Sep 9, 2016

Ada Apa Dengan Cinta

Aaaaaak, akhirnya nonton film ini juga. Udah baca banyak banget review, dan nggak sedikit yang mengandung spoiler. Tapi ya, tetep ada rasa penasaran sih. Setelah beli dvd nya beberapa waktu lalu, baru sempet nonton kemarin. Awalnya sih niat nonton dari yang pertama, tapi karena ngawalinya sah malem, jadi ya urung deh.

Ada apa dengan cinta? #2



Cinta, berkumpul lagi dengan sahabat-sahabatnya di masa SMA. Milly, Maura, dan Karmen. Yup, tanpa Alya. Disini, Maura sudah menikah dan memiliki cukup banyak anak, sedangkan Milly tengah mengandung anak pertamanya. Sedang Karmen, juga sudah menikah namun pernikahannya kandas karena suaminya yang berselingkuh. Dan saat mereka berkumpul itu adalah saat Karmen juga baru selesai menjalankan rehapnya karena ketahuan sedang coba-coba menggunakan narkoba.

Bagimana dengan Cinta?

Cinta, belum menikah. Namun ia tengah menjalin hubungan dengan seorang pria, Trian, dan saat ia berkumpul lagi dengan teman-temannya selain menyampaikan rencana untuk berlibur ke Jogja pada Karmen, ia juga mengumumkan bahwa Trian telah melamarnya. Dan, ia menerima.

Lalu Rangga?

Rangga berada di New York, bekerja disebuah kedai kopi yang sekaligus adalah miliknya. Dan dia single. Ia memiliki alasan yang cukup kuat untuk pulang ke Indonesia, walau awalnya iun sempat ragu.

Hubungan Rangga dan Cinta yang diceritakan dalam film pertama, bahwa mereka tetap menjalin hubungan walau Rangga pindah ke New York memang terjadi. Diceritakan dalam film ke dua ini bahwa Cinta pun sempat berlibur bersama keluarganya ke New York, bertemu dengan Rangga. Namun setelah itu mereka putus, dengan rangga memutuskan Cinta hanya melalui surat.

Nah, disinilah yang mungkin akhirnya menjadi duri dalam daging. Keputusan Rangga yang sepihak dan tanpa penjelasan apapun membuat Cinta seakan masih menunggu penjelasan Rangga. Ya, walau Cinta akhirnya bisa move on, tapi ternyata masih ada ganjalan di hatinya.

Lalu, begaimana akhirnya mereka bertemu? Apa yang terjadi?

Tonton sendiriiii 😝😝

***

Saya nonton film ini dengan suami saat anak-anak sudah tidur. Awalnya saya nonton sendiri sih, karena suami belum pulang kerja, tapi saat film masih berjalan beberapa puluh menit eh suami pulang dan setelah minta di pause supaya dia bisa ikut nonton setelah bersih-bersih badan dulu. Muahahaha.

Secara keseluruhan saya suka dengan filmnya, walau ada bagian yang... 'Eh eh eh... kok gitu'. Dan ya, saya nggak menghubungkan film ini dengan cerita yang sempat ada di Line. Tapi semuanya buat saya masih dalam tahap wajar. Mulai alasan Rangga putus, hingga akhirnya mereka bertemu dan menjalani satu hari satu malam di Jogja berdua, juga alasan Karmen atas apa yang dia lakukan untuk Cinta dan Rangga.

Karakter masing-masing tokoh buat saya masih melekat kuat sih, Cinta yang walau sudah dewasa masih terlihat dikit 'songgong'nya. Rangga dengan sinisnya. Begitu juga dengan teman-teman Cinta.

Entah kenapa saya rasa dapet banget tatapan sukanya Rangga ke Cinta.

Beberapa hal sempat saya bahas sedikit dengan suami, lebih tepatnya saling berkomentar disela nonton. Mulai dari Nicolas dan Dian yang wajahnya makin tua makin ganteng dan cakep, hahahaha. Hingga saya sempat bertanya, "menurut ayah, Rangga termasuk yang jadi perusak hubungan orang nggak?"

Kata ayah, yang saya aminin juga sih. Ya masuk laaaah, terlebih ketika Rangga memberikan puisi yang dibuatnya di pesawat untuk Cinta. Juga yang selalu menggunakan alasan "setelah ini kam kita nggak ketemu lagi" #eaaaa

Tapi, mending mereka ketemu sebelum salah satu (atau bahkan keduanya) menikah sih. Bisa makin runyam kan? Dan kasus yang kaya' gini sepertinya banyak ya terjadi, ketemu mantan saat sudah memutuskan ke jenjang yang lebih bersama pasangan yang sekarang.

Suami sempet nyelatuk, sebenernya sih mending cowoknya Cinta gak ketemu Rangga dan gak perlu ada marah-marahan, biar lebih ngalir aja gitu bingungnya Cinta. Muahahahaha. Segini aja bikin galau apalagi kaya' begitu yak.

Beneran ya, film ini bikin baper terlebih saat Rangga dan Cinta menhabiskan waktu di Jogja berdua, dimana bisa menunjukkan gimana rasa yang mereka miliki, terlebih mereka memiliki ketertarikan yang sama akan seni dan sastra. Nggak berlebih, tapi tetep ngena.




6 comments:

  1. huwaa akhirya mbak inge nonton jugaaak
    btw mbak nonton di cd atau softcopy? mau ih softcopynya haahaha pengen nonton lagi dakuuu. mbak kalo udah ada bukunya kasih tau akyu ya, aku ambil sekalian baliki buku.

    ReplyDelete
  2. Mb inge, pas mb posting ini kok ya samaan gitu aku bar nonton strimingan aadc di web online, eh udah ada loh onlinenya wkwkwk

    ReplyDelete
  3. ah belum nonton film ini ketinggalan banget ya aku hehehe

    ReplyDelete
  4. Ahh aku blum tergerak buat nonton sampe sekarang. Yang pertama aku nonton di tivi. Yang kedua, kali2 mbesok waktu diputar di tivi baru aku (nda sengaja) nonton
    Ahh kalo pas gini jadi berasa kalo udah ga (terlalu) muda lagih

    ReplyDelete
  5. Akuuu maauuu softcopynya. Hahahaha

    ReplyDelete