Jan 13, 2017

Laporan Pengembangan Diri

Tanggal 6 Januari kemarin, Ziandra terima Laporan Pengembangan Diri atau mungkin biasa dibilangnya rapotan. Lucu juga, rapotan diadakan setelah libur semester.

Tetapi, ternyata kepala sekolahnya memiliki pandangan tersendiri. Alasan yang dikemukakan saat itu adalah kalau sebelum libur semester biasanya bebarengan dengan anak-anak SD, dan dari pengalaman sebelumnya ketika rapotan diadakan bebarengan akhirnya orang tua yangmemiliki anak duduk di bangku SD dan TK lebih mendahulukan mengambil rapot yang di SD.

Sedangkan pengambilan rapot di TK bukan sekedar pengambilan rapot saja, seperti kemarin ada juga bincang-bincang dengan psikolog.

Gimana rapot Ziandra?

Baru kali ini terima rapot, dan rapotnya ada 3 buku, dan ada tambahan 1buku hasil psikotest.
1 buku berisi pencapaian dibidang akademik, seperti kognitif-nya, fisik motorik kasar dan halus, seni, berbahasa, dll. 1 buku lainnya berisi seputar pencapaian dibidang agama seperti hafalan surat pendek apa saja yang sudah Ziandra hafalkan, doa-doa hariannya, hadist, akhlaqul kharimah, dll. Dan 1 buku lagi pencapaian dibidang ekstranya, seperti bahasa inggris, komputer, melukis, tari, vokal.

Ekstra itu diajarkan bukan di jam tambahan seperti anak SD atau SMP, tetapi diselipkan dalam 5 hari dalam seminggu masa belajarnya.

Alhamdulillah, keterangan yang diberikan dalam rapotnya sangat detail. Saya jadi makin tau mana yang mungkin bisa mulai saya kenalkan atau saya singgung di rumah untuk Ziandra. Yup, untuk masa TK ini sistem belajar yang saya terapkan bukan duduk manis dibalik meja, tetapi saya sisipkan saat anak-anak sedang bermain, atau jika itu bentuk hafalan doa atau surat pendek maka saya lakukan sebelum anak-anak tidur.

Selain rapot, hal menarik yang saya dapat ketika mengambil rapot kali pertama ini adalah bincang-bincang dengan seorang psikolog.

Setelah psikolog tersebut melihat hasil psikotest Ziandra, saya sempat bertanya "Ziandra ini sudah bisa baca-tulis-hitung, dan untuk ngajinya dia sudah Al-Qur'an. Yang bisa dikatakan menjadi masalah sekarang adalah Ziandra sudah tidak mau lagi ngaji di tempat dia belajar ngaji, saya menyimpulkan karena tidak ada tantangan buat dia selain mungkin teman-temannya masih di tahap iqro', apakah ini tidak akan menjadi masalah yang lebih lagi nantinya?"

Saya bertanya begitu, karena memang yang menjadi kekhawatiran saya adalah nanti ketika SD dia bosan karena sudah bisa yang mungkin kebanyakan kawannya belum bisa.

Psikolog tersebut bertanya, "belajarnya disuruh?"

Saya jawab, "Tidak, Ziandra saat belajar baca juga keinginannya sendiri, saya kenalkan memang tapi selebihnya keinginannya sendiri. Begitupun dengan berhitung, saat dia belajar penjumlahan dia tertantang, setelah mulai bisa dan kemudian di toko buku ketemu buku pengurangan dia tertantang dan minta diajari. Ya, masa' saya tolak? Sekarang sudah bisa pengurangan, dia seperti mencari lagi buku mana yang dia belum bisa."

Kata psikolog, ya cukup belajar itu saja diulang-ulang dengan tingkat kesulitan yang ditambah. Selain itu juga mulai kenalkan dengan permainan yang melatoh otak kanan, contoh puzzle.

Dalam hati saya, laaaaah... Puzzle besar mah buat Ziandra udah katam dari dia usia 4tahun.

Okeee... Jadi sekarang PR emaknya adalah mencarikan dia permaianan yang berhubungan dengan pelatihan otak kanan. Hehehe. Ada masukan??

Ah ya, psikolognya juga sempat bilang "bu... kalau bisa anaknya jangan dimasukkan di sekolah negeri ya... Takutnya gurunya nggak memahami kelebihan anak njenengan." #eaaaa

Dan ya, itu salah satu yang saya suka dari TK tempat Ziandra sekarang belajar. Ziandra oleh guru ya diminta membawa buku bacaan yang dia suka, atau kertas dan crayon sendiri. Karena apa, ketika dia dengan cepat mengerjakan tugas, selagi menunggu temannya dia bisa melakukan hal yang dia sukai, membaca atau menggambar.


8 comments:

  1. Huaaa Keren Ziandra.
    Jadinya hrs selalu ada kgiatan ya non utk mas. Dia selalu unggul dari tmn2 ya. Ponakanku usianya 3+ tapi udah bisa baca trus dia bilang ibunya, ngga mau skul..
    Sama kaya ziandra, ngga disuruh tapi mau bljr..cinta dgn blajar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya... Kalau ke sekolah dia sama gurunya diminta untuk bawa buku bacaan atau buku menggambar. Pokok apa yang dia suka jadi kalau selesai duluan gak ganggu temennya.

      Delete
  2. pinternya mas ziandra udah bisa membaca Al Quran, jd pengen jg merasakan menerima rapot anak hehehe tp masih lama Iyas masuk sekolah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Paud dulu juga ada rapotan sih, tapi TK ini bener-bener kerasa rapotannya karena detail banget nunjukin perkembangan anak. Hehe

      Delete
  3. otak kanan setahuku sih gambar mbak yang paling gampang, itu aja... gambar kan kesulitannya banyak tahap tuh ya kan
    selain itu kurang tahu sih, apakah zi suka kesenian tertentu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seni... Ya dia suka mewarnai gitu dan sekarang mulai gambar-gambar. Hehehe

      Delete
  4. Printable coloring book aja say.
    Drpd beli buku coloring. Hihihi.

    Aku suka loh model sekolah yg ngasih laporan detail gini. Berarti anak kita bener2 diperhatikan bakat dan minatnya

    ReplyDelete
  5. seneng ya, kalo ngambil raport, tapi ada sesi sharing dgn psikolog, jadi kita akan lebih tau perkembangan anak selama di sekolah

    ReplyDelete