Jul 14, 2016

Lupa

'Hai...,' sapa Amel sambil menepuk bahuku, sesaat sebelum dia duduk di hadapanku.


Sedikit kaget aku rasakan, karena saat dia datang aku sedang asyik dengan lamunku.

'Ngelamun apa, sampe kaget gitu?' Ah, ternyata dia menyadarinya juga.

'Kamu, ingat dia?' Tanyaku sambil menyodorkan smartphoneku.

'Kenapa emang?' Ia balik bertanya, setelah akhirnya mengangsurkan kembali smartphoneku.

Dari pertanyaannya itu, aku tahu dia mengenal sosok dalam foto itu.

'Aku lupa siapa dia.' Jawabku sambil memandangi lekat foto itu.

'Lupa? Serius?' Jawabnya kaget, sedikit tatapan menyelidik. Walau sesaat kemudian ia sudah kembali seakan tak ada hal yang mengagetkannya.

'Memang apa yang harusnya aku ingat?'

'Ah, sudah lah... ada baiknya kamu lupa tentang orang itu?'

'Kenapa?' Tanyaku makin penasaran.

'Sudahlah, anggap saja doamu dikabulkan Tuhan. Kamu dulu berusaha melupakannya, dan sekarang kamu benar-benar lupa. Baguskan?'

'Aku dulu, berusaha melupakannya? Apa aku pernah amnesia?' 

'Entah apa namanya, tapi kamu nggak lupa hal lainnya kan? Hanya lupa akan sosok itu?'

'Itulah, aku merasa dekat dengan sosok itu, tapi mengapa aku lupa tentangnya?'

'Sudahlah, syukuri saja. Ayo, anterin aku ke gramed. Ada buku bagus yang baru terbit.' Ujarnya sambil menggandeng tanganku, mungkin lebih tepatnya menarik tanganku.

1 comment:

  1. jangan jangan yang di foto itu orang yang dicintai tokoh aku hihihi
    *asal nebak

    ReplyDelete