Kok gak mau

Beberapa waktu lalu saudara sepupu Ziandra ada yang ke rumah eyang ti, yang notabene letaknya persis depan rumah kita. Usia hanya terpaut 3 bulan lebih muda dari Ziandra, dan tahun ini pun mulai masuk sekolah.

Tak ada yang aneh dengan kedatangan sepupu Ziandra, mereka asyik bermain dan berceloteh. Hingga saat dia akan pulang, terjadi percakapan ini.

Eyang Ti : Alia besok sekolah ya.
Alia : Emoh.

Eyang Ti : Loh kenapa?
Alia : Males, nggak seru.

Percakapan tentunya berlanjut dengan bujukan dan nasihat. Tapi percakapan singkat itu yang sepertinya paling di   Ziandra. Dia tidak meniru, justru bertanya setelah kami tiba di rumah dan sepupunya itu pulang.

Ziandra : Bu, Alia kok nggak mau sekolah?
Saya : Mungkin masih sakit, kata pakdhe (ayah alia) kemarin alia habis sakit.

Ziandra : Kata Alia, Alia males. Nggak seru.
Saya : Ooooh (bingung mau jawab apa, jangan sampe kena jebakan batman yg berujung Ziandra tiru2)

Ziandra : Padahal loh, sekolah enak ya bu. Ke sawah, ke masjid, berenang, makan bareng sama teman, ada lomba.
Saya : Seru ya sekolah itu.

Ziandra : Iya, nanti kalau nggak masuk kasihan bu guru nungguin.
Saya : Hu um, mas yang rajin ya sekolah.

Ziandra : *cuman mengangguk, lanjut makan pentol*

Alhamdulillah, dari percakapan itu saya makin yakin Ziandra enjoy sekolah walau masih TK dan hampir full day. Kegiatan yang tidak menjemukan yang diberikan dan mungkin juga cara guru menyampaikan materi membuat dia suka pergi ke sekolah.

Ucapan terakhir Ziandra bisa dikatakan salah satu pilihan kalimat yang saya pilih untuk membuatnya mau sekolah, juga bangun pagi. Saya saat membangunkannya pagi dan dia terlihat malas-malasan maka saya bilang "ayo, mas... nanti telat loh... kasihan bu gurunya nanti nungguin mas."

Saya jarang menggunakan alasan "nanti di marah bu guru loh!" atau "ih, sudah TK kok gitu." Sebisa mungkin tak menggunakan kalimat itu, karena bisa membuatnya merasa takut akan guru atau terbebani dengan status anak TKnya.