May 11, 2016

Guru.

Kalau lagi ngomongin guru, apa yang kalian ingat?

Guru paling ramah... guru killer... atau apa?

Kalau saya, ngomongin guru yang paling saya ingat adalah guru matematika saat saya SMP dan SMA. Entah kenapa kok guru matematika saja terkenal killer. Takt mas diajar oleh mereka, pastinya. Tapi entah kenapa nggak membuat saya trauma atau jadi nggak suka sama pelajaran matematika. Jatuh cinta malah, sampe akhirnya kuliah ambil jurusan matematika. Hahaha.
Guru, pahlawan tanpa tanda jasa. Yup, itu salah satu predikat untuk para pengajar. Walau dulu, sempat ada teman bercelatuk, sepertinya sekarang julukan itu nggak berlaku untuk semua guru deh... lah wong mereka sering ikutan demo minta kenaikan gaji. Dulu orang ogah jadi guru, sekarang malah rebutan jadi guru, melihat gaji dan tunjangan yang menggiurkan.

Waktu itu saya cuman ketawa menanggapi itu. Karena saya nggak pernah berada di posisi sebagai seorang guru. Kerja dari jam berapa sampai jam berapa, belum lagi kalau bawa koreksian ke rumah, belum lagi hadapi tingkah polah sedemikian banyak murid. Gak ngebayangin jika gaji yang diberi alakadarnya.

Kenapa saya tiba-tiba ngomongin guru?

Ini karena tadi sore saya lihat salah satu teman saya share posting seseorang (yang entah siapa) berisi dua video. Salah satu video menunjukkan ketika seorang guru menghukum muridnya dengan menjewer, sebanyak 10 kali sepertinya. Dan video selanjutnya menunjukkan wali murid yang marah-marah di ruang rapat pada pihak sekolah dan guru tersebut atas tindakan (hukuman jewer) yang dilakukan guru tadi.

Yang saya pikirkan 'susah ya jadi guru jaman sekarang'. Terlebih saat melihat video saat orang tua murid marah-marah pada guru tersebut. Sampai bawa-bawa biaya melahirkan yang kian mahal, bawa-bawa gaji segala. Belum lagi baca komentar yang masuk... Ckckck rada miris.

Saya sempat komentar, lebay ah. Teman saya bertanya, 'kalo anakmu yang digitukan tega?' 

Jawaban saya sih, ya kudu tega. Dengan catatan, anak saya benar-benar melakukan kesalahan, sudah diperingtkan. Anak salah ya memang harus dihukum. Walau ya, nggak dibenarkan juga hukuman fisik. Tapi, pilih mana dibanding anak dihukum keluar kelas sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran?

Satu hal lagi, kenapa harus disebar sedemikian rupa? Toh, ending yang diinginkan sudah tercapai. Guru dinonaktifkan. Kalau ingin memberi peringatan untuk orang tua lain saya rasa ada cara share berita yang lebih elegan.

Saya pernah lihat meme, yang gambarnya menunjukkan perbedaan guru di jaman sekarang dan di masa lalu. Kalau guru jaman sekarang ngehukum anak, anak lapor orang tua, orang tua ngelabrak guru ya. Jaman dulu, guru hukum anak, anak lapor orang tua, orang tua... nambahin hukumannya. Hehehe.

Protes ke guru boleh kok, meminta penjelasan kenapa guru sampai melakukan tindakan itu. Coba misal guru sampai kasih jawaban, 'anak ibu sudah berulang kali diperingatkan tapi tidak menggubris', apa nggak malu orang tuanya?

Mungkin pemikirn saya terlalu jauh, tapi nggak menutup kemungkinan kan anak jadi tidak lagi punya respek pada guru akibat hal ini. Halah.... Aku nggak belajar nggak apa, nanti kalau sampe guruku marah dan ngehukum aku laporin aja ke ortu biar dilabrak. Jreeeeeeng....

1 comment:

  1. Guru tk ku, bu atun... Baik banget, klo marah ngga bisa, beliau nangis... Curhat di depan kelas, dan anak tk pun terdiam

    ReplyDelete