untuk ikut benar-benar membantu mengerjakan pekerjaan rumah yang mereka inginkan. Seperti membantu masak, atau mengatur kamar. Biasanya mereka membantu dan menuruti keinginan saya. Saatnya mereka juga bisa ikut mengatur rumah.


Belajar lebih banyak resep.

Rasanya selama ini kok masaknya itu-itu saja. Sebulan ya diputar seputaran itu saja. Hahaha. Mungkin ini bisa berkaitan dengan poin sebelumnya dimana saya bisa melibatkan anak-anak. Belajar bersama.


Terasa spesifik, namun itu tanpa target muluk harus segera terlaksana, semua berjalan seiring waktu. Bagaimana dengan rencanamu di 2021 ini. Semoga pandemi segera berakhir ya.


No comments:

Post a Comment